Penelitian Sebut Penularan Covid-19 dalam Pesawat Sangat Rendah Jika Pakai Masker
Merdeka.com - Risiko penularan virus corona dalam penerbangan sangat rendah, menurut hasil penelitian Departemen Pertahanan AS yang dirilis pada Kamis. Ini merupakan sinyal positif industri penerbangan yang sangat terdampak pandemi virus corona.
Penelitian ini menemukan, saat penumpang yang duduk mengenakan masker, rata-rata 0,003 persen partikel udara dalam zona pernapasan di sekitar kepala seseorang dapat menular, bahkan ketika setiap kursi terisi.
Pengujian berasumsi hanya ada satu orang terinfeksi di dalam pesawat dan tidak mensimulasikan efek pergerakan penumpang di sekitar kabin.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Apa yang dimaksud dengan "safe flight"? Safe flight sendiri merupakan kata lain dari terbang dengan aman. Kata ini sering kali digunakan seseorang yang hendak menempuh penerbangan.
-
Kenapa penggunaan tetes hidung saline bisa mengurangi penularan virus? Menurut hasil studi, penularan virus di rumah tangga menurun dari 61% dengan perawatan biasa menjadi 46% ketika tetes hidung saline digunakan.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
Penelitian ini, yang dilakukan di dalam pesawat United Airlines Boeing 777 dan 767, menunjukkan bahwa masker membantu meminimalisir paparan tertular ketika seseorang batuk, bahkan penumpang yang kursinya berdekatan.
Sekitar 99,99 persen partikel disaring keluar kabin dalam enam menit karena cepatnya sirkulasi udara, diturunkan ventilasi udara dan sistem penyaringan dalam pesawat.
Diperkirakan untuk mencapai dosis penularan, seorang penumpang perlu terbang 54 jam dalam pesawat dengan orang yang tertular virus corona.
United Airlines, yang juga menyiapkan pilot untuk pengujian tersebut, berupaya keras mempresentasikan hasil penelitian yang menguntungkan itu.
"Hasil ini, berarti peluang Anda terkena Covid di pesawat United hampir tidak ada, bahkan jika pesawat Anda penuh," jelas Kepala Pelanggan United Airlines, Toby Enqvist, dikutip dari France 24, Jumat (16/10).
Penelitian tersebut dipimpin dan didanai Transportation Command, yang mengoperasikan penerbangan Patriot Express menggunakan pesawar komersial seperti United Airlines untuk anggota militer dan keluarga.
Penelitian selama enam bulan melibatkan 300 pengujian selama 38 jam penerbangan dan 45 jam pengujian di darat. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan partikel berukuran sama dengan virus corona di seluruh kabin pesawat berdasarkan bagian, yang masing-masing memiliki 42 sensor yang mewakili penumpang lain yang berpotensi bersentuhan dengan partikel tersebut.
Setiap pengujian melepaskan 180 juta partikel - jumlah partikel yang dihasilkan batuk ribuan kali.
Peserta penelitian termasuk Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) dan Boeing Co.
Pekan lalu, produsen pesawat Boeing, Airbus SE dan Embraer SA merilis publikasi bersama yang menunjukkan filter udara kabin membatasi penyebaran virus di pesawat mereka.
Kesimpulan mereka didasarkan pada penelitian dinamika fluida komputasi yang mensimulasikan bagaimana partikel bergerak di sekitar kabin.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengatakan telah mengidentifikasi hanya 44 kasus Covid-19 terkait penerbangan sejak awal 2020 versus sekitar 1,2 miliar penumpang yang telah melakukan perjalanan selama waktu itu.
Meskipun "tidak ada yang sepenuhnya bebas risiko," kasus yang dipublikasikan tentang potensi penularan Covid-19 dalam penerbangan menunjukkan "risiko tertular virus di pesawat tampaknya berada dalam kategori yang sama seperti tersambar petir," jelas Direktur Jenderal IATA, Alexandre de Juniac. (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaMenggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.
Baca SelengkapnyaIni penyebab umumnya pesawat terkena turbulensi saat di udara.
Baca SelengkapnyaPemerintah resmi mencabut aturan menggunakan masker
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPenggunaan masker di angkutan umum DKI Jakarta kini mulai ditiadakan. Namun jika tengah dalam kondisi kesehatan menurun, maka disarankan tetap tetap menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaSterilisasi yang dilakukannya dengan cara penyemprotan cairan disinfeksi khusus di area pesawat sesuai dengan standar operasional dan prosedur yang berlaku.
Baca Selengkapnya