"Perubahan Iklim Meledak di Depan Mata Kita", 18 Juta Orang di Ambang Kelaparan
Merdeka.com - Perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem turut berperan dalam mengurangi pasokan makanan. Berkurangnya pasokan makanan akhirnya mengancam negara-negara miskin di dunia tertimpa kelaparan akut.
Studi terbaru pada 10 negara dengan perubahan iklim terburuk di dunia, yaitu di Somalia, Haiti, Djibouti, Kenya, Niger, Afghanistan, Guatemala, Madagaskar, Burkina Faso dan Zimbabwe menunjukkan tingkat kelaparan meningkat dua kali lipat dalam enam tahun terakhir.
Dari 10 negara ini, Somalia adalah negara yang mengalami kekeringan terburuk, bahkan memaksa 1 juta orang untuk mengungsi. Berbeda dengan Kenya yang harus melihat 2,5 juta ternaknya mati dan 2,4 juta orangnya menderita kelaparan.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Mengapa jumlah penduduk bumi meningkat? Setelah pertanian ditemukan antara 15.000 dan 10.000 tahun lalu, ketika ada antara 1 juta dan 10 juta orang di Bumi, butuh 1.500 tahun populasi dunia naik dua kali lipat.
-
Apa saja yang terdampak kekeringan? Berdasarkan data yang dihimpun BPBD, dari 14 kapanewon terdapat 55 kelurahan yang berpotensi terdampak.
-
Siapa saja yang terdampak kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali.
-
Di mana kasus obesitas meningkat? Kondisi obesitas belakangan semakin menunjukkan tanda peningkatan terutama di wilayah penyangga ibu kota seperti Tangerang, Depok, Bogor.
-
Apa yang terjadi akibat kekeringan? Sudah sebulan ini warga Desa Petir harus berjuang mendapatkan air bersih.
Juga dengan 2,6 juta orang di Niger yang menderita kelaparan akibat cuaca ekstrem. Begitu juga dengan Burkina Faso di mana 3,4 juta orang menderita kelaparan.
Bukan hanya itu, namun bencana kekeringan, banjir, badai hebat, dan cuaca ekstrem juga menimpa negara-negara itu.
Dalam studi yang dipublikasi Oxfam Selasa lalu, jumlah orang yang menderita kelaparan akut di negara-negara itu adalah 48 juta orang, naik 26 juta dari tahun 2016. Bahkan 18 juta orang di negara-negara itu berada di ambang kelaparan.
“Perubahan iklim bukan lagi bom waktu, itu sedang meledak di depan mata kita. Itu membuat cuaca ekstrem seperti kekeringan, angin topan, dan banjir – yang telah meningkat lima kali lipat selama 50 tahun terakhir – lebih sering dan lebih mematikan,” ujar Gabriel Bucher, direktur Eksekutif Oxfam Internasional, seperti dilansir The Guardian, Jumat (16/9).
Di balik bencana-bencana ini, ada bisnis yang menguntungkan yaitu perusahaan-perusahaan bahan bakar fosil. Dalam laporan itu, Oxfam mengungkap jika keuntungan perusahaan bahan bakar fosil selama 18 hari mampu untuk memenuhi permintaan bantuan kemanusiaan PBB sebesar USD 49 miliar atau Rp. 731,9 triliun.
Kini negara-negara di dunia akan berkumpul dan membicarakan perubahan iklim pada pertemuan Cop26 di Mesir pada November nanti.
Pembicaraan itu akan membahas pengurangan gas rumah kaca yang lebih ketat, dan penyediaan dana oleh negara-negara kaya agar negara-negara miskin dapat beradaptasi dengan krisis iklim.
“Para pemimpin negara kaya pembuat polusi harus memenuhi janji mereka untuk mengurangi emisi. Mereka harus membayar langkah-langkah adaptasi dan kerugian dan kerusakan di negara-negara berpenghasilan rendah, serta segera menyuntikkan dana penyelamat untuk memenuhi seruan PBB untuk menangani negara-negara yang paling terkena dampak,” ujar Bucher.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Agresi brutal Israel di Gaza telah membunuh lebih dari 38.000 orang, termasuk 15.000 anak-anak, serta melukai 87.000 lainnya.
Baca SelengkapnyaApakah Indonesia termasuk yang dilanda kerawanan pangan?
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan di Eropa mengumumkan pada Kamis (5/10), 2023 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah manusia.
Baca SelengkapnyaSejak agresinya di Gaza pada 7 Oktober hingga saat ini, Israel telah membunuh 24.285 warga Palestina dan melukai 61.154 lainnya.
Baca SelengkapnyaRatusan ribu penduduk terdampak hingga menyebabkan ekosistem hutan Amazon menjadi rusak.
Baca SelengkapnyaJika tidak diantisipasi, tren gelombang panas ini dapat mendorong inflasi. Ini karena kelangkaan bahan pangan akibat turunnya produksi.
Baca SelengkapnyaGelombang panas brutal melanda Phoenix, Arizona, selama 18 hari berturut-turut dengan suhu lebih dari 43 derajat Celcius. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaSuhu ekstrem 52 derajat tersebut mendekati rekor yang pernah tercatat di Pakistan, yakni 53,5 derajat dan 54 derajat celcius.
Baca Selengkapnya5 Orang Terkaya Dunia Gandakan Hartanya, Kemiskinan di Muka Bumi Baru akan Punah 229 Tahun Lagi
Baca SelengkapnyaDampak ini menunjukkan betapa pentingnya tindakan mitigasi dan adaptasi untuk melindungi lingkungan dan kesehatan dari efek negatif kenaikan suhu global.
Baca SelengkapnyaDalam laporan terbaru ADB, sekitar 155,2 juta orang atau 3,9 persen penduduk di negara berkembang Asia hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Baca Selengkapnya