Perempuan Afghanistan Menentang Taliban dengan Memakai Gaun Berwarna-Warni
Merdeka.com - Perempuan Afghanistan di seluruh dunia memprotes persyaratan jilbab baru di sekolah-sekolah yang diterapkan Taliban dengan mengunggah foto mereka memakai busana tradisional warna warni di media sosial.
Dalam beberapa hari terakhir, Taliban memerintahkan pemisahan berbasis gender di ruang-ruang kelas dan mengatakan pelajar, dosen, dan pegawai perempuan harus memakai jilbab berdasarkan interpretasi hukum Islam kelompok tersebut.
Pada Sabtu, sejumlah foto beredar sekelompok mahasiswi memakai pakaian serba hitam dari kepala sampai kaki dan melambaikan bendera Taliban di aula sebuah universitas negeri di Kabul.
-
Apa tindakan para siswi yang protes larangan jilbab? Sebagai bentuk protes, para siswi membakar buku-buku latihan mereka dan menuntut hak untuk mengenakan pakaian Muslim dan meminta teman-teman mereka untuk mencoba jilbab secara langsung di jalan.
-
Bagaimana kebijakan larangan jilbab di Tajikistan? Undang-undang ini sebagian besar menargetkan hijab, atau kerudung, dan pakaian tradisional Islam. Pelanggar kebijakan ini akan didenda mulai dari 7.920 somonis atau Rp12 juta untuk perorangan dan 39.500 somonis atau Rp60 juta untuk badan hukum.
-
Bagaimana Tajikistan melarang jilbab? Kode tersebut sebelumnya tidak mencantumkan pemakaian jilbab atau pakaian religius lainnya sebagai pelanggaran. Radio Liberty's Tajik Service melaporkan pada 23 Mei hukuman bagi para pelanggar bervariasi mulai dari 7.920 somonis atau Rp12 juta untuk perorangan dan 39.500 somonis atau Rp60 juta untuk badan hukum.
-
Kenapa Kazakhstan melarang jilbab di sekolah? Menurut pernyataan di situs web pemerintah Kazakhstan, kebijakan baru ini diberlakukan atas dasar menjamin kesetaraan semua agama di depan hukum dan anggapan bahwa setiap atribut, simbol, elemen dengan satu atau lain cara menyiratkan propaganda dogma yang terkait, serta mencegah keuntungan dari agama manapun di negara itu.
-
Kenapa Tajikistan melarang jilbab? Majelis tinggi parlemen Tajikistan, Majlisi Milli, mengesahkan undang-undang yang melarang 'pakaian asing' dan perayaan untuk dua hari raya besar Islam, yaitu Idulfitri dan Iduladha. Sesi ke-18 Majlisi Milli, yang dipimpin oleh ketuanya, Rustam Emomali, berlangsung pada 19 Juni.Pusat pers Majlisi Milli mengatakan sidang tersebut mengesahkan amandemen yang dibuat untuk undang-undang negara tentang hari libur, tradisi dan ritual, peran guru dan lembaga pendidikan dalam membesarkan anak-anak, tanggung jawab orang tua.
-
Siapa yang melarang jilbab di Tajikistan? Majelis tinggi parlemen Tajikistan, Majlisi Milli, mengesahkan undang-undang yang melarang 'pakaian asing' dan perayaan untuk dua hari raya besar Islam, yaitu Idulfitri dan Iduladha.
Para perempuan Afghanistan lainnya merespons dengan mengunggah foto mereka dalam busana tradisional Afghanistan warna-warni, sangat kontras dengan perintah jilbab hitam yang ditetapkan Taliban.
Bahar Jalali, mantan anggota fakultas Universitas Amerika menurut akun LinkedIn-nya, memulai kampanye perlawanan tersebut dengan mengunggah fotonya, menurut beberapa perempuan lain yang mengunggah fotonya di Twitter.
Jalali mengutip-tweet gambar seorang perempuan yang berbusana serba hitam dan berkata: “Tidak ada perempuan yang pernah berpakaian seperti ini dalam sejarah Afghanistan. Ini sama sekali asing dan bertentangan dengan budaya orang Afghanistan. Saya mengunggah foto saya dalam gaun tradisional Afghanistan untuk menginformasikan, mengedukasi, dan melawan misinformasi yang dimunculkan Taliban.”
Para perempuan Afghanistan lainnya langsung mengikut aksinya di media sosial.
Kepala Layanan Afghanistan di DW News, Waslat Hasrat Nazimi kemudian mengunggah fotonya di Twitter, memakai busana tradisional Afghanistan.
“Ini adalah budaya Afghanistan dan beginilah perempuan Afghanistan berpakaian,” tulisnya, dikutip dari CNN, Selasa (14/9).
Seorang jurnalis ternama BBC yang berbasis di London, Sana Safi, mengunggah foto dirinya dalam balutan busana berwarna warni, menulis: “Jika saya berada di Afghanistan saya akan memakai kerudung. Ini se-‘konservatif’ dan se-tradisional yang kalian/saya bisa pahami.”
Jurnalis BBC lainnya, Sodaba Haidare mengatakan: “Ini adalah busana tradisional kami. Kami menyukai beragam warna. Bahkan beras kami pun berwarna warni dan begitupun bendera kami.”
Seorang politisi lokal di Inggris yang berasal dari Afghanistan, Peymana Assad mengatakan dalam sebuah unggahan: “Pakaian kebudayaan kami bukan pakaian dementor seperti yang diminta Taliban dipakai perempuan.”
“Ini adalah budaya Afghanistan,” tulis Peymana Assad.
Shekiba Teimori, seorang aktivis dan penyanyi Afghanistan yang melarikan diri dari Kabul bulan lalu, mengatakan kepada CNN "hijab ada sebelum Taliban jatuh. Kami bisa melihat perempuan berjilbab, tapi ini berdasarkan keputusan keluarga dan bukan pemerintah.”
Dia mengatakan sebelum Taliban datang ke Afghanistan, nenek moyangnya “memakai gaun warna warni Afghanistan yang sama seperti yang Anda lihat dalam foto-foto saya.”
Nasib perempuan di Afghanistan telah menjadi perhatian utama sejak Taliban mengambil alih kendali di Afghanistan menyusul penarikan pasukan Amerika Serikat dan pasukan internasional pada Agustus.
Taliban, yang berkuasa di Afghanistan dari 1996 sampai 2001 tapi digulingkan setelah invasi yang dipimpin AS, memiliki sejarah memperlakukan perempuan sebagai warga negara kelas dua, menjadi target kekerasan, korban pernikahan paksa dan hampir kehadirannya tidak terlihat di negara tersebut.
Namun setelah mengambil alih kekuasaan bulan lalu, para pemimpin Taliban mengklaim pihaknya akan lebih moderat dan berjanji melibatkan perempuan dalam pemerintahan. Tapi saat mengumumkan anggota kabinet pekan lalu, tidak ada tokoh perempuan dalam kabinet tersebut.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tajikistan memberlakukan RUU yang melarang hijab sejak 8 Juni lalu.
Baca Selengkapnyajemaah wanita terlihat mengenakan mukena dengan motif macan tutul yang mencolok.
Baca SelengkapnyaPenggunaan abaya atau gamis bagi perempuan dan anak perempuan Muslim dilarang sejak tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMenag menanggapi polemik soal aturan BPIP berkaitan penggunaan jilbab pada anggota Paskibraka 2024.
Baca SelengkapnyaKelompok ibu-ibu selalu punya cara tersendiri untuk menunjukkan kekompakan.
Baca SelengkapnyaJilbab di masa lalu bukanlah sesuatu yang mudah dijumpai, bahkan sempat dilarang pemerintah.
Baca SelengkapnyaNegara Muslim Ini Resmi Larang Jilbab dan Perayaan Lebaran
Baca SelengkapnyaSosok anggota Paskibraka berhijab di Upacara HUT RI Istana Negara sebelum tahun 2024. Siapa saja?
Baca SelengkapnyaSosok Dzawata Maghfura, Paskibraka asal Aceh yang ramai jadi perbincangan publik.
Baca SelengkapnyaParlemen Iran mengesahkan undang-undang yang melarang perempuan berpakaian tidak pantas di tempat umum.
Baca SelengkapnyaMajelis Ulama Indonesia (MUI) tegaskan menolak aturan pelarangan hijab bagi anggota Paskibraka putri nasional usai BPIP terbitkan aturan terbaru.
Baca SelengkapnyaKomnas Perempuan mengidentifikasi masih ada sekurangnya 73 kebijakan dan berbagai praktek diskriminasi di sejumlah daerah.
Baca Selengkapnya