Pertama Kali Ditemukan di Wuhan, Ilmuwan Sebut Virus Corona Tak Berasal dari China
Merdeka.com - Semua bukti yang ada mengindikasikan bahwa virus corona, yang telah menginfeksi lebih dari 56 juta orang di seluruh dunia, boleh jadi pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, China tengah, tapi tak berasal atau dimulai dari sana. Demikian menurut salah satu ilmuwan ternama China.
"Wuhan ialah di mana virus corona pertama kali terdeteksi tapi bukan berasal dari sana," ujar mantan kepala epidemiologi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China (CDC), Zeng Guang, dalam sebuah konferensi akademik online pada Kamis, dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Minggu (22/11).
Zeng adalah ahli epidemiologi senior kedua China yang mengangkat isu kontroversial ini dalam beberapa pekan terakhir.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kenapa muncul wabah misterius ini? Para pejabat China dengan cepat memberikan penjelasan, menekankan masyarakat tidak perlu panik. Para pejabat mengaitkan peningkatan kasus penyakit mirip pneumonia ini dengan kombinasi patogen umum selama musim dingin pertama tanpa pembatasan Covid-19 yang ketat.
-
Di mana para ilmuwan menemukan virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
Kepala epidemiolog CDC saat ini, Wu Zunyou, mengeluarkan pernyataan yang sama pekan lalu, mengatakan patogen tersebut bisa masuk ke China melalui produk seafood atau daging beku.
Komentar itu muncul ketika tim yang dibentuk WHO menyelidiki asal-usul virus corona. Misi tersebut, yang dimulai akhir bulan lalu, dimulai dengan pertemuan online antara ilmuwan China dan tim WHO, dan diharapkan untuk memasukkan penyelidikan di lapangan pada tahap selanjutnya.
Berbicara dalam konferensi yang diselenggarakan penerbit Amerika Serikat, Cell Press dan Komisi Iptek Kota Beijing, Zeng mengutip penelitian di Italia yang memperkirakan Sars-CoV-nama resmi virus corona, menyebar di antara individu tanpa gejala di Italia berbulan-bulan sebelum kasus pertama dilaporkan di Wuhan pada Desember tahun lalu.
Penelitian itu menemukan, antibodi spesifik untuk Sars-CoV-2 terdeteksi di sampel darah yang dikumpulkan dalam skrining uji coba kanker paru-paru antara September 2019 dan Maret 2020.
Menurut penelitian yang telah ditelaah sejawat, 11,6 persen dari 959 sukarelawan yang sehat mengembangkan antibodi virus corona sebelum Februari.
Sistem Pemantauan Pneumonia
Pada Kamis di Milan, peneliti Italia mengatakan penelitian mereka tidak untuk memperselisihkan asal usul virus corona.
"Penemuan ini hanya mendokumentasikan bahwa epidemi di China tidak terdeteksi tepat waktu," jelas Direktur Ilmiah Institut Kanker Nasional, Giovanni Apolone, yang juga salah satu penulis penelitian tersebut.
Dalam konferensi online itu, Zeng mengatakan virus corona pertama kali terdeteksi di Wuhan berkat adanya sistem pemantauan pneumonia yang dibangun setelah wabah SARS 17 tahun lalu.
"China telah membangun sistem pemantauan terdepan di dunia untuk melaporkan pneumonia tak dikenal sejak wabah SARS pada 2003. Kami selalu siaga tinggi," jelasnya.
"Berkat sistem ini, kami bisa menjadi yang pertama di dunia mengidentifikasi Covid-19," lanjutnya.
Kerjasama Internasional
China mengatakan, penelitian Italia dan penelitian lainnya menunjukkan asal usul virus adalah isu kompleks ilmiah, dan penelusuran asal usul ini sebuah proses yang terus berlangsung yang bisa melibatkan banyak negara.
"China akan terus ambil bagian dalam penelitian ilmiah global dalam menelusuri asal usul dan rute penularan virus, dan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk berkontribusi dalam kerjasama global dalam memerangi Covid-19 dan virus lainnya," jelas juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian pada Selasa lalu.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gejala HMPV memang seperti batuk, demam, mungkin sesak dan nyeri dada.
Baca SelengkapnyaVirus yang sudah merebak di China ini disebut-sebut mirip Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca SelengkapnyaTim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaMenurut Budi, masyarakat tak perlu khawatir karena virus tersebut berbeda dengan Covid-19.
Baca SelengkapnyaMunculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.
Baca SelengkapnyaSemua kasus di Tanah Air melibatkan anak-anak, namun virus HMPV ini bukanlah ancaman baru.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaTemuan sementara, penyebab utama pneumonia misterius di China adalah mycoplasma.
Baca SelengkapnyaPeningkatan infeksi yang belum jelas penyebabnya menimbulkan pertanyaan tentang perubahan pola penyebaran.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca Selengkapnya