Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penyelenggara KTT Iklim PBB Dikritik karena Sajikan Menu Berbahan Daging, Ikan & Susu

Penyelenggara KTT Iklim PBB Dikritik karena Sajikan Menu Berbahan Daging, Ikan & Susu Ilustrasi daging sapi. ©Pixabay

Merdeka.com - Penyelenggara KTT Iklim PBB atau COP26 dikritik karena menyuguhkan menu yang sebagian besar berbahan daging, susu, dan ikan dalam konferensi yang dihadiri para pemimpin dunia membahas penanganan krisis iklim itu.

Bulan lalu, pemerintah mengumumkan 95 persen makanan dalam kegiatan 13 hari yang berlangsung di Glasgow, Skotlandia itu akan dipasok dari Inggris, dengan 80 persen berasal dari Skotlandia.

Jejak karbon dari setiap jenis juga dimasukkan dalam menu, bertujuan untuk menginformasikan kepada para peserta terkait makanan yang memiliki “dampak paling rendah” terhadap lingkungan.

Menu-menu yang disajikan, yang diterbitkan dalam situs web “Resep untuk perubahan”, berisi 42 persen produk makanan berbasis tumbuhan. Daging dan ikan sebanyak 41 persen, sementara makanan vegetarian termasuk telur dan produk susu sebanyak 17 persen dari menu.

Dikutip dari The Independent, Kamis (4/11), kehadiran daging, ikan, dan produk susu dalam menu di konferensi itu menuai kritik di media sosial.

Salah satu pendiri Wild Card (organisasi lingkungan di Inggris), Joel Scott-Halkes mengatakan, menyuguhkan daging dan ikan di COP26 “sama dengan menyuguhkan rokok dalam sebuah konferensi kanker paru-paru”.

“Hanya ketika pemerintah memahami peran sentral peternakan hewan dalam #krisisiklim, kita akan memiliki peluang untuk menyelesaikannya,” ujarnya di Twitter.

Menurut Greenpeace, peternakan hewan bertanggung jawab atas 60 persen emisi dari sektor pertanian di seluruh dunia.

“Peternakan hewan merupakan penyumbang utama perubahan iklim, bukankah seharusnya para pemangku kepentingan menjadi pelopor menghilangkan daging, ikan, dan produk susu pada menu di berbagai kegiatan?” kata pengguna Twitter lainnya.

Makanan dengan jejak karbon paling tinggi adalah makanan Skotlandia “haggis, neeps and tatties”, sama dengan memproduksi 3.4 kilogram karbon dioksida (CO2). Makanan itu terdiri dari haggis (semacam pudding asin yang dibuat dari hati, jantung, dan paru domba), lobak Skotlandia, dan kentang dengan saus mustard.

COP26 juga menyuguhkan menu berbahan dasar daging lokal, sayur umbi-umbian, dan burget oat dengan kol, asinan kubis, dan saus burger. Daging memproduksi 3,3 kilogram CO2, yang meningkat menjadi 3,4 kilogram jika ditambah selembar keju cheddar Skotlandia.

Banyak makanan berbahan dasar tumbuhan memiliki jejak karbon yang jauh lebih rendah. Contohnya, pasta kale organik dan sayur musiman dengan bakso vegan memproduksi hanya 0,3 kilogram CO2.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Miris, Menu Hidangan Atlet PON XXI Aceh-Sumut, Padahal Anggaran Rp50 Ribu Sangat Mengkhawatirkan
Miris, Menu Hidangan Atlet PON XXI Aceh-Sumut, Padahal Anggaran Rp50 Ribu Sangat Mengkhawatirkan

Anggaran untuk makanan atlet PON XXI ini ditetapkan sebesar Rp50 ribu, namun tampilan makanan tersebut tidak mencerminkan nilai anggaran yang ada.

Baca Selengkapnya
Kelebihan dan Kekurangan Susu Ikan, Minuman Pengganti Susu Sapi di Program Makan Gratis Prabowo
Kelebihan dan Kekurangan Susu Ikan, Minuman Pengganti Susu Sapi di Program Makan Gratis Prabowo

Ramai wacana memperkenalkan susu ikan sebagai minuman alternatif pengganti susu sapi di program makan gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Polemik Wacana Susu Ikan Gantikan Susu Sapi, Wamentan Singgung Tujuan Program Makan Bergizi Gratis
Polemik Wacana Susu Ikan Gantikan Susu Sapi, Wamentan Singgung Tujuan Program Makan Bergizi Gratis

Banyak pihak menilai, pengolahan ikan menjadi susu tidak tepat.

Baca Selengkapnya
Di Roma, Mentan SYL Minta Dunia Kuatkan Kerjasama Hadapi Tantangan Global
Di Roma, Mentan SYL Minta Dunia Kuatkan Kerjasama Hadapi Tantangan Global

SYL berharap FAO bisa mengambil peran dalam hadirnya paradigma baru itu.

Baca Selengkapnya
Vendor Diputus Kontrak Usai Beri Menu Tahu dan Kuah Sayur untuk Cegah Stunting di Depok
Vendor Diputus Kontrak Usai Beri Menu Tahu dan Kuah Sayur untuk Cegah Stunting di Depok

vendor penyedia menu pemberian makanan tambahan (PMT) tak sesuai ketentuan diputus kontraknya

Baca Selengkapnya
Dibanding Diolah Jadi Susu, Ikan Dianggap Lebih Baik Dijadikan Lauk
Dibanding Diolah Jadi Susu, Ikan Dianggap Lebih Baik Dijadikan Lauk

Pakar gizi menyebut bahwa ikan lebih baik dikonsumsi dalam bentuk lauk dibanding ketika diproses menjadi susu.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kementerian Keluatan Perikanan Blak-blakan Keuntungan Susu Ikan Bakal Menu Gratis Prabowo
VIDEO: Kementerian Keluatan Perikanan Blak-blakan Keuntungan Susu Ikan Bakal Menu Gratis Prabowo

Budi menyebutkan bahwa program makan bersih gratis ini merupakan bentuk revolusi dalam tata kelola kesehatan masyarakat

Baca Selengkapnya
Solusi Ketahanan Pangan Indonesia Ditolak Dunia
Solusi Ketahanan Pangan Indonesia Ditolak Dunia

Bicara soal sektor pertanian terkendala beberapa kepentingan dari negara anggota. Tak hanya soal public stockholding, tapi juga terkait domestic support.

Baca Selengkapnya
KKP Usul Ada Menu Ikan dalam Program Makan Berigizi Gratis Prabowo-Gibran
KKP Usul Ada Menu Ikan dalam Program Makan Berigizi Gratis Prabowo-Gibran

Terdapat banyak manfaat kesehatan yang diraih masyarakat dari mengonsumsi ikan. Antara lain melahirkan generasi unggul di masa mendatang.

Baca Selengkapnya
Jokowi Melawat ke Dubai, Hadiri KTT Perubahan Iklim COP28
Jokowi Melawat ke Dubai, Hadiri KTT Perubahan Iklim COP28

Jokowi juga akan menghadiri presidensi event terkait transformasi food system, KTT G-77, serta melakukan beberapa pertemuan bilateral.

Baca Selengkapnya
Begini Cara Tepat Mengurangi Limbah Makanan di Indonesia
Begini Cara Tepat Mengurangi Limbah Makanan di Indonesia

Winda menutup pidatonya dengan mendesak para peserta untuk mengamplifikasi peran masing-masing dalam sistem pangan yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Karena Kondisi Ini, 43 Persen Konsumen Mengubah Pola Makan
Karena Kondisi Ini, 43 Persen Konsumen Mengubah Pola Makan

Banyak orang yang berpikir mereka akan lebih banyak konsumsi ikan laut.

Baca Selengkapnya