Peretas China Gunakan Facebook Untuk Awasi Muslim Uighur di Luar Negeri
Merdeka.com - Pada Rabu (24/3), Facebook Inc menyampaikan pihaknya telah memblokir sekelompok peretas di China yang menggunakan platformnya untuk menargetkan warga Uighur yang tinggal di luar negeri dengan tautan malware yang bisa merusak perangkat mereka dan bisa melakukan pengawasan.
Perusahaan media sosial ini mengatakan, para peretas yang dikenal sebagai Earth Empusa atau Evil Eye dalam industry keamanan, menargetkan para aktivis, jurnalis, dan pembelot terutama warga Uighur, kelompok etnis Muslim terbesar yang menghadapi penindasan di China.
Dikutip dari France 24, Kamis (25/3), Facebook menyampaikan target para peretas ini kurang dari 500, yang kebanyakan berasal dari wilayah Xinjiang tapi tinggal di luar negeri seperti di Turki, Kazakhstan, Amerika Serikat, Suriah, Australia, dan Kanada.
-
Kenapa warga Uighur dikriminalisasi? 'Penerintah komunis China mengkriminalisasi praktek Islam yang normal,' kata Abdul.
-
Bagaimana China mengawasi warga Uighur? Lebih lanjut, Astrid juga menjelaskan bahwa perkembangan situasi terkini dari masyarakat Uighur di China, di mana masih banyak CCTV atau kamera pengawas yang mengamati kondisi atau pergerakan warga di sana, khususnya di provinsi Xinjiang. 'Kondisi saat ini masih terjadi pembatasan atau pengawasan, baik secara langsung ataupun tidak langsung menggunakan teknologi yang lebih canggih,' jelasnya.
-
Apa yang terjadi pada warga Uighur? 'Dan kemudian mereka tidak tahu tentang orang tuaku. Itu terakhir kali aku mendengar kabar dari mereka,' ujar Abdul ketika menjadi narasumber pada agenda konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' diselenggarakan oleh OIC Youth Indonesia di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Siapa yang dituduh sebagai hacker oleh China? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
-
Bagaimana hacker China menyerang? Dalam pernyataan bersama, FBI dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (Cybersecurity and Infrastructure Security Agency/CISA) mengungkapkan bahwa mereka tengah menyelidiki akses ilegal ke infrastruktur telekomunikasi komersial yang dilakukan oleh pelaku yang berhubungan dengan Republik Rakyat China (hacker China).
-
Apa tujuan serangan siber menurut China? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
Sebagian besar aktivitas peretas terjadi jauh dari Facebook dan mereka menggunakan situs tersebut untuk berbagi tautan ke situs web berbahaya daripada langsung membagikan malware di platform tersebut.
“Kegiatan ini memiliki ciri khas operasi dengan sumber daya yang baik dan persisten, sambil mengaburkan siapa di belakangnya,” jelas penyelidik keamanan siber Facebook dalam sebuah unggahan blog.
Facebook mengatakan kelompok peretas menggunakan akun Facebook palsu untuk menyamar sebagai jurnalis fiktif, pelajar, pembela hak asasi manusia atau anggota komunitas Uighur untuk membangun kepercayaan dengan target mereka dan mengelabui mereka agar mengklik tautan berbahaya.
Peretas membuat situs web berbahaya menggunakan domain yang mirip situs berita Uighur dan Turki ternama dan membobol situs web sah yang dikunjungi oleh target. Facebook juga menemukan situs web yang dibuat oleh grup tersebut meniru toko aplikasi Android pihak ketiga dengan aplikasi bertema Uighur, seperti aplikasi doa dan aplikasi kamus, yang berisi malware.
Facebook mengatakan penyelidikannya menemukan dua perusahaan China, Beijing Best United Technology Co Ltd (Best Lh) dan Dalian 9Rush Technology Co Ltd (9Rush) telah mengembangkan perangkat Android yang digunakan oleh grup tersebut.
Kedutaan Besar China di Washington tidak segera membalas pesan permintaan komentar atas laporan Facebook ini. Beijing kerap membantah tuduhan spionase dunia maya.
Reuters tidak dapat segera menemukan informasi kontak Dalian 9Rush Technology Co Ltd. Seorang pria yang menjawab nomor yang terdaftar untuk Beijing Best United Technology Co Ltd menutup telepon.
Facebook mengatakan telah menghapus akun grup tersebut, yang jumlahnya kurang dari 100, dan telah memblokir berbagi domain berbahaya dan menginformasikan orang-orang yang diyakini sebagai target.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah China memperingatkan warganya, terutama kaum muda, agar berhati-hati dengan lelaki tampan dan permepuan cantik.
Baca SelengkapnyaKasus penculikan online terdengar aneh, tapi ini nyata. Tebusannya uang miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar negara-negara yang kerap diserang hacker.
Baca SelengkapnyaBeberapa kampanye malware menyerang China. Ulah siapa?
Baca SelengkapnyaPenghapusan ini dilakukan di China. Pemerintah negara itu meminta Apple "memblokir" dua aplikasi tersebut di App Store-nya.
Baca SelengkapnyaCerita Warga Uighur Hilang Kontak Tujuh Tahun dengan Keluarga Akibat Aksi Genosida
Baca SelengkapnyaAplikasi serupa Tiktok ini dilarang beroperasi di Indonesia selama tidak memiliki izin.
Baca SelengkapnyaLaporan AS mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu serta menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring.
Baca SelengkapnyaTudingan ini cukup serius karena FBI menilai dua negara itu ingin mencuri data-data rahasia AS.
Baca SelengkapnyaBerikut bahaya TikTok menurut pemerintah AS jika benar-benar tidak ditindaklanjuti.
Baca SelengkapnyaTersangka SZ terlibat dalam kasus penipuan online berkedok like dan subscribe pada konten tertentu.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo mengatakan bahwa China adalah pelaku serangan siber di seluruh dunia.
Baca Selengkapnya