Pengungsi Suriah jadi sasaran penjualan organ di Libanon
Merdeka.com - Akhir-akhir ini, sebuah ginjal dapat terjual dengan harga Rp 8,1 juta atau sekitar 670 dollar Amerika Serikat di Ibu Kota Beirut, Libanon. Jumlah ini tentu saja sangat menggoda para pengungsi asal Suriah tengah putus asa di sana.
Hampir tiga tahun hidup dalam konflik di negara mereka, warga Suriah di negara tetangga Libanon telah dieksploitasi dengan banyak cara. Salah satunya, mereka sangat rentan dengan perdagangan ilegal organ tubuh manusia yang saat ini tengah melonjak, seperti dilansir situs Middle East Monitor, Senin (6/1).
Luc Noel, seorang ahli transplantasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, mengatakan dengan kondisi sosial ekonomi di Libanon, di mana beberapa warga sangat kaya sementara sejumlah besar orang hidup dalam kemiskinan, membuat keadaan di Libanon pada akhir-akhir ini 'ideal' untuk perdagangan organ.
-
Mengapa pelaku memperdagangkan bayi? Motif ketiga pelaku memperdagangkan bayi-bayi malang itu hingga kini masih diselidiki.
-
Apa yang dikorbankan? Anak laki-laki dan perempuan menjadi sasaran pembunuhan ritual pada masa itu, namun karena sebagian besar korban adalah remaja, para peneliti kesulitan untuk menentukan jenis kelamin yang tepat.
-
Dimana bulu burung itu dilelang? Leah Morris, kepala seni dekoratif di rumah lelang Webb yang berbasis di Auckland, tempat bulu tersebut dijual pada hari Senin, meyakini kondisi bulu tunggal tersebut sangat baik, berkat upaya melindungi bulu tersebut dengan kertas arsip dan kaca UV, serta cerita tentang huia yang meningkatkan penawaran.
-
Siapa sasaran sindiran? Berikut ini adalah kumpulan kata-kata sindiran kena mental yang bisa digunakan untuk menyindir orang sasimo atau orang yang menyebalkan.
-
Bagaimana Guinea dihubungkan dengan perdagangan budak? Dilansir dari World Atlas, akar kata 'Guinea' dapat dilacak kembali ke bahasa Portugis Kuno, yaitu 'Guine.' Kata ini merujuk pada wilayah di Afrika Barat yang menjadi pusat perdagangan budak trans-Atlantik antara abad ke-15 hingga ke-19.
-
Bagaimana penjual kambing kurban menarik pembeli? Untuk menarik minat konsumen, sejumlah cara pun dilakukan mulai dari pengiriman ke lokasi pemesan, sampai menggratiskan ongkos kirim dengan minimal pembelian di atas 15 ekor.
Ahli transplantasi lainnya, Profesor Susanne Lundin, menjelaskan bagaimana perdagangan ini mengikuti pola yang jelas dan terkait dengan keadaan geografis, di mana orang-orang di negara-negara miskin menjual organ mereka dan orang-orang dari negara-negara kaya membelinya.
"Di mana ada perang, maka ada kemiskinan, penderitaan dan korupsi," kata Lundin, "Ini semakin sering terjadi bahwa orang-orang mencoba untuk keluar dari masalah dengan menjual organ, terutama ginjal."
Artikel terbaru di majalah asal Jerman Der Spiegel dan surat kabar asal Denmark Politiken, telah menyebut geng yang sama dengan perwakilannya Abu Hussein, alias 'Pria Besar', yang membanggakan diri pada karyanya dengan istilah 'merawat orang Suriah'.
Untuk setiap ginjal yang terjual, dia memperoleh sekitar Rp 8,3 juta. "Ada banyak orang yang melepaskan atau dirampok ginjalnya atau bagian tubuh lainnya," duga Lundin. "Ini menekankan bahwa seseorang dan bagian tubuhnya adalah barang bernilai dengan harga tinggi di pasar gelap."
Tentu saja, perdagangan ini ilegal. Tetapi dengan banyak peraturan 'ngawur' lainnya, pihak berwenang mampu untuk menutup mata mereka terkait masalah ini. Dilaporkan bahwa penjualan organ mengambil tempat di sudut-sudut paling tidak menguntungkan di Beirut, seperti di kamp pengungsi Palestina di Shatila, sebelah selatan Beirut. Bisnis ini terus bertahan dari adanya warga Palestina yang melarat.
Tidak ada informasi yang tepat tekait ukuran bisnis ini, namun WHO memperkirakan bahwa sedikitnya ada 10.000 ginjal terjual di seluruh dunia, di mana sebagian besar berasal dari Libanon. Sekitar sepuluh persen dari transplantasi organ di seluruh dunia ini adalah transaksi komersial.
Pasar gelap ini sangat bergantung dari generasi muda dan anak-anak yang rela menjual organ dalam rangka mendukung keluarga mereka di dunia pengungsi yang tak kenal ampun, terutama ketika musim dingin mulai mengambil korban jiwa.
Kasur, selimut, dan pakaian hangat menjadi sangat penting dan bagi orang-orang dengan hampir tidak ada kesempatan untuk mendapatkan atap di atas kepala mereka, perdagangan organ tubuh manusia adalah obat bagi mereka yang putus asa, meski ini bersifat sementara. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gelombang pengungsi dari perbatasan Lebanon Selatan terus meningkat seiring serangan udara Israel semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaWarga Lebanon di selatan berbondong-bondong mengevakuasikan diri untuk menyelamatkan diri dari pemboman besar-besaran yang dilakukan Israel di Lebanon.
Baca SelengkapnyaBantuan kemanusiaan untuk para pengungsi di Jalur Gaza itu langsung diserbu Palestina.
Baca SelengkapnyaMiliter Israel melancarkan gelombang serangan udara terhadap sasaran-sasaran milik Hizbullah di Lebanon.
Baca SelengkapnyaIsrael dan Hizbullah kembali saling melancarkan serangan yang cukup sengit.
Baca SelengkapnyaSerangan udara Israel di Lebanon telah membunuh hampir 500 warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan.
Baca SelengkapnyaPuluhan jenazah terpaksa ditempatkan di trotoar dan selasar rumah sakit karena kamar mayat tak mampu lagi menampung.
Baca SelengkapnyaAjakan ke Suriah sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab
Baca SelengkapnyaGenosida terbaru yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza kini genap setahun. Setidaknya 41.788 orang di Jalur Gaza tewas dalam agresi militer tersebut.
Baca SelengkapnyaKondisi Kota Rafah semakin buruk dengan adanya serangan udara dan rencana serangan darat yang dilakukan Israel.
Baca SelengkapnyaAtas nama kemanusiaan, kelab malam ternama Lebanon mengubah lantai dansanya menjadi tempat pengungsian ketika serangan Israel semakin brutal.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Israel Rayu Mesir Agar Terima Pengungsi Gaza dengan Imbalan Ini
Baca Selengkapnya