Penelitian: Virus Corona Varian Brasil P1 yang Bermutasi Bisa Lebih Berbahaya
Merdeka.com - Virus corona varian Brasil P1, yang menjadi penyebab lonjakan Covid-19 mematikan di negara Amerika Latin itu, bermutasi dengan cara yang bisa membuatnya lebih mahir dalam menghindari antibodi, menurut para ilmuwan yang meneliti virus tersebut.
Penelitian yang dilaksanakan oleh lembaga kesehatan masyarakat Fiocruz terhadap varian yang beredar di Brasil menemukan mutasi di daerah ujung virus yang runcing yang digunakan untuk masuk dan menginfeksi sel.
Perubahan itu, kata para ilmuwan, bisa membuat virus lebih resisten terhadap vaksin, yang secara potensial bisa memperburuk keparahan wabah di negara paling padat di Amerika Latin itu.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Mengapa virus menyerang manusia? Virus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
“Kami yakin ini adalah mekanisme pelarian lain yang diciptakan virus untuk menghindari respons antibodi,” jelas salah satu penulis penelitian, Felipe Naveca, yang juga bagian dari Fiocruz di Manaus, di mana varian P1 diyakini berasal, dilansir Reuters, Kamis (15/4).
Naveca menyampaikan perubahan tampaknya mirip dengan mutasi varian Afrika Selatan yang lebih agresif, yang menurut penelitian menunjukkan beberapa vaksin secara substansial tak begitu manjur melawan varian ini.
“Ini secara khusus mengkhawatirkan karena virus terus berakselerasi dalam evolusinya,” imbuhnya.
Penelitian telah menunjukkan varian P1 ini 2,5 kali lebih menular daripada virus corona versi asli dan lebih resisten terhadap antibodi.
Pada Selasa, Prancis menghentikan semua penerbangan ke dan dari Brasil untuk mencegah penyebaran varian P1. Varian ini dengan cepat menjadi dominan di Brasil, dan diyakini menjadi faktor utama gelombang kedua wabah di negara itu, yang telah menewaskan 350.000 orang, jumlah kematian terbesar kedua di dunia setelah AS.
Menurut Ester Sabino, seorang ilmuwan di fakultas kedokteran Universitas Sao Paulo yang memimpin pengurutan genom pertama virus corona di Brasil, mutasi varian P1 tidak mengherankan karena cepatnya penularan.
“Jika Anda memiliki tingkat penularan tinggi, seperti yang Anda alami di Brasil saat ini, risiko mutasi dan varian baru meningkat,” jelasnya.
Peneliti Fiocruz termasuk Naveca juga baru-baru ini menggambarkan varian baru yang diturunkan dari garis keturunan yang berbeda ke P1, dan terdeteksi di timur laut negara itu, yang membawa 14 mutasi termasuk perubahan E484K yang pertama kali dicatat dalam varian Afrika Selatan.
Sejauh ini vaksin, seperti yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Sinovac China, telah terbukti efektif melawan varian P1 Brasil, tetapi Sabino mengatakan mutasi lebih lanjut kemungkinan tidak akan efektif dengan vaksin.
“Itu kemungkinan yang nyata,” katanya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaSelain dilaporkan dari Republik Demokratik Kongo, Kenya, Rwanda, dan Uganda, juga terdeteksi di Asia dan Eropa.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaSkrining ketat dilakukan menyusul ditemukannya varian Clade Ib di luar kawasan Afrika.
Baca Selengkapnya