Pertarungan akhir Anwar Ibrahim melawan rezim

Merdeka.com - Pemilihan umum Malaysia bakal segera bergulir. Bila tidak ada halangan, warga Negeri Jiran bakal memilih pemimpin pemerintahan baru mereka sekitar tiga pekan lagi. Bahkan Perdana Menteri Najib Razak telah membubarkan parlemen atas persetujuan kerajaan.
Pemerintah telah menjadwalkan pendaftaran calon legislatif bakal dimulai pada 14 April. Disinyalir ini akan menjadi pemilu paling berat bagi koalisi Barisan Nasional selama mereka berkuasa 56 tahun di negara itu.
Jika ada yang menjadi lawan tangguh mereka nama Anwar Ibrahim sebagai pemimpin koalisi oposisi jawabannya. Lawan politik Barisan Nasional yakni Pakatan Rakyat digawangi tiga partai berpengaruh yakni Partai Islam se-Malaysia (PAS), Partai Aksi Demokratik (DAP), dan Partai Keadilan Rakyat (PKR), disinyalir mendapat dukungan kuat di Borneo Utara yakni Negara Bagian Sabah dan Sarawak, demikian dilansir surat kabar the Sydney Morning Herald (3/4).
Sejumlah kalangan menilai dua kubu itu bakal sama kuat dalam pemilu kali ini. Diramalkan pula ini akan menjadi pesta demokrasi paling ketat sepanjang sejarah Malaysia.
Anwar telah mempersiapkan diri sejak delapan tahun lalu untuk ikut dalam pemilu kali ini. Saat melawat ke Indonesia beberapa waktu lalu dia menceritakan pengalaman tekanan dan intimidasi dari penguasa Malaysia sekarang pada merdeka.com lewat wawancara telepon. Menurut dia, perlakuan tidak adil ini malah semakin menjadi-jadi menjelang pesta demokrasi. Kasus sodomi hingga tindakan asusila memfitnah Anwar juga menjadi selentingan yang pastinya bisa menghambat misi dia untuk menumbangkan rezim Barisan Nasional yang telah berkuasa sejak 1957.
Kasus-kasus asusila memang paling sukar dimaafkan di Negeri Jiran. Pelakunya bakal tersudut. Namun Anwar yakin itu ulah rezim untuk membungkam dia lantaran semua yang dituduhkan tidak ada yang terbukti dan masyarakat Malaysia sedikit demi sedikit mulai menaruh rasa percaya pada pemimpin oposisi itu.
Apalagi warga Negeri Jiran juga telah muak dengan sejumlah fakta menyebutkan pemerintah banyak melakukan korupsi serta praktik kotor politik lainnya. Ini membuat penguasa harusnya terancam namun mereka tetap percaya diri bakal memenangkan pemilu tahun ini. Komisi pemberantasan korupsi malah tidak punya gigi untuk menindak pejabat kebanyakan dari Organisasi Bangsa Melayu Bersatu (UMNO) itu dan ini menjadikan rakyat gerah.
Atas dasar inilah Anwar yakin menang menghadapi rezim lantaran pemerintah sudah menunda pemilu hingga tiga kali. Dia yakin betul ini ulang penguasa yang ketakutan kalah. Di balik kepercayaan dirinya, Anwar menyadari segala hal bisa terjadi di dalam dunia politik. Itu sebabnya dia telah mengantisipasi kemungkinan terburuk jika dia kalah telak. Anwar tegas mengatakan, bila dia gagal menumbangkan UMNO, dia memilih mundur dari dunia politik Malaysia dan keputusannya ini tentu menjadi kegembiraan sendiri bagi pemerintahan Negeri Jiran. (mdk/din)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya