Penelitian Terbaru Ilmuwan Jerman Ungkap Asal-Usul Covid, Kesimpulannya Mengejutkan
Merdeka.com - Berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan tim ilmuwan asal Amerika Serikat (AS) dan Jerman menunjukkan kalau virus Covid-19 adalah virus buatan laboratorium.
Tim ilmuwan itu menemukan struktur utama virus Covid-19, Sars-CoV-2 mirip dengan struktur virus sintetis buatan laboratorium. Mereka juga menemukan virus penyebab Covid-19 dimodifikasi secara genetik.
Penelitian yang akan dipublikasi pekan ini juga menunjukkan ketiga ilmuwan itu berhasil menemukan elemen struktur genetik berulang. Adanya struktur berulang menunjukkan kalau genom virus ini telah “dijahit” dengan virus lain.
-
Kenapa virus punya bentuk berbeda? Bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Di mana para ilmuwan menemukan virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
“Untuk membuat virus di laboratorium, peneliti biasanya merekayasa genom virus untuk menambah dan menghapus situs jahitan, yang disebut situs pembatasan. Cara para peneliti memodifikasi situs-situs ini dapat berfungsi sebagai sidik jari perakitan genom,” jelas penelitian yang belum dikaji sesama peneliti itu, seperti dilansir Russia Today, Ahad (23/10).
Penelitian itu juga menjelaskan virus Sars-CoV-2 berbeda dengan virus corona liar atau yang muncul alami. Tetapi virus Sars-CoV-2 mirip dengan virus yang dibentuk di laboratorium. Genom virus itu juga menunjukkan adanya mutasi diam yang berbeda dari virus lain.
Bahkan mutasi virus Sars-CoV-2 sangat tidak mungkin terjadi karena evolusi, jelas penelitian.
“Virusnya (Covid-19) adalah 99,9 persen tiruan, mungkin dimanipulasi, salinan virus alami,” jelas salah satu anggota tim ilmuwan dari Universitas Wuerzburg, Jerman, Valentin Bruttel.
Bruttel juga mengungkap dalam penelitian ini dia menemukan tanda-tanda manipulasi yang mirip pada obat-obat penyakit auto-imun yang sering dia buat dalam laboratorium. Keanehan dalam genom viruslah yang menjadikan Bruttel penasaran akan asal usul virus Covid-19.
Namun penelitian yang dilakukan Bruttel bersama Alex Washburne dari pusat penelitian Selva Analytics, AS dan Antonius VanDongen dari Universitas Duke, AS disangkal oleh ahli imunologi lainnya. Ahli imunologi dari Institut Penelitian Scripps California, Kristian Andersen menyatakan kalau penelitian ini adalah omong kosong.
Bahkan dia menjelaskan kalau penelitian ini sangat “cacat” dan tidak sesuai dengan biologi molekuler tingkat rendah. Andersen bahkan menjelaskan analisisnya terhadap genom Sars-CoV-2 melalui akun Twitternya.
Ahli virologi Jerman, Friedemann Weber juga mengungkap tanda-tanda yang ditemukan Bruttel dan rekan ilmuwannya pada Sars-CoV-2 tidak mampu menunjukkan kalau virus itu berasal dari laboratorium.
Bagi Weber, manipulasi genetik pada virus dapat terjadi secara alami. Dia juga menjelaskan kalau penelitian yang dilakukan Bruttel dan timnya dapat dilakukan semua orang.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaPemahaman mengenai ciri-ciri dan bentuk virus menjadi kunci penting dalam mengungkap misteri tentang bagaimana virus itu sebenarnya.
Baca SelengkapnyaIni merupakan sebuah rekor penciptaan virus yang mampu 'membasmi' manusia dalam 3 hari.
Baca SelengkapnyaPenemuan ini menunjukkan virus mungkin memainkan peran lebih besar dalam evolusi kita daripada yang kita sadari.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaVirus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus memiliki ukuran yang sangat kecil, yang hanya sampai 200 mikron.
Baca SelengkapnyaVirus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat.
Baca SelengkapnyaKepunahan spesies di Bumi puluhan ribu tahun lalu diduga disebabkan virus, virus yang masih ada di zaman modern ini.
Baca SelengkapnyaPengumuman penerima penghargaan Nobel adalah salah satu yang dinantikan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya