Penyelenggara KTT Iklim PBB Dikritik karena Sajikan Menu Berbahan Daging, Ikan & Susu
Merdeka.com - Penyelenggara KTT Iklim PBB atau COP26 dikritik karena menyuguhkan menu yang sebagian besar berbahan daging, susu, dan ikan dalam konferensi yang dihadiri para pemimpin dunia membahas penanganan krisis iklim itu.
Bulan lalu, pemerintah mengumumkan 95 persen makanan dalam kegiatan 13 hari yang berlangsung di Glasgow, Skotlandia itu akan dipasok dari Inggris, dengan 80 persen berasal dari Skotlandia.
Jejak karbon dari setiap jenis juga dimasukkan dalam menu, bertujuan untuk menginformasikan kepada para peserta terkait makanan yang memiliki “dampak paling rendah” terhadap lingkungan.
-
Dimana KKP menyampaikan pentingnya konsumsi ikan yang bertanggung jawab? Menurutnya, peringatan itu tidak saja mempromosikan pentingnya mengkonsumsi ikan yang memberikan segala kebaikannya untuk kesehatan kita, namun juga bagaimana memilih produk perikanan yang bertangung jawab, seperti: dimana ikan itu ditangkap, apa alat tangkapnya, dan bagaimana cara menangkapnya.
-
Kenapa KKP mendorong konsumsi ikan yang berkelanjutan? Fakta yang menggembirakan harus didukung ketersediaan ikan yang bermutu secara kontinyu dan mudah diakses oleh masyarakat. Mengingat kecukupan kebutuhan ikan berbanding lurus dengan ketersediaan sumber daya perikanan,' ujar Budi.
-
Kenapa susu ikan dipertimbangkan? Sembari melakukan hal tersebut, akan pula dikembangkan susu ikan ini untuk menjadi alternatif susu sapi dari program makan siang yang dijalankan.
-
Apa dampak perubahan iklim terhadap makanan laut? Laporan terbaru dari Otoritas Keamanan Pangan Eropa memperingatkan, pemanasan suhu laut menempatkan konsumen ikan dalam bahaya besar.
-
Apa itu Sop Kambing? Sop kambing adalah salah satu hidangan tradisional yang memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Indonesia.
-
Di mana perubahan iklim mempengaruhi produksi pangan? Perubahan iklim dapat mengganggu produksi pangan, baik secara langsung melalui efek pada pertanian dan perikanan, maupun secara tidak langsung melalui dampak pada ekosistem dan sumber daya air.
Menu-menu yang disajikan, yang diterbitkan dalam situs web “Resep untuk perubahan”, berisi 42 persen produk makanan berbasis tumbuhan. Daging dan ikan sebanyak 41 persen, sementara makanan vegetarian termasuk telur dan produk susu sebanyak 17 persen dari menu.
Dikutip dari The Independent, Kamis (4/11), kehadiran daging, ikan, dan produk susu dalam menu di konferensi itu menuai kritik di media sosial.
Salah satu pendiri Wild Card (organisasi lingkungan di Inggris), Joel Scott-Halkes mengatakan, menyuguhkan daging dan ikan di COP26 “sama dengan menyuguhkan rokok dalam sebuah konferensi kanker paru-paru”.
“Hanya ketika pemerintah memahami peran sentral peternakan hewan dalam #krisisiklim, kita akan memiliki peluang untuk menyelesaikannya,” ujarnya di Twitter.
Menurut Greenpeace, peternakan hewan bertanggung jawab atas 60 persen emisi dari sektor pertanian di seluruh dunia.
“Peternakan hewan merupakan penyumbang utama perubahan iklim, bukankah seharusnya para pemangku kepentingan menjadi pelopor menghilangkan daging, ikan, dan produk susu pada menu di berbagai kegiatan?” kata pengguna Twitter lainnya.
Makanan dengan jejak karbon paling tinggi adalah makanan Skotlandia “haggis, neeps and tatties”, sama dengan memproduksi 3.4 kilogram karbon dioksida (CO2). Makanan itu terdiri dari haggis (semacam pudding asin yang dibuat dari hati, jantung, dan paru domba), lobak Skotlandia, dan kentang dengan saus mustard.
COP26 juga menyuguhkan menu berbahan dasar daging lokal, sayur umbi-umbian, dan burget oat dengan kol, asinan kubis, dan saus burger. Daging memproduksi 3,3 kilogram CO2, yang meningkat menjadi 3,4 kilogram jika ditambah selembar keju cheddar Skotlandia.
Banyak makanan berbahan dasar tumbuhan memiliki jejak karbon yang jauh lebih rendah. Contohnya, pasta kale organik dan sayur musiman dengan bakso vegan memproduksi hanya 0,3 kilogram CO2.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggaran untuk makanan atlet PON XXI ini ditetapkan sebesar Rp50 ribu, namun tampilan makanan tersebut tidak mencerminkan nilai anggaran yang ada.
Baca SelengkapnyaRamai wacana memperkenalkan susu ikan sebagai minuman alternatif pengganti susu sapi di program makan gratis Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaBanyak pihak menilai, pengolahan ikan menjadi susu tidak tepat.
Baca SelengkapnyaSYL berharap FAO bisa mengambil peran dalam hadirnya paradigma baru itu.
Baca Selengkapnyavendor penyedia menu pemberian makanan tambahan (PMT) tak sesuai ketentuan diputus kontraknya
Baca SelengkapnyaPakar gizi menyebut bahwa ikan lebih baik dikonsumsi dalam bentuk lauk dibanding ketika diproses menjadi susu.
Baca SelengkapnyaBudi menyebutkan bahwa program makan bersih gratis ini merupakan bentuk revolusi dalam tata kelola kesehatan masyarakat
Baca SelengkapnyaBicara soal sektor pertanian terkendala beberapa kepentingan dari negara anggota. Tak hanya soal public stockholding, tapi juga terkait domestic support.
Baca SelengkapnyaTerdapat banyak manfaat kesehatan yang diraih masyarakat dari mengonsumsi ikan. Antara lain melahirkan generasi unggul di masa mendatang.
Baca SelengkapnyaJokowi juga akan menghadiri presidensi event terkait transformasi food system, KTT G-77, serta melakukan beberapa pertemuan bilateral.
Baca SelengkapnyaWinda menutup pidatonya dengan mendesak para peserta untuk mengamplifikasi peran masing-masing dalam sistem pangan yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang berpikir mereka akan lebih banyak konsumsi ikan laut.
Baca Selengkapnya