Penyesalan Putin dan Isyarat Kapan Berakhirnya Perang di Ukraina
Merdeka.com - Pekan lalu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan keputusannya menyetujui gencatan senjata pada Kesepakatan Minsk 2014 dan 2015 adalah sebuah kesalahan. Pengakuan itu disampaikan Putin di hadapan ibu para tentara Rusia yang dikerahkan ke Ukraina.
Dmitry Trenin profesor di Institut Ekonomi Dunia dan Hubungan Internasional Rusia mengungkap peperangan antara Rusia – Ukraina masih akan berlanjut hingga bertahun-tahun ke depan.
Melalui pengakuan Putin itu, Trenin menjelaskan kemungkinan negosiasi perdamaian mengakhiri konflik di Ukraina masih sangat kecil.
-
Kapan Putin menyampaikan belasungkawa? Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa terhadap semua korban serangan teroris di gedung teater Crocus City Hall.
-
Apa yang dikatakan Putin tentang Trump? 'Saat dia bersiap memasuki, atau ketika sudah berada di dalam Ruang Oval, kami menyadari bahwa terkadang pernyataan yang disampaikan memiliki nada yang berbeda. Oleh karena itu, kami melakukan analisis secara mendalam, mengamati, dan akan menarik kesimpulan berdasarkan kata-kata serta tindakan tertentu,' ungkap Peskov.
-
Bagaimana reaksi Zelensky atas kesalahan Biden? Pemimpin Ukraina berusia 46 tahun itu merengut dan menggelengkan kepalanya sebelum bercanda, 'Saya lebih baik.'
-
Siapa yang didukung Putin? Putin mengatakan dia lebih suka Joe Biden ketimbang Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat November mendatang.
-
Siapa PM Inggris yang mengutuk serangan Rusia? Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer baru saja dilantik pada Jumat (5/7) lalu oleh Raja Charles III. Starmer sah terpilih usai Partai Buruh memenangkan 412 suara dari 650 kursi di parlemen pada Pemilu, Kamis (4/7). Dirinya akan menggantikan Perdana Menteri Inggris sebelumnya, Rishi Sunak.
-
Siapa yang salah sebut nama Presiden Zelensky? Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan insiden yang membuat sejumlah orang menarik napas panjang pada Kamis (11/7) malam. Di hadapan para pemimpin NATO, Biden salah sebut saat memperkenalkan nama Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dan memanggilnya dengan nama 'Presiden Putin', musuh bebuyutan Ukraina.
Perlu diingat pada 2014 lalu, Ukraina mengalami konflik internal. Kala itu Ukraina “terpecah” menjadi dua, wilayah barat cenderung dekat kepada Uni Eropa dan negara Barat sedangkan wilayah timur dekat dengan Rusia. Juga dengan jatuhnya pemerintahan Presiden Viktor Yanukovich.
Wilayah timur pun enggan mengikuti keputusan Kiev yang menginginkan agar Ukraina memiliki hubungan lebih dekat dengan Barat. Karena itu gerakan pro-Rusia beserta milisinya mulai bangkit di wilayah timur Ukraina.
Saat itu Presiden Putin bertindak atas mandat parlemen Rusia untuk menggunakan kekuatan militer Rusia di seluruh Ukraina. Namun melihat keberadaan konflik internal di Ukraina, Putin lebih memilih memberi dukungan kepada daerah yang dekat dengan Rusia, yaitu Donetsk dan Lugansk. Mengingat juga saat itu militer Ukraina sedang berusaha menjatuhkan milisi pro-Rusia yang menjamur di Donetsk dan Lugansk.
Kala itu Putin juga enggan menyelamatkan seluruh wilayah Donbass dari militer Ukraina mengingat konflik internal Ukraina. Akhirnya Rusia berhenti melakukan intervensi militer. Gencatan senjata itu ditandatangani Rusia dan Ukraina di Ibu Kota Belarus, Minsk dengan disaksikan Jerman dan Prancis.
Namun keputusan penandatanganan Minsk disesalkan Putin. Di depan para ibu, Putin menjelaskan kala itu Moskow tidak mengetahui secara pasti sentimen penduduk Donbass yang terkena konflik. Moskow juga berharap Donetsk dan Lugansk dapat dipersatukan kembali dengan Ukraina melalui syarat yang ditetapkan di Minsk.
Saat itu Putin juga meminta agar pemerintahan baru Ukraina dapat menyelesaikan masalah di wilayah timur Ukraina dan membentuk hubungan baru dengan Rusia. Putin bahkan juga berharap agar seluruh kesepakatan yang telah ditandatangani dapat terlaksanakan. Demikian dikutip dari Russia Today, Selasa (29/11).
Tetapi Putin menyesal karena seluruh perjanjian Minsk tidak dapat dilaksanakan Ukraina dan negara-negara Barat.
Bagi Trenin, penyesalan dan pengakuan salah jarang dilakukan pemimpin-pemimpin dunia. Namun penyesalan menunjukkan kalau pemimpin telah belajar dari kesalahan mereka sebelumnya.
Bagi Putin, keputusan melakukan operasi militer khusus pada Februari lalu bukanlah kesalahan. Melainkan kesalahan sebenarnya adalah menaruh kepercayaan pada Ukraina, Jerman, dan Prancis pada 2014 dan 2015 lalu.
Putin mengungkap sudah seharusnya Rusia mengandalkan kekuatan militernya untuk membebaskan wilayah berbahasa Rusia atas penindasan yang dilakukan Ukraina.
Trenin menjelaskan Rusia kembali lagi menandatangani keputusan yang mirip dengan perjanjian Minsk, maka itu akan menjadi kesalahan kedua. Penandatanganan pun akan memberikan Ukraina dan negara-negara Barat waktu untuk mempersiapkan diri.
Trenin juga mengungkap Putin mengetahui masih ada negara-negara non-Barat seperti China, India, Indonesia, dan Meksiko yang tidak mengikuti keputusan Barat menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Namun negara-negara itu sangat terpengaruh media-media Barat yang selalu menyebarkan narasi mereka.
Karena itu Moskow tidak dapat membiarkan sentimen-sentimen Barat menyebar ke negara-negara lain. Rusia pun kini sering menyatakan kalau Moskow terbuka untuk dialog tanpa prasyarat. Tetapi Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menjelaskan meski terbuka, namun Rusia akan tetap bernegosiasi pada dasar realitas geopolitik yang ada.
Tapi Kiev enggan berdamai dengan Rusia meski konflik diyakini akan terjadi hingga bertahun-tahun ke depan. Bahkan pada Maret lalu, ketika Rusia dan Ukraina hendak mencapai kesepakatan damai, Ukraina tiba-tiba meninggalkan kesepakatan itu dan menyatakan mereka akan tetap berjuang melawan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga meminta semua hubungan dengan Rusia secara resmi dilarang. Akhirnya keputusan Kiev menjadi batu sandungan bagi perdamaian di Eropa Timur.
Pihak yang sebenarnya terlibat dalam penyelesaian konflik, yaitu Rusia dan Amerika Serikat (AS) juga melihat keputusan Kiev mengganggu jalannya perdamaian. Bagi AS, Rusia masih jauh dari kata ‘terkalahkan’. Sedangkan bagi Rusia, jika gencatan senjata terjadi maka Ukraina akan menjadi negara bermusuhan.
Namun Trenin menjelaskan konflik Rusia – Ukraina terjadi karena usaha Rusia mempertahankan diri dari ancaman Barat. Karena itu konflik ini bukanlah tentang Ukraina, melainkan keamanan nasional Rusia.
Konflik pun akan tetap terjadi hingga bertahun-tahun ke depan. Dan Trenin menjelaskan selalu ada harga yang harus dibayar dalam memperhitungkan kepentingan keamanan dan kekuatan lawan.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kekacauan ini terjadi ketika Biden dan pemimpin 19 negara lainnya berkumpul untuk mengumumkan penandatanganan Perjanjian Ukraina.
Baca SelengkapnyaPutin mengusulkan kunci penyelesaian konflik Israel-Palestina adalah membentuk negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Baca SelengkapnyaMegawati tak ingin Indonesia berkonflik dengan negara-negara yang ada di Asia Tenggara lainnya.
Baca SelengkapnyaDalam momen tersebut Putin mengungkapkan kesedihannya atas bencana kemanusiaan di Jalur Gaza dan menegaskan dukungan untuk rakyat Palestina.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Singapura, Sabtu 1 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaVladimir Putin ungkap rasa prihatinnya ke Presiden Palestina Mahmoud Abbas atas konflik di Gaza.
Baca SelengkapnyaPresiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perang dan kekerasan yang terjadi antara Israel dan Palestina salah Amerika.
Baca SelengkapnyaPutin mengajak tentara hamas dan Israel untuk tampil jantan. Bertarung antar para pria.
Baca SelengkapnyaKedatangan Putin ke Chechnya itu disebut terjadi mendadak, di saat Moskow tengah berjuang mengusir pasukan Ukraina keluar dari wilayah Kursk.
Baca SelengkapnyaMomen pelantikan Vladimir Putin sebagai Presiden Rusia periode ke-5 berlangsung mewah di Istana Kremlin, Moskow.
Baca SelengkapnyaKunjungan Putin ke Torzhok dilakukan di tengah ketegangan yang terus meningkat dengan Amerika Serikat dan para sekutunya.
Baca SelengkapnyaNATO meminta agar pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia dihentikan, setelah terungkap bahwa 10.000 tentara Korut terlibat dalam konflik di Ukraina.
Baca Selengkapnya