Penerjemah palsu saat pemakaman Mandela kini tengah diburu
Merdeka.com - Pemerintah Afrika Selatan kemarin menyatakan sebuah perburuan orang telah dilancarkan untuk menangkap seorang penerjemah palsu yang memberikan bahasa isyarat tidak memiliki makna sama sekali, selama upacara penghormatan bagi mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.
Pria tidak dikenal itu dengan tanda pengenal keamanan melingkar di lehernya naik ke panggung dan memberi isyarat dengan tangannya di samping tamu kehormatan yang memberi sambutan selama upacara penghormatan di Stadion FNB di Kota Johannesburg dua hari lalu. Acara itu ditayangkan melalui televisi kepada jutaan pemirsa, seperti dilansir situs xinhuanet.com, Kamis (12/12).
Para ahli mengatakan isyarat tangan yang diberikan oleh penerjemah palsu itu sama sekali tidak memberikan makna apa pun. Warga Afrika Selatan penderita tunarungu telah menyampaikan kemarahan mereka terhadap penerjemah bahasa isyarat palsu itu.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Kapan pria itu meninggal? Peneliti menduga pria tersebut memiliki tinggi 1,9 meter, meninggal sekitar abad ke-15 atau awal abad ke-16 ketika wilayah tersebut masih menjadi satu dengan Denmark dan Norwegia.
-
Kapan pria itu meninggal dunia? Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
-
Bagaimana polisi membantu pria tersebut? Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.
-
Siapa yang meninggal? Meskipun ia berjanji akan mengunggah video Kamari mukbang alias makan lagi, Papa Dali sudah pergi selamanya tanpa memenuhi janjinya.
Menteri di Kantor Presiden Afrika Selatan Collins Chabane kemarin mengatakan dalam sebuah jumpa pers bahwa pemerintah telah menyampaikan keprihatinannya dalam berbagai kesempatan mengenai penggunaan bahasa isyarat yang tidak benar itu.
Polisi menyatakan mereka tidak mengetahui siapa pria itu dan bagaimana dia bisa mendapat tanda pengenal keamanan.
"Pemerintah sedang menyelidiki masalah ini, tapi belum bisa menyimpulkan penyelidikan ini karena adanya jadwal pelaksanaan acara yang berkaitan dengan pemakaman kenegaraan," kata Chabane.
Dia mengatakan pemerintah akan melaporkan kembali kepada masyarakat setelah penyelidikan mengenai masalah itu selesai.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan seorang polisi gadungan yang sedang diperiksa oleh polisi asli.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan ciri-cirinya, pria itu telah berumur 35
Baca SelengkapnyaPara agen yang terlibat membantu buronan interpol itu diduga memiliki hubungan dengan jaringan peredaran narkotika.
Baca SelengkapnyaSelama dalam pelariannya itu, buronan ini menggunakan identitas sebagai warga Aceh berupa Kartu Tanda Pengenal (KTP) palsu.
Baca SelengkapnyaMayat tanpa identitas tersebut berjenis kelamin laki-laki.
Baca SelengkapnyaBerikut detik-detik video perwira TNI AL gadungan memperkenalkan diri di Monas pakai Bahasa Inggris.
Baca SelengkapnyaDalam surat tersebut tertulis bahwa WNA tersebut sudah bekerja di Indonesia selama 24 tahun.
Baca SelengkapnyaSaat ini proses identifikasi masih berlangsung oleh tim RS Cipto Mangunkusumo.
Baca SelengkapnyaPembeli yang diduga polisi gadungan turut merampas ponsel milik korban. Dalihnya, akan disita sebagai barang bukti.
Baca SelengkapnyaSeorang pria berseragam ala Korps Bhayangkara berhasil diamankan Propam Polres Sampang.
Baca Selengkapnya"Korban diduga meninggal dunia sudah kurang lebih dari 1 minggu," kata Kapolsek Cilincing Kompol Fernando
Baca SelengkapnyaPolri membantah kecolongan kedatangan buronan interpol Chaowalit Thongduang alias Sia Pang Nanode alias Sulaiman ke Indonesia.
Baca Selengkapnya