Pertaruhan Pangeran Salman untuk masa depan Saudi
Merdeka.com - Hari-hari ini adalah masa yang cukup berat bagi Arab Saudi. Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) kini tengah melakukan berbagai gerakan perubahan, termasuk liberalisasi di sejumlah sektor kehidupan, seperti mengizinkan perempuan menyetir, membuka kembali bioskop, memburu para pangeran atas tuduhan korupsi.
Cepatnya arus perubahan di Saudi ini, termasuk sorotan media Barat, menimbulkan pertanyaan penting: Bisakah perubahan ini bertahan di Saudi?
"Menurut saya cara ini tidak akan bertahan," kata Hala Aldosari, pengamat dari Institut Radcliffe Harvard, seperti dilansir laman the Atlantic, Rabu (27/6). "Dia (MBS) lebih mendapat pengakuan dari luar ketimbang dari dalam. Dia tidak mendapat dukungan rakyat."
-
Apa yang terjadi di Arab Saudi? Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan fenomena salju yang turun di tengah padang pasir di wilayah Al-Jaws di Arab Saudi.
-
Siapa bek kanan Arab Saudi? Salah satunya adalah adu tangguh bek kanan kedua tim, antara Asnawi Mangkualam dan Saud Abdulhamid.
-
Kenapa media Arab Saudi mengkritik penampilan timnas Arab Saudi? 'Arab Saudi seharusnya dapat tampil lebih baik. Mereka bermain dengan kepercayaan diri yang berlebihan di hadapan pendukung sendiri dan juga di hadapan Indonesia,' tulis Al-Jazirah.
-
Siapa yang berhadapan dengan Arab Saudi? Timnas Indonesia berhadapan dengan Arab Saudi pada matchday pertama Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada Jumat (6/9) dini hari WIB.
-
Kenapa Pangeran Salman memulai proyek ini? Tujuan proyek ini adalah melestarikan situs-situs kepurbakalaan dan arkeologi di negara kerajaan tersebut serta mempromosikan Jeddah yang bersejarah sebagai destinasi budaya dan wisata, sesuai Visi Saudi 2030.
-
Mengapa Timnas Arab Saudi diunggulkan? Selain sebagai tuan rumah, tim yang dilatih oleh Roberto Mancini juga memiliki kualitas pemain dan pengalaman yang lebih baik dibandingkan Indonesia. Ditambah lagi, catatan pertemuan dengan negara-negara ASEAN semakin memperkuat prediksi bahwa Arab Saudi lebih diunggulkan.
Karen Young, pengamat senior dari Institut Negara Arab Teluk punya pendapat senada dengan Aldosari.
"Yang saya dengar dari orang Saudi, selama 1,5 tahun ini menjadi masa-masa yang rawan. Ada harapan besar bahwa segalanya akan sesuai rencana, tapi masa ini jadi saat-saat genting," kata Young.
Pangeran berusia 32 tahun itu cukup baik dalam menggalang dukungan sekutu asing buat Saudi seperti Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab, namun menurut para pengamat, posisi dia di internal Saudi masih belum kokoh. Selain pertentangan dengan kelompok ulama konservatif, ada risiko juga perlawanan dari internal keluarga kerajaan.
Bahaya terbesar bisa jadi adalah masalah ekonomi. Saudi dalam beberapa tahun terakhir tertekan ekonominya karena harga minyak dunia yang jatuh ke titik terendah dan generasi muda yang sulit mendapat lapangan kerja. Jika MBS gagal mengatasi masalah ekonomi ini maka kursi kekuasaannya bisa goyah.
Mengizinkan wanita menyetir, yang berlaku mulai pekan ini, juga karena pertimbangan ekonomi, kata Young.
"Alasan paling masuk akal dari mengizinkan perempuan menyetir adalah untuk menciptakan keluarga dengan dua sumber penghasilan."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fashion show pakaian renang ini menjadi sejarah baru bagi Arab Saudi yang sebelumnya dikenal sebagai negara konservatif.
Baca SelengkapnyaPutra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) mengancam akan memblokade Uni Emirat Arab. Ternyata ini pemicunya.
Baca SelengkapnyaArab Saudi selalu menelan hasil kurang baik selama kualifikasi piala dunia 2026 putaran ketiga zona Asia.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Baca SelengkapnyaPutra mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) lebih sering terlihat mengenaikan pakaian tradisional Saudi.
Baca SelengkapnyaAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dirancang sebagai alat untuk menyerap berbagai shock absorber.
Baca SelengkapnyaSejumlah departemen di Kerajaan Arab Saudi harus ikat pinggang demi poryek-proyek ambisius.
Baca SelengkapnyaJelang duel lawan Timnas Arab Saudi, Timnas Indonesia mendapatkan dukungan dari netizen.
Baca SelengkapnyaIsu normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel bukan hal baru, namun banyak pertanyaan yang menyelimutinya.
Baca SelengkapnyaPengamat sepak bola, Ronny Pangemanan, menilai bahwa peluang Timnas Indonesia untuk bisa mencuri poin di kandang Arab Saudi sangat terbuka.
Baca Selengkapnyakondisi ini juga lumrah terjadi di sejumlah negara. Bahkan, sekelas negara ekonomi maju seperti Amerika Serikat (AS) hingga China.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnya