Penyelidik WHO Tak Akan Kunjungi Lab di Wuhan Untuk Dalami Asal Mula Virus Corona
Merdeka.com - Sebuah laboratorium penelitian di Wuhan, kota di China di mana virus corona muncul pertama kali, tak akan dikunjungi penyelidik WHO untuk mendalami asal muasal pandemi.
WHO mengirim sebuah tim misi ke Wuhan, Provinsi Hubei, tapi mengatakan para penyelidik berada di sana hanya untuk "meningkatkan pemahaman hewan pembawa Covid-19 dan memastikan bagaimana penyakit tersebut menular dari hewan ke manusia." Demikian seperti dikutip dari The Independent, Senin (13/7).
Para pimpinan di WHO juga menolak memberikan rincian tempat yang akan diperiksa oleh penyelidiknya atau orang yang akan mereka temui – namun, dipahami bahwa otoritas China akan memantau dan membatasi semua pergerakan.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Siapa yang dapat ikut pemeriksaan? Masyarakat, khususnya para lansia bisa mendatangi unit kerja BRI yang telah ditentukan dan langsung mendapatkan pelayanan dari petugas kesehatan.
-
Apa saja yang dibatasi? Berdasarkan beberapa sumber, batas usia untuk mobil pribadi di Jakarta diperkirakan akan diterapkan hingga 10 tahun.
-
Siapa bos China yang membuat pernyataan kontroversial? Dalam perkembangan terbaru, ia telah meminta maaf atas komentarnya yang kontroversial.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
Sebelumnya muncul informasi ada laboratorium yang memiliki sampel virus corona yang 96,2 persen sama dengan Covid-19 yang disimpan selama hampir satu dekade. Ini memicu spekulasi tentang asal usul virus, meskipun para ilmuwan sangat percaya bahwa kode genetik virus menunjukkan bahwa virus bermutasi secara alami.
Richard Ebright, seorang ahli biologi molekuler di Universitas Rutgers di New Jersey, mengatakan: "Untuk mengetahui kadarnya, penyelidikan harus bertujuan untuk mengetahui kemungkinan virus masuk ke manusia melalui kecelakaan laboratorium."
Dia menambahkan, WHO juga harus mempertimbangkan apakah kemampuan virus untuk menginfeksi manusia "diperkuat melalui manipulasi laboratorium".
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSejak pertengahan Oktober 2023, WHO telah memantau data dari sistem pengawasan Tiongkok, terkait pneumonia misterius yang melanda anak-anak di China utara.
Baca SelengkapnyaTim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaSebelumnya China telah melarang para pejabatnya menggunakan iPhone. Alasannya keamanan siber.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMunculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.
Baca Selengkapnya