Perintah eksekutif Trump salahi prinsip toleransi beragama di AS
Merdeka.com - Penangguhan perintah eksekutif Presiden Amerika Serikat pelarangan tujuh negara yang masuk negaranya, membuat warga negara tersebut bernapas lega. Kendati demikian, Trump sepertinya tidak menyerah dan akan tetap melakukan berbagai upaya agar kebijakannya diberlakukan.
Menanggapi hal tersebut Asosiasi Alumni Program Beasiswa Amerika-Indonesia (ALPHA-I) menyatakan ketidaksetujuan terhadap perintah eksekutif tersebut, karena perintah itu bertentangan dengan prinsip dasar yang menjadi landasan demokrasi AS.
"Selama ini AS dikenal dengan prinsip kemanusian, kebebasan dan kesetaraan dalam demokrasinya. Selain itu, perintah ini juga berpotensi menimbulkan diskriminasi, pelabelan, dan profiling terhadap semua komunitas," kata Sekretaris Jenderal ALPHA-I, Yossa Nainggolan saat menggelar jumpa pers di Bakoel Koffie, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/2).
-
Apa yang ingin dihentikan oleh Presiden? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Apa yang dilarang AS? Amerika Serikat juga telah mengurangi pasokan chip high-end untuk perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Tiongkok. Diberitakan bahwa otoritas regulasi di AS telah melarang Samsung untuk memasok chipset Exynos dengan teknologi 7nm atau yang lebih rendah kepada perusahaan-perusahaan di Tiongkok.
-
Apa yang akan dihapus oleh pemerintah? Pemerintah akan menghapus kredit macet segmen Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) di bank.
-
Siapa yang dilarang AS? Amerika Serikat juga telah mengurangi pasokan chip high-end untuk perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Tiongkok. Diberitakan bahwa otoritas regulasi di AS telah melarang Samsung untuk memasok chipset Exynos dengan teknologi 7nm atau yang lebih rendah kepada perusahaan-perusahaan di Tiongkok.
-
Kenapa Amerika Serikat ingin blokir TikTok? Pemerintah Amerika Serikat mengungkapkan bahwa TikTok berpotensi menjadi ancaman bagi keamanan nasional, terutama karena hubungannya dengan perusahaan induk asal Tiongkok, ByteDance.
-
Kenapa Amerika Serikat ingin melarang TikTok? Pemerintahan Trump bahkan menyatakan bahwa TikTok berpotensi menjadi sarana bagi pemerintah Tiongkok untuk mengumpulkan data pribadi warga Amerika.
Sebagai alumni Universitas Oregon jurusan Kebijakan Politik Luar Negeri, perintah ini bisa menjadi jurang politik eksekutif dan menimbulkan permusuhan. Padahal selama ini para pemimpin politik, cendekiawan dan aktivis telah menjembatani permasalahan ini.
"Kami meyakini perintah ini tidak sesuai dengan nilai-nilai masyarakat AS. Sebab kami merasakan sendiri bagaimana keramah tamahan rakyat AS selama kami belajar di sana. Ini bisa menghambat prinsip yang selama ini kami berusaha tegakkan," ungkap Yossa.
Hal serupa juga diungkapkan oleh salah satu mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di Negeri Paman Sam, Testriono. Saat dihubungi melalui telewicara, Testriono mengungkapkan pendapatnya.
"Selama ini kami hidup tanpa diskriminasi di AS. Tetapi dengan adanya perintah eksekutif ini, nilai kebebasan dan kesetaraan jadi terganggu. Seharusnya presiden bisa memberi contoh bahwa demokrasi AS benar-benar menghargai diversity dan equalisme," jelas Testriono.
"Tidak seharusnya ada kebijakan yang menganggap kelompok agama tertentu sebagai teroris sehingga diperlakukan tidak adil," sambungnya.
Terstriono berharap, Trump bisa menarik kembali lagi kebijakan ini agar tidak ada diskriminasi terutama dalam hal agama di muka dunia.
"Kamu berharap perintah eksekutif ini bisa dicabut sesuai dengan tuntutan masyarakat AS dan dunia," tandasnya. (mdk/che)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nasib TikTok saat ini tergantung pada keputusan Mahkamah Agung AS, meskipun tidak ada kepastian bahwa pengadilan akan menerima kasus ini untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaSebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaDewan HAM PBB kemarin menyepakati adanya perbedaan resolusi soal kasus kebencian agama setelah terjadi insiden pembakaran kitab suci Alquran di Swedia.
Baca SelengkapnyaTikTok diperkirakan akan segera dilarang di Amerika Serikat setelah upaya penjualannya kepada perusahaan lokal gagal.
Baca SelengkapnyaSaat Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya, pemerintah Amerika Serikat dilaporkan membatalkan rencana pemblokiran TikTok.
Baca SelengkapnyaDewan HAM PBB kemarin menyetujui resolusi tentang kebencian agama setelah insiden pembakaran Alquran di Swedia bulan lalu
Baca SelengkapnyaTrump dan Biden memiliki pandangan yang berbeda mengenai penerapan hukuman mati.
Baca SelengkapnyaTrump sering kali menekankan prinsip "America First".
Baca SelengkapnyaPara produsen mobil sedang mempersiapkan diri untuk kemungkinan penerapan tarif baru oleh Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca SelengkapnyaMahkamah Agung (MA) secara resmi melarang hakim mengizinkan atau mengabulkan permohonan pernikahan beda agama. Hal itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 2
Baca SelengkapnyaMuhammad Taufik Zoelkifli mengatakan, LGBT bertentangan dengan norma agama dan Pancasila.
Baca SelengkapnyaPontesi menangnya Donald Trump ini berdampak langsung pada nilai tukar atau kurs Rupiah.
Baca Selengkapnya