Perubahan Iklim Bukan Masalah di Masa Depan, Tapi Saat Ini & di Seluruh Dunia
Merdeka.com - PBB mengeluarkan laporan terbaru terkait perubahan iklim yang disusun para ilmuwan yang tergabung dalam Panel Perubahan Iklim Antarpemerintah (IPCC). Dalam laporan terbaru yang dirilis beberapa hari lalu, para ilmuwan memperingatkan manusia di berbagai belahan dunia akan lebih sering mengalami cuaca ekstrem dalam tahun-tahun mendatang akibat perubahan iklim yang disebabkan naiknya permukaan air laut dan melelehnya es di Benua Artik.
Laporan para ilmuwan menyebut umat manusia akan mengalami keadaan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan penyebab dari semua ini tidak diragukan lagi adalah manusia sendiri yang gagal memenuhi kesepakatan untuk mengurangi emisi global dalam Paris Agreement 2015.
"Skala perubahan yang terjadi baru-baru ini mengubah secara keseluruhan sistem iklim yang ada dan kondisi saat ini tidak pernah terjadi dalam beberapa abad hingga ribuan tahun lalu," kata laporan yang dibuat IPCC, seperti dilansir Aljazeera, Selasa (10/8).
-
Apa dampak perubahan iklim bagi bumi? Hasil simulasi tersebut menyimpulkan bahwa dalam waktu 250 juta tahun, atmosfer bumi akan terkandung penuh oleh gas CO2. Kondisi ini ditambah dengan panas yang tak tertahankan dari sinar matahari yang akan membuat bumi tidak lagi menjadi tempat layak untuk mendukung kehidupan, termasuk bagi umat manusia.
-
Kenapa penanganan perubahan iklim penting? Hampir semua negara saat ini telah mengalami dampak dari perubahan iklim. Hal ini membuat langkah penanganan perubahan iklim menjadi salah satu agenda dalam negeri yang diprioritaskan oleh banyak negara.
-
Mengapa para ilmuwan memperingatkan tentang krisis iklim saat ini? 'Sangat penting untuk tidak melupakan krisis iklim saat ini, yang merupakan akibat dari emisi gas rumah kaca manusia,' tegas Dr. Eunice Lo, peneliti Perubahan Iklim dan Kesehatan di Universitas Bristol.
-
Apa dampak kenaikan suhu global terhadap lingkungan? Kenaikan suhu global memiliki dampak yang luas dan serius terhadap lingkungan serta kesehatan manusia.
-
Siapa yang bisa terlibat dalam penanganan perubahan iklim? Penanganan perubahan iklim dapat dilakukan oleh siapa saja, dimulai dari hal-hal terkecil dalam kesehariannya. Tak terkecuali bagi Anda.
-
Kenapa kenaikan suhu global menyebabkan perubahan iklim? Kenaikan suhu global menyebabkan perubahan iklim yang ekstrem.
Suhu permukaan Bumi rata-rata diperkirakan akan mencapai 1,5 atau 1,6 derajat Celcius melebihi masa pra-industri pada 2030 nanti, menurut laporan IPCC. Namun ternyata apa yang diprediksi IPCC 3 tahun lalu itu sudah terjadi 10 tahun lebih cepat.
Hal-hal yang perlu dipelajari dari laporan IPCC tersebut. Pertama, bahwa perubahan iklim itu meluas, cepat, dan meningkat.
“Perubahan iklim bukan masalah masa depan, ia ada di sini dan saat ini dan berdampak pada setiap wilayah di dunia,” kata salah satu penulis laporan IPCC PBB yang juga ilmuwa Universitas Oxford, Dr Friederike Otto, dikutip dari BBC, Kamis (13/8).
Keyakinan dari pernyataan yang sekarang dibuat para ilmuwan itulah kekuatan sebenarnya dari publikasi laporan baru ini.
Ungkapan "sangat mungkin" muncul 42 kali dalam 40 halaman Ringkasan untuk Pembuat Kebijakan. Dalam istilah ilmiah, 90-100 persen pasti bahwa hal itu nyata.
Yang paling jelas dari poin-poin ini adalah tentang tanggung jawab umat manusia terhadap perubahan iklim.
Tidak ada lagi keraguan - ini adalah tanggung jawab kita.
Hal kedua yang dipelajari dari laporan itu terkait suhu permukaan Bumi 1,5 derajat Celcius.Ketika laporan IPCC terakhir tentang ilmu perubahan iklim diterbitkan pada tahun 2013, gagasan 1,5 derajat Celcius sebagai batas global yang aman untuk pemanasan hampir tidak dipertimbangkan.
Namun dalam negosiasi politik yang mengarah ke Paris Agreement 2015, banyak negara berkembang dan negara kepulauan mendorong batas suhu yang lebih rendah, dengan alasan itu adalah masalah kelangsungan hidup bagi mereka.
Salah satu cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak mungkin agar suhu permukaan bumi tetap dikendalikan yaitu menggunakan teknologi ramah lingkungan dan menanam pohon.
"Skenario emisi paling rendah yang kami nilai dalam laporan ini menunjukkan bahwa tingkat pemanasan stabil di sekitar atau di bawah 1,5 derajat Celcius di akhir abad ini. Jika itu adalah jalur yang akan kita ikuti, maka dampaknya akan dapat dihindari secara signifikan,” jelas salah satu penulis laporan IPCC, Dr Amanda Maycock dari Universitas Leeds.
Air laut akan tetap naik
Kabar buruknya, apapun yang kita lakukan, air laut akan tetap naik.
Di masa lalu, IPCC telah dikritik karena terlalu konservatif dalam menilai risiko kenaikan permukaan laut. Kurangnya penelitian yang jelas melihat laporan sebelumnya mengecualikan dampak potensial dari pencairan lapisan es Greenland dan Antartika.
Tidak kali ini.
Laporan tersebut menunjukkan, di bawah skenario saat ini, laut bisa naik di atas kisaran hingga 2 meter pada akhir abad ini dan hingga 5 meter pada 2150. Meskipun ini adalah angka yang tidak mungkin, mereka tidak dapat dikesampingkan di bawah skenario kondisi emisi gas rumah kaca yang tinggi.
Bahkan walaupun kita menangani emisi dan menjaga suhu sekitar 1,5 derajat Celcius pada tahun 2100, air laut akan terus naik di masa yang akan datang.
“Makalah itu menunjukkan bahkan dengan pemanasan 1,5 derajat Celcius kita melihat (dalam) jangka panjang (kenaikan air laut) 2 hingga 3 meter. Dan di bawah skenario tertinggi, kita bisa melihat kenaikan permukaan laut beberapa meter pada tahun 2150,” jelas Profesor Malte Meinshausen dari Universitas Melbourne dan penulis laporan IPCC.
Bahkan jika kenaikan permukaan laut relatif ringan, dampaknya tidak dapat kita hindari.
"Dengan naiknya permukaan laut secara bertahap, peristiwa ekstrim yang pernah terjadi di masa lalu, hanya sekali dalam satu abad, akan semakin sering terjadi di masa depan," kata Valerie Masson-Delmotte, salah satu ketua kelompok kerja IPCC yang menyiapkan laporan baru tersebut.
"Yang terjadi hanya sekali per abad di masa lalu diperkirakan akan terjadi sekali atau dua kali per dekade pada pertengahan abad. Informasi yang kami berikan dalam laporan ini sangat penting untuk diperhitungkan dan dipersiapkan untuk peristiwa ini."
Cara penanganan
Walaupun kabar buruk itu sangat mengkhawatirkan, ada juga kabar baiknya: para ilmuwan lebih yakin terkait cara menangani perubahan iklim ini.
Sejak lama para ilmuwan khawatir iklim bisa lebih sensitif terhadap karbon dioksida daripada yang mereka perkirakan.
Mereka menggunakan frase - sensitivitas iklim keseimbangan - untuk menangkap kisaran pemanasan yang dapat terjadi jika tingkat CO2 digandakan.
Dalam laporan terakhir pada 2013, berkisar antara 1,5 derajat Celcisu sampai 4,5 derajat Celcius, tanpa perkiraan terbaik.
Kali ini, kisarannya dipersempit dan penulis memilih 3 derajat Celcius sebagai angka yang paling mungkin.
Mengapa ini penting?
"Kami sekarang dapat membatasi itu dengan tingkat kepastian yang baik dan kemudian kami menggunakannya untuk benar-benar membuat prediksi yang jauh lebih akurat," kata Prof Piers Forster dari University of Leeds, dan seorang penulis laporan tersebut.
"Jadi, dengan begitu, kita tahu bahwa nol bersih akan benar-benar berhasil.”
Kejutan besar lainnya dalam laporan tersebut adalah peran metana, gas pemanasan lainnya.
Menurut IPCC, sekitar 0,3 derajat Celcius dari 1,1 derajat C yang telah meningkatkan suhu Bumi berasal dari metana.
Mengatasi emisi tersebut, dari industri minyak dan gas, pertanian dan budidaya padi, bisa menjadi kemenangan besar dalam jangka pendek.
Landasan negosiasi
Laporan terbaru IPCC ini disampaikan hanya beberapa bulan sebelum konferensi iklim COP26 di Glasgow. Artinya laporan ini kemungkinan akan menjadi landasan negosiasi.
Penelitian baru ini jauh lebih kuat, lebih jelas dan lebih yakin tentang apa yang akan terjadi jika politisi tidak bertindak.
Jika mereka tidak bertindak cukup cepat dan COP26 berakhir hasil yang tidak memuaskan, maka kemungkinan pengadilan akan lebih banyak terlibat.
Dalam beberapa tahun terakhir, di Irlandia dan Belanda, para aktivis lingkungan menggugat lewat pengadilan, memaksa pemerintah dan perusahaan bertindak berdasarkan ilmu perubahan iklim.
"Kami tidak akan membiarkan laporan ini disimpan oleh kelambanan lebih lanjut. Sebaliknya, kami akan membawanya ke pengadilan," kata Kaisa Kosonen, penasihat politik senior di Greenpeace Nordic.
"Dengan memperkuat bukti ilmiah antara emisi manusia dan cuaca ekstrem, IPCC telah menyediakan cara baru yang kuat bagi semua orang di mana pun untuk meminta industri bahan bakar fosil dan pemerintah bertanggung jawab langsung atas darurat iklim,” lanjutnya.
Dia mencontohkan baru-baru ini sebuah LSM menang melawan Shell di pengadilan dan itu harus dijadikan contoh. Hal itu menurutnya menjadi bukti kuatnya pengaruh ilmu pengetahuan yang menjadi dasar laporan IPCC.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suhu cuaca panas normal adalah suhu udara rata-rata yang dianggap normal atau nyaman bagi manusia dan makhluk hidup lainnya di suatu wilayah.
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu mengajak seluruh elemen untuk berkontribusi signifikan dalam komitmen Indonesia menjalankan program mitigasi.
Baca SelengkapnyaPerubahan cuaca sangat berpengaruh pada aktivitas makhluk hidup sehari-hari.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim adalah isu penting yang tidak boleh diabaikan.
Baca SelengkapnyaJokowi, di depan kepala daerah, blak-blakan ramalan mengenai kondisi dunia 5 tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaPimpinan BKSAP DPR memaparkan isu Pembangunan Berkelanjutan saat menghadiri Inter-Parliamentary Union (IPU) Parliamentary Forum at The United Nation.
Baca SelengkapnyaPenyebabnya adalah suhu Bumi yang makin ekstrim. Membuat kehancuran planet ini makin dekat.
Baca SelengkapnyaTerjadinya perubahan iklim menyebabkan tekanan mental terutama pada anak muda.
Baca SelengkapnyaThailand-Filipina Serasa Terpanggang karena Suhu Panas Melebihi 50 Derajat
Baca SelengkapnyaDalam potongan klip tersebut terdapat dua orang laki-laki yang tengah mengobrol
Baca SelengkapnyaDampak ini menunjukkan betapa pentingnya tindakan mitigasi dan adaptasi untuk melindungi lingkungan dan kesehatan dari efek negatif kenaikan suhu global.
Baca SelengkapnyaDengan nada bercanda, Sri Mulyani mengungkap bahwa suhu panas yang terjadi itu bukan dari tahun politik.
Baca Selengkapnya