Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penelitian Ungkap Berapa Jumlah Korban Tewas jika Terjadi Perang Nuklir AS-China

Penelitian Ungkap Berapa Jumlah Korban Tewas jika Terjadi Perang Nuklir AS-China Bom nuklir. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Saat memanasnya ketegangan di antara Amerika Serikat (AS), Rusia dan China menghidupkan kembali ketakutan lama akan perang nuklir, beberapa peneliti memperingatkan perang nuklir skala terbatas antara negara-negara seperti India dan Pakistan konsekuensinya juga tidak kalah besar, mempengaruhi pasokan makanan global dan memicu kematian massal di seluruh dunia.

Konflik nuklir yang melibatkan kurang dari 3 persen dari persediaan dunia dapat membunuh sepertiga dari populasi dunia dalam waktu dua tahun, menurut sebuah studi internasional baru yang dipimpin para ilmuwan di Universitas Rutgers. Konflik nuklir yang lebih besar antara Rusia dan AS dapat membunuh tiga perempat populasi dunia dalam jangka waktu yang sama, menurut penelitian yang diterbitkan pada Senin di Nature Food.

"Ini benar-benar kisah peringatan bahwa setiap penggunaan senjata nuklir dapat menjadi bencana bagi dunia," jelas ilmuwan iklim dan penulis studi Alan Robock, seorang profesor terkemuka di Departemen Ilmu Lingkungan Universitas Rutgers, dikutip dari laman South China Morning Post, Selasa (16/8).

Temuan ini dirilis 30 tahun setelah berakhirnya Perang Dingin – ancaman bencana nuklir sekarang mungkin lebih besar daripada sebelumnya.

Kendati Robock dan peneliti lain sebelumnya memproyeksikan perang nuklir akan mengakibatkan gangguan yang luar biasa pada iklim dan persediaan pangan, studi baru-baru ini menandai pertama kalinya para peneliti menghitung tingkat potensi kelaparan yang akan terjadi dan berapa banyak orang yang akan mati.

Menurut para peneliti, ledakan bahkan sebagian kecil dari senjata nuklir dunia akan memicu badai api besar yang akan dengan cepat menyebarkan jelaga yang menghalangi sinar matahari ke atmosfer, memicu pendinginan iklim secara tiba-tiba.

Para peneliti menggunakan model iklim untuk menghitung berapa banyak asap yang akan mencapai stratosfer – di mana tidak ada presipitasi yang terjadi untuk menghilangkannya – dan bagaimana hal ini akan mengubah suhu, curah hujan, dan sinar matahari. Kemudian mereka menghitung bagaimana perubahan ini akan mempengaruhi produksi berbagai tanaman, serta bagaimana ikan akan merespons perubahan di laut.

Akibatnya, mereka memproyeksikan puluhan juta kematian langsung di zona perang akan diikuti oleh ratusan juta kematian akibat kelaparan di seluruh dunia.

Robock mengatakan, hal itu tanpa memperhitungkan efek peningkatan radiasi ultraviolet pada tanaman karena kerusakan lapisan ozon yang disebabkan pemanasan stratosfer. Efek seperti itu, yang diharapkan peneliti untuk diukur dalam studi di masa yang akan datang, kemungkinan akan memperburuk dampak yang akan terjadi.

Menurut hipotesis para peneliti, konflik nuklir paling mungkin terjadi antara Pakistan dan India, mengingat kedua negara telah berperang dalam empat perang dan masih sering terjadi konflik di perbatasan.

Jika India dan Pakistan masing-masing menargetkan pusat kota di negara lawan dengan 250 senjata nuklir 100 kiloton, yang diyakini mereka miliki, sekitar 127 juta orang di Asia Selatan akan terbunuh karena ledakan, kebakaran, dan radiasi, menurut studi tersebut.

Diperkirakan 37 juta ton jelaga akan menembus atmosfer, menyebabkan suhu di seluruh planet turun lebih dari 5 derajat Celcius, kisaran yang terakhir dialami selama Zaman Es, menurut penelitian sebelumnya oleh Robock dan lainnya.

Akibatnya, produksi makanan akan musnah, dengan jumlah kalori yang tersedia dari tanaman utama dan perikanan turun hingga 42 persen dan menyebabkan kelaparan yang akan membunuh lebih dari 2 miliar orang di seluruh dunia, menurut penelitian terbaru.

Jika terjadi perang yang lebih besar antara AS dan Rusia, yang bersama-sama diyakini menyimpan lebih dari 90 persen cadangan nuklir dunia, diperkirakan 5 miliar orang di seluruh dunia akan mati, menurut penelitian tersebut.

Tetapi salah satu dari sembilan negara bersenjata nuklir, yang juga termasuk China, Korea Utara, Prancis, Israel dan Inggris, memiliki nuklir yang dapat menyebabkan penderitaan dan kematian yang sangat besar di seluruh dunia.

Robock mengatakan, meskipun tidak mungkin untuk menguji teori itu secara langsung, ada analog di dunia nyata. Kebakaran hutan besar-besaran di British Columbia pada 2017 dan di Australia pada 2019 dan 2020 memompa asap ke stratosfer, sebuah temuan yang dikonfirmasi oleh pengamatan satelit. Matahari kemudian memanaskan partikel asap, mengangkatnya lima hingga 8-24 km lebih jauh ke atmosfer.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
5 Senjata Militer Paling Berbahaya di Dunia, Pakai Senapan Hingga Virus
5 Senjata Militer Paling Berbahaya di Dunia, Pakai Senapan Hingga Virus

Potret senjata militer di dunia yang disebut paling mematikan.

Baca Selengkapnya
Ternyata China Tak Lagi Juara 1 Populasi Terbanyak di Dunia, ini Negara yang Menggantikannya
Ternyata China Tak Lagi Juara 1 Populasi Terbanyak di Dunia, ini Negara yang Menggantikannya

Jumlah penduduk China menjadi keunggulan kompetitif bagi pertumbuhan industri dan tenaga kerja murah.

Baca Selengkapnya
Mesin Perang AS-Israel Bunuh 2 Persen Populasi Gaza Sejak Oktober 2023, 24 Persen Korban Anak Muda
Mesin Perang AS-Israel Bunuh 2 Persen Populasi Gaza Sejak Oktober 2023, 24 Persen Korban Anak Muda

Sebanyak 70 persen korban luka adalah anak-anak dan perempuan.

Baca Selengkapnya
Andai China Ledakan Nuklir Dekat Luar Angkasa, Satelit Elon Musk Hancur Berkeping-keping
Andai China Ledakan Nuklir Dekat Luar Angkasa, Satelit Elon Musk Hancur Berkeping-keping

Ini berdasarkan dari analisis dan simulasi yang pernah dilakukan oleh China.

Baca Selengkapnya
Belanja Militer Global Pecah Rekor dan Tembus USD 2,4 Triliun, Amerika Serikat Keluarkan Uang Paling Banyak
Belanja Militer Global Pecah Rekor dan Tembus USD 2,4 Triliun, Amerika Serikat Keluarkan Uang Paling Banyak

Nilai belanja militer itu naik 6,8 persen dari 2022 dan mencatat lompatan paling tajam sejak 2009, demikian disebutkan dalam laporan tersebut.

Baca Selengkapnya
Angka Kelahiran Terus Turun, Pemerintah China Sampai Lakukan Kajian Ilmiah
Angka Kelahiran Terus Turun, Pemerintah China Sampai Lakukan Kajian Ilmiah

Insentif yang diberikan pemerintah, tak membuat warga China mau memiliki anak.

Baca Selengkapnya
Jumlah Penduduk Dunia Diprediksi Bakal Menyusut Tahun 2100
Jumlah Penduduk Dunia Diprediksi Bakal Menyusut Tahun 2100

PBB memprediksi penduduk dunia akan menurun secara bertahap menjadi 10,2 miliar pada tahun 2100, 6 persen lebih rendah dari perkiraan satu dekade lalu.

Baca Selengkapnya
Tahun 2080 Bakal Jadi Puncak Bumi Dihuni Manusia, Ilmuwan Prediksi Fenomena Mengejutkan akan Terjadi
Tahun 2080 Bakal Jadi Puncak Bumi Dihuni Manusia, Ilmuwan Prediksi Fenomena Mengejutkan akan Terjadi

Prediksi tersebut merupakan hasil kajian dari PBB. Akan ada fenomena yang mengejutkan.

Baca Selengkapnya
Satelit Tunjukan Ada Bencana Mengerikan di China, Ini Penyebabnya
Satelit Tunjukan Ada Bencana Mengerikan di China, Ini Penyebabnya

Data satelit menunjukan ada peristiwa aneh di daerah-daerah di China.

Baca Selengkapnya
Selain Soal Ekonomi, Ini Buat Banyak Warga China Tak Menikah
Selain Soal Ekonomi, Ini Buat Banyak Warga China Tak Menikah

Angka pernikahan di China pun terus mengalami penurunan sejak tahun 2014.

Baca Selengkapnya
Penelitian Sebut Krisis Kesuburan Bikin Populasi Dunia Anjlok pada 2100, Tapi Wilayah ini Tetap Produktif Lahirkan Bayi
Penelitian Sebut Krisis Kesuburan Bikin Populasi Dunia Anjlok pada 2100, Tapi Wilayah ini Tetap Produktif Lahirkan Bayi

Sebuah penelitian memperingatkan tingkat kesuburan di hampir setiap negara akan terlalu rendah untuk menopang populasi mereka pada akhir abad ini.

Baca Selengkapnya
Harta Orang Kaya di Dunia Naik 4,2 Persen
Harta Orang Kaya di Dunia Naik 4,2 Persen

Hampir setengah kekayaan dunia, hanya dimiliki oleh 1,5 persen populasi bumi.

Baca Selengkapnya