Pentolan ISIS sebut Trump orang gila, tak punya otak
Merdeka.com - Abu Omar Khorasani, komandan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) yang mengepalai kelompok teror di Afghanistan menyebut presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump orang gila. Hal ini disebabkan Trump adalah orang yang benci Muslim dan kebenciannya akan membantu perjuangan kelompok teror tersebut.
"Dia adalah orang yang benar-benar gila. Kebenciannya terhadap Muslim akan membuat pekerjaan kami jauh lebih mudah," kata Khorasani kepada Reuters seperti dilansir dari laman Daily Mail, Selasa (15/11).
Khorasani dan anggota jihadis lainnya berencana untuk memanfaatkan Trump sebagai alat propaganda untuk menggalang ribuan pejuang baru dari negara Barat yang tidak puas terhadap kepemimpinan Trump dan merencanakan teror besar di seluruh dunia.
-
Siapa pelaku penembakan Donald Trump? Pria yang tewas karena ditembak aparat ini merupakan pelaku dari percobaan pembunuhan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
-
Kenapa pelaku menembak Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Siapa yang menembak Donald Trump? Melansir dari The Guardian, Secret Service rupanya langsung menembak mati tersangka penembakan usai menembak ke arah Trump.
-
Kenapa ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan? Kelompok Negara Islam atau ISIS, mengatakan mereka melakukan serangan pada hari Jumat (22/3) di Balai Kota Crocus, dan mengunggah bukti video.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Apa ciri khas otak psikopat? Sebuah penelitian gabungan yang dilakukan Universitas New Mexico dan MIND Research Network mengungkap hasilnya. Mereka melakukan penelitian itu di sebuah penjara. Di sana, mereka menggunakan MRI untuk memindai otak para tahanan.
Menurut Khorasani, kebijakan Trump melarang Muslim dan imigran dari negara-negara yang memiliki sejarah 'pengekspor' terorisme masuk ke AS adalah salah besar.
"Presiden Barack Obama setidaknya masih punya otak dibandingkan Trump," ujar Khorasani.
Dia menambahkan, "Para pemimpin kami yang rutin memantau pemilu AS sama sekali tidak menduga bahwa Amerika akan menggali kuburan mereka sendiri dengan memilih Trump sebagai presiden."
Seperti diketahui, dalam masa kampanye Trump telah menjanjikan untuk mengalahkan kelompok teror dan Islam radikal seperti saat AS memenangkan Perang Dingin. Trump juga akan melarang Muslim masuk ke AS karena menurutnya sangat sulit membedakan antara jihadis dan muslim moderat.
(mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dugaan bahwa ISIS dibentuk Israel karena organisasi ini tidak pernah gencar menyerang negara Zionis tersebut.
Baca SelengkapnyaHajaji tidak dapat memastikan apakah A, mengalami ganggua kejiwaan.
Baca SelengkapnyaDensus 88 mengungkapkan awal mula terduga teroris remaja berinisial HOK terpapar ideologi ISIS hingga berujung keinginan melakukan bom bunuh diri
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan anggota kelompok Daulah Islamiyah yang masih terafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Baca SelengkapnyaWali Kota Hamtramck, Amer Ghalib, tegas mendukung Donald Trump di Pilpres AS yang akan berlangsung November mendatang.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaPelajar berinisial HOK itu merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang masuk dalam jaringan teroris Daulah Islamiyah.
Baca SelengkapnyaTersangka teroris itu ditangkap di perumahan pesona anggrek harapan blok B 7 Nomor 20A RT 07 RW 027 harapan Jaya Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaSebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaAsma Mohammed adalah istri dari Abu Bakr Al-Baghdadi.
Baca SelengkapnyaBiden resmi mengumumkan mundur dari konstestasi Pilpres AS dan mendukung Kamala Harris. Dia beralasan, ingin fokus pada tugas-tugasnya di sisa masa jabatan.
Baca SelengkapnyaKasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada
Baca Selengkapnya