Pernyataan sensasional Stephen Hawking: Bumi hancur 100 tahun lagi
Merdeka.com - Stephen Hawking, fisikawan terkemuka yang terkenal dengan teori fisika kuantum, meninggal dunia di usia 76 tahun. Dia diduga meninggal dunia akibat komplikasi penyakit sklerosis lateral amiotrofik.
Stephen Hawking terkenal dengan berbagai teori masa depan. Kontribusi terbesarnya di bidang fisika kuantum meliputi beberapa teori, mulai teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, radiasi Hawking, dan masih banyak lagi.
Salah satu pernyataan Hawking yang sangat sensasional adalah soal kehancuran Bumi yang bakal terjadi 100 tahun lagi. Pria kelahiran Oxford, Inggris tersebut sempat berkata dalam kurun waktu 100 tahun lagi, manusia harus bergegas mencari 'bumi' baru agar tidak musnah.
-
Apa yang Stephen Hawking yakini? Hawking menyatakan bahwa dirinya merupakan seorang ateis, yaitu seseorang yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan. 'Sebelum kita memahami ilmu pengetahuan/sains, wajar untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Akan tetapi, sekarang ilmu pengetahuan menawarkan penjelasan yang lebih menyakinkan,'
-
Bagaimana ilmuwan ini meninggal? Meskipun penyebab pastinya tidak dapat dipastikan, dugaan kuat adalah bahwa kandung kemihnya pecah. Pengabaian untuk buang air kecil selama waktu yang lama diyakini telah menyebabkan tekanan tidak biasa pada kandung kemihnya yang kemudian mengakibatkan pecahnya organ tersebut.
-
Kapan ilmuwan ini meninggal? Kematian Tycho Brahe pada tanggal 24 Oktober 1601, hanya 11 hari setelah insiden pesta yang tragis, meninggalkan kekosongan besar dalam dunia ilmu pengetahuan.
-
Siapa yang menemukan radiasi Hawking? Fisikawan Stephen Hawking menyadari bahwa sifat-sifat lubang hitam hanya bergantung pada beberapa parameter global, yaitu massa, muatan listrik, dan momentum sudutnya. Ketika lubang hitam tidak benar-benar menyedot benda lain, maka ia akan kehilangan energi dalam bentuk yang dinamakan 'radiasi Hawking'.
-
Mengapa Stephen Hawking menjadi ateis? 'Sebelum kita memahami ilmu pengetahuan/sains, wajar untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Akan tetapi, sekarang ilmu pengetahuan menawarkan penjelasan yang lebih menyakinkan,'
-
Bagaimana Stephen Hawking melihat Tuhan? Pada 2014 Hawking pernah mengatakan kepada media bahwa ia adalah seorang ateis dan tidak mempercayai akan kehadiran Tuhan. Hawking mempercayai bahwa tidak akan ada surga ataupun kehidupan setelah kematian.
Pria yang menimba ilmu PhD di University of Cambridge tersebut juga menuturkan, Bumi kini tengah memasuki fase ancaman alam yang berbahaya.
Beberapa di antaranya bahkan sudah terjadi dan akan berlangsung di kemudian hari, seperti perubahan iklim, serangan asteroid, pertumbuhan populasi yang tak terkontrol, dan penyebaran wabah penyakit.
"Saya pikir, kita tak akan bisa bertahan 100 tahun lagi. Jika bisa bertahan pun, semua pasti sudah hancur," kata Stephen Hawking sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari Mirror.
"Dengan bertambahnya risiko, bukan tidak mungkin generasi di masa depan terpaksa harus mencari eksistensi baru di luar Bumi. Jika tak ingin musnah, mereka harus mencari planet baru," ia melanjutkan.
Teori Hawking juga dipaparkan dalam seri dokumentasi bertajuk "Expedition New Earth". Dalam seri itu, Hawking dan ilmuwan Christophe Galfard meneliti keterkaitan antara ilmu astronomi, biologi, dan teknologi roket untuk memastikan kemungkinan manusia bisa tinggal di sebuah planet selain Bumi.
Apa yang diucapkan Hawking ternyata tak main-main. Diketahui, sebelum wafat, pria berkacamata tersebut telah bekerja sama dengan NASA membangun wahana nano-starship yang fungsinya untuk terbang ke sebuah planet dalam kecepatan cahaya.
Wahana robot mini bernama "StarChip" tersebut, konon bisa mencapai Alpha Centauri, yaitu bintang terdekat Tata Surya yang jaraknya berkisar 4,37 tahun cahaya dari Bumi.
Dilaporkan Tech Insider, robot dirancang dalam bentuk pesawat antariksa yang didorong dengan kecepatan cahaya agar bisa mencapai area Alpha Centauri.
Meski begitu, Hawking belum bisa memastikan apakah ini memang akan menjadi 'jalan pintas' untuk menggapai Alpha Centauri atau tidak.
Jika program ini berhasil dieksekusi, jarak tempuh robot tersebut ke Alpha Centauri hanya memakan waktu dua dekade. Dan nantinya, ia akan menciptakan wahana dalam skala lebih besar untuk menampung manusia beranjak dari Bumi.
"Kami merancang pesawat antariksa robotik ini dengan bantuan sorot cahaya dan layar yang ringan. Dengan begitu, perjalanan ke Alpha Centauri bisa ditempuh dalam satu generasi," pungkas Hawking.
Setelah meninggalnya Hawking, apakah prediksi dan upaya ini akan terus dilanjutkan? Apa memang umat manusia percaya dengan teorinya kalau Alpha Centauri bisa dihuni manusia kelak?
Semoga saja, warisan prediksi dan teori ilmiah Hawking bisa diteruskan oleh para ilmuwan agar berguna di masa depan.
Reporter: Jeko I. R
Sumber: Liputan6.com
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penasaran apa saja hal-hal kontroversial dari Stephen Hawking?
Baca SelengkapnyaHawking banyak ditanyai mengenai pandangannya mengenai keberadaan Tuhan dan kepercayaan yang ia anut.
Baca SelengkapnyaApa yang dikatakannya ternyata benar-benar terjadi saat ini.
Baca SelengkapnyaAda ragam cara Bumi hancur menurut beberapa sumber.
Baca SelengkapnyaManusia akan mencapai kecepatan lepas dari umur panjang pada tahun 2029.
Baca SelengkapnyaManusia punah menjadi misteri. Teknologi ini meramalkan kiamat kapan terjadi.
Baca SelengkapnyaKepunahan massal dinosaurus disebabkan hantaman asteroid.
Baca SelengkapnyaIlmuwan Sudah Tahu Kapan Bumi Akan Kehabisan Oksigen, Catat Tanggalnya
Baca SelengkapnyaPlanet mirip Bumi ditemukan mengorbit bintang mati 4.000 tahun cahaya dari Bumi.
Baca SelengkapnyaOrang ini punya analisis sendiri bagaimana manusia hidup setelah mati.
Baca Selengkapnya"Kotak Hitam" ini adalah kunci petunjuk bagaimana peristiwa mengerikan itu terjadi jutaan tahun silam.
Baca Selengkapnya