Penelitian: Suntikan Dosis Ketiga Vaksin Covid-19 Tidak Perlu
Merdeka.com - Vaksin sudah cukup efektif dalam mencegah kasus Covid-19 yang parah sehingga masyarakat umum tidak perlu diberikan dosis ketiga. Demikian berdasarkan laporan The Lancet pada Senin.
Beberapa negara sudah mulai memberikan dosis ekstra karena khawatir dengan penyebaran varian Delta yang lebih berbahaya. WHO kemudian meminta sejumlah negara menunda suntikkan ketiga di tengah kekhawatiran menipisnya persediaan vaksin untuk negara miskin, di mana jutaan orang belum menerima suntikan dosis pertamanya.
Berdasarkan laporan baru para peneliti, termasuk dari WHO, menyimpulkan walaupun adanya ancaman dari varian Delta, "dosis tambahan untuk masyarakat umum tidak tepat di masa pandemi ini."
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
Penulis, yang meninjau studi observasi dan percobaan klinik, menemukan vaksin tetap sangat efektif melawan gejala parah dari Covid-19, seluruh varian virus termasuk Delta, meskipun memiliki keberhasilan rendah dalam mencegah kasus tanpa gejala.
"Secara keseluruhan, penelitianyang tersedia saat ini tidak memberikan bukti yang terpercaya mengenai penurunan perlindungan melawan penyakit parah, yang merupakan tujuan utama dari vaksinasi," jelas penulis utama Ana-Maria Henao-Restrepo, dari WHO, dikutip dari AFP, Selasa (14/9).
Dia menjelaskan dosis vaksin harus diprioritaskan untuk orang-orang di seluruh dunia yang masih menunggu untuk divaksinasi.
Negara seperti Prancis telah memberikan suntikan dosis ketiga untuk lansia dan orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya bermasalah. Sementara itu Israel memberikan dosis ketiga untuk anak-anak 12 tahun dan lansia setelah lima bulan menerima dosis kedua.
Belum lama ini, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta sejumlah negara menunda pemberian dosis ketiga sampai akhir tahun ini, mendesak seluruh negara untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi mereka di akhir bulan ini, dan setidaknya 40 persen di akhir tahun ini.
Penelitian The Lancet menyimpulkan varian yang sekarang belum cukup mengembangkan penghindaran respon imun yang diberikan oleh vaksin saat ini.
Penulis berpendapat, jika mutasi virus baru muncul dapat menghindari respon ini, akan lebih baik untuk memberikan vaksin tambahan yang dimodifikasi untuk varian yang lebih baru, daripada memberikan dosis ketiga dari vaksin yang ada saat ini.
Reporter magang: Ramel Maulynda Rachma
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca Selengkapnya