Perawat dihukum mati usai bunuh lansia agar gaji dibayar cepat
Merdeka.com - Perawat spesialis lansia dari China divonis hukuman mati oleh Pengadilan Provinsi Guangzhou, Rabu (4/5). Dia terbukti membunuh seorang nenek 70 tahun yang seharusnya dia rawat demi mendapatkan gaji tanpa harus lama bekerja.
Di pengadilan, He Tiandai (46) mengakui telah meracuni sop yang dihidangkan kepada nenek bernama He Yanzhu. Sop itu diberi pil tidur serta pestisida. Karena korban masih bernafas saat mulai pingsan, Tiandai lantas mencekiknya menggunakan tali nilon hingga tewas.
South China Morning Post melaporkan Tiandai mengklaim sudah sering melakukan tindakan keji serupa pada lansia lainnya.
-
Siapa korban dari pembantaian di China? 41 tulang belulang tanpa kepala yang dianalisis ternyata semuanya milik wanita dan anak-anak.
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Di mana situs pembantaian di China berada? Peneliti menemukan situs pembantaian ini, dikenal sebagai situs Honghe di Provinsi Heilongjiang, China timur laut, pada tahun 1990-an.
-
Siapa yang membunuh korban? Jasad wanita berinisial R (34) ditemukan di Dermaga Ujung Pulau Pari dengan kondisi sudah membusuk pada 13 April 2024. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pelaku berinisial N yang diketahui memesan layanan Open BO dari R melalui aplikasi WeChat.
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
Dia bersaksi sedikitnya meracuni tujuh kakek dan nenek lain agar tidak perlu repot merawat mereka. Pengakuan ini masih didalami pengadilan, sebab tidak ada yang mengaku menjadi korban perbuatan Tiandai selain keluarga mendiang nenek Yanzhu.
Dalam salah satu sidang yang berlangsung sejak tahun lalu, Tiandai mengaku menyesal dan minta dihukum berat. Dia bahkan menolak keterangan pengacara yang berusaha meringankan hukumannya.
"Saya sudah membunuh orang, saya akan membayar dengan nyawa saya," ujarnya di hadapan majelis hakim.
Tiandai mengaku terpikir membunuh korban setelah mendengar pernyataan anak korban di hari pertama bekerja, bahwa upahnya langsung dibayar penuh seandainya Nenek Yanzhu meninggal.
Kasus ini memicu tuntutan warga Tiongkok agar perusahaan penyalur perawat lebih ketat menyeleksi calon pekerja. Kebutuhan perawat sedang meningkat di seantero Negeri Tirai Bambu, karena ada 212 juta warga masuk kategori lansia. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mayat korban dimasukkan ke dalam karung lalu dibuang ke sungai di Kabupaten Tasikmalaya.
Baca SelengkapnyaKorban Briptu RDW akhirnya meninggal dunia setelah kondisinya terus memburuk.
Baca SelengkapnyaAwalnya korban menghubungi kedua pelaku untuk meminta uang Rp3 juta dengan ancaman menyebarkan video syur itu.
Baca SelengkapnyaKorban dipukul menggunakan gagang cangkul hingga akhirnya terkapar. Kemudian dimasukkan ke dalam karung dan dibuang ke TPA.
Baca SelengkapnyaDukun pengganda uang Slamet Tohari terancam hukuman mati
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilaporkan hilang oleh keluarga sebelum ditemukan tewas di bawah lantai
Baca SelengkapnyaSebelum dibunuh, H menganiaya istrinya selama tiga hari karena cemburu.
Baca SelengkapnyaPolisi memastikan mayat perempuan terbungkus gulungan kasur di Jalan Balai Desa Lama, Cikupa, Tangerang sudah meninggal dunia beberapa hari dibuang pelaku.
Baca SelengkapnyaJaksa menilai perbuatan ketiga terdakwa sadis dan biadab. Karena itulah jaksa mempertimbangkan hal yang memberatkan bagi mereka.
Baca SelengkapnyaKasus penemuan mayat di saluran irigasi persawahan Jember mengungkap fakta memilukan.
Baca SelengkapnyaDia menaruh racun itu dalam makanan dan minuman temannya.
Baca SelengkapnyaPolisi menggelar reka ulang pembunuhan empat orang dalam satu keluarga di Musi Banyuasin. Tersangka EE (48) nekat melakukan perbuatan itu karena masalah bisnis.
Baca Selengkapnya