Pengalaman Singapura, Ledakan Kasus Corona Dipicu Padatnya Asrama Buruh Migran
Merdeka.com - Singapura sudah melakukan yang terbaik.
Setelah melaporkan kasus pertama corona pada 23 Januari, Singapura langsung menerapkan penelusuran kontak terdekat terhadap semua pasien yang positif, sementara aktivitas sehari-hari di jalanan masih normal. Sejumlah perbatasan ditutup untuk populasi yang kemungkinan membawa virus. Bisnis masih tetap berjalan seperti biasa.
Namun dalam beberapa hari terakhir, kasus corona covid-19 di Singapura melonjak dua kali lipat dengan lebih dari 8.000 kasus per kemarin, terbanyak di Asia Tenggara. Sebagian besar kasus terjadi di asrama buruh migran yang padat. Kejadian ini tidak terduga sebelumnya, baik oleh warga maupun pemerintah Singapura.
-
Apa itu Flu Singapura? Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak dan kadang-kadang orang dewasa.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa Flu Singapura bisa berbahaya? Flu Singapura dapat sembuh dengan perawatan yang tepat di rumah, tetapi jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat memicu komplikasi serius, seperti radang otak atau meningitis, yang dapat berujung pada kematian.
-
Apa penyebab flu singapura? Flu singapura atau sebenarnya merupakan penyakit tangan, mulut dan kuku (HFMD) disebabkan virus Coxsackievirus A16 dan Entrovirus A71 yang dapat menular melalui percikan pernapasan (droplet) dan tinja manusia.
-
Siapa yang paling rentan terkena Flu Singapura? Meski begitu, anak-anak berusia 0-5 tahun lebih rentan terkena penyakit ini.
-
Siapa yang rentan terkena Flu Singapura? Penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis virus dari kelompok Enterovirus, terutama Coxsackievirus A16 dan Enterovirus 71.
Penyebaran virus corona di negara-kota ini memberi gambaran bagi Amerika Serikat, Eropa dan sebagian negara lain bahwa sulit untuk segera mengembalikan situasi ke semula meski kurva tampaknya sudah mulai mendatar. Meski berbagai negara bisa melacak jejak kontak pasien untuk mengendalikan pandemi seperti yang dilakukan Singapura, virus corona ini memang mematikan dan membuat para ilmuwan dan para pemimpin politik berkejaran dengan waktu untuk menanganinya.
Bertambah Ratusan Kasus per Hari
Saat ini perbatasan negara-negara ditutup, industri pariwisata terpukul. Populasi yang rentan seperti buruh migran tidak bisa diabaikan.
"Kita akan semakin beradaptasi dengan keadaan normal yang baru," kata Josip Car, pakar populasi di ilmu kesehatan Universitas Teknologi Nanyang di Singapura, seperti dilansir laman the New York Times, Senin (20/4).
"Beginilah keadaan di masa depan paling tidak untuk 18 bulan lagi. Ini adalah waktu yang dibutuhkan bagi vaksin pertama untuk diproduksi massal."
Dengan kasus yang melambung ini, Singapura akhirnya meninggalkan kehidupan normal. Sekolah-sekolah ditutup pada 8 April dan warga diminta memakai masker jika keluar rumah. Ratusan ribu pekerja asing kini dikarantina dan tes terhadap mereka membuat kasus positif bertambah ratusan per hari.
"Saya sangat takut, tentu saja," kata Monir, pekerja dari Bangladesh yang tidak dibolehkan meninggalkan asrama meski dia butuh perawatan medis lain. Dia enggan diketahui identitasnya karena bosnya melarang dia berbicara kepada pers.
"Ada covid, kami tidak bisa pergi."
Puluhan Asrama Meledak karena Wabah
Negara kaya Singapura selama ini bergantung kepada tenaga kerja asing. Lebih dari satu juwa pekerja membangun gedung-gedung pencakar langit, membersihkan lantai dan mengoperasikan pelabuhan. Tapi para buruh migran ini yang kecil kemungkinannya mendapat kewarganegaraan Singapura, diabaikan oleh jaringan pengaman sosial meski aturan selama ini menjamin layanan minimum kesehatan.
Ledakan penyebaran covid-19 di Singapura terjadi di asrama buatan pemerintah yang dipadati sekitar 200.000 pekerja asing, terbanyak dari Asia Selatan dan China.
Pekerja asing bergaji rendah yang pertama dites positif terjadi pada februari dan kontak terdekatnya kemudian dikarantina dan dites, kata otoritas Singapura.
Kini puluhan asrama meledak karena wabah. Sejumlah klaster baru penyebaran corona terjadi di lokasi proyek dan industri. Kemarin Singapura mencatat 1.426 kasus baru yang terkait dengan buruh migran, angka tertinggi di Singapura yang baru bulan lalu hanya ada sekitar 300 kasus positif.
Pemerintah Singapura tampaknya gagal mengantisipasi betapa menularnya virus corona. Sebagian besar kasus adalah tanpa gejala dan gejala ringan sehingga tidak ada yang harus dirawat khusus. Itu mungkin menjelaskan mengapa penyebaran di tengah para buruh migran ini tidak terduga sebelumnya.
Standar Asrama akan Ditingkatkan
Di dalam kamar asrama yang dipadati 20 buruh migran, tempat ini menjadi lokasi wabah sebelumnya seperti TBC. Tiga pekerja mengeluh kamar mereka tidak pernah disinfektan ketika pandemi corona muncul.
Menteri Transportasi Singapura Khaw Boon Wan mengatakan dalam unggahan di Facebook Minggu, para pekerja asing kini mendapat perhatian utama.
"Saya tahu para pekerja asing ini menghargai upaya pemerintah. Mereka tahu mereka lebih aman di Singapura sekarang daripada di tempat lain, meski di rumah mereka sendiri," kata dia.
Cepatnya penyebaran corona di antara para buruh migran menggambarkan ada celah dalam perencanaan penanganan pandemi di Singapura meski negara ini sudah pernah dihantam wabah SARS pada 2003.
"Kami sudah peringatkan bertahun-tahun, asrama yang padat huni ini berisiko terjadi penularan viral," kata Alex Xu, kelompok pembela hak asasi buruh migran.
"Haruskah standar asrama bagi pekerja asing ditingkatkan? tulis Menteri Tenaga Kerja Josephine Teo di laman Facebook. "Tidak ada pikiran lain bagi saya, jawabannya adalah 'iya'".
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya Covid-19 di Singapura, Menteri Sandiaga Uno mengimbau agar masyarakat berwisata di Indonesia saja
Baca SelengkapnyaPeningkatan populasi di Australia memantik kekhawatiran tentang ketersediaan hunian.
Baca SelengkapnyaHal ini kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi imigrasi untuk mengidentifikasi lokasi, waktu maupun pelaku kejadian.
Baca SelengkapnyaPelemahan nilai tukar Ringgit dan perekonomian Malaysia mendorong warganya mencari pekerjaan di Singapura.
Baca SelengkapnyaTingkat pengangguran di negara-negara berkembang Asia masih menjadi tantangan signifikan.
Baca SelengkapnyaRibuan orang tersebut, terpengaruh iming-iming pemberian kerja di luar negeri secara ilegal atau non prosedural.
Baca SelengkapnyaDirektorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham mencatat sebanyak 3.912 WNI beralih menjadi warga negara Singapura selama 201
Baca SelengkapnyaKasus PMI Non Prosedural ini kerap terjadi karena iming-iming keberangkatan yang mudah, tidak membutuhkan pelatihan dan kompetensi bidang.
Baca SelengkapnyaKutu busuk sudah mewabah di Singapura dan mengancam negara tetangganya.
Baca SelengkapnyaMenteri Sandiaga akan mendeportasi turis asing yang berulah atau bekerja secara ilegal dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaTim Pengawasan Orang Asing (Tim Pora) Kabupaten Langkat meningkatkan pengawasan terhadap wisatawan mancanegara (Wisman) di Langkat.
Baca Selengkapnya