Perusahaan Farmasi Dunia Sebut Vaksin Covid-19 Bisa Tersedia Oktober
Merdeka.com - Petinggi beberapa perusahaan farmasi dunia mengatakan, satu atau beberapa vaksin Covid-19 dapat mulai diluncurkan sebelum 2021. Namun mereka juga memperingatkan tantangannya cukup besar karena diperkirakan 15 miliar dosis akan diperlukan untuk menghentikan pandemi.
Lebih dari 100 laboratorium di seluruh dunia tengah berupaya mengembangkan vaksin virus corona baru, termasuk 10 yang telah mencapai tahap uji klinis.
Pimpinan perusahaan farmasi Pfizer, Albert Bourla mengatakan perusahaannya yakin vaksin bisa siap sebelum akhir tahun. Pfizer sedang melakukan uji klinis dengan perusahaan Jerman Biontech pada beberapa kemungkinan vaksin di Eropa dan Amerika Serikat.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
"Jika semuanya berjalan dengan baik, ada cukup bukti terkait keamanan dan kemanjuran, kita dapat menyediakan vaksin sekitar akhir Oktober," jelasnya, dilansir dari Times of Israel, Jumat (29/5).
"Harapan banyak orang, kita akan memiliki vaksin, semoga beberapa (vaksin tersedia) pada akhir tahun ini," kata Kepala AstraZeneca, Pascal Soriot.
Perusahaannya bermitra dengan Universitas Oxford untuk mengembangkan dan mendistribusikan vaksin yang sedang diujicoba di Inggris.
Perlu waktu bertahun-tahun bagi vaksin baru untuk mendapatkan lisensi penggunaan umum. Namun dalam krisis pandemi Covid-19 ini, vaksin eksperimental yang terbukti aman dan efektif melawan virus corona baru kemungkinan dapat persetujuan untuk penggunaan darurat.
Federasi Internasional Produsen dan Asosiasi Farmasi (IFPMA), yang menyelenggarakan konferensi pers pada Kamis, menyoroti tantangan 'menakutkan' yang dihadapi industri farmasi dalam upaya mendapatkan vaksin.
15 Miliar Dosis
Direktur IFPMA, Thomas Cueni memperkirakan dunia akan membutuhkan sekitar 15 miliar dosis untuk menghentikan virus.
Dia menekankan, industri berkomitmen untuk memastikan akses vaksin yang adil di masa depan, tetapi mengakui bahwa "kita tidak akan memiliki jumlah yang cukup sejak hari pertama, walaupun dengan upaya terbaik."
Begitu vaksin yang ampuh dikembangkan, salah satu hambatan terbesar untuk memproduksi sesuai jumlah yang dibutuhkan adalah tidak ada cukup botol kaca untuk menyimpan dosis vaksin.
"Tidak ada botol yang cukup di dunia," kata Soriot, menambahkan bahwa AstraZeneca, seperti sejumlah perusahaan lain, sedang mencari kemungkinan menempatkan beberapa dosis dalam setiap vial atau botol kaca tempat menyimpan vaksin.
Salah satu tantangannya adalah beberapa vaksin yang sedang dikerjakan memerlukan penyimpanan pada suhu yang sangat rendah, yang mungkin sulit di tempat-tempat yang tidak memiliki infrastruktur yang memadai.
Tolak Penghapusan Hak Kekayaan Intelektual
Terkait pentingnya solidaritas dan untuk memastikan distribusi vaksin Covid-19 yang adil dan merata, para pimpinan perusahaan farmasi dengan tegas menolak segala usulan hak kekayaan intelektual (IP) harus dihapuskan pada penelitian vaksin.
"IP sangat mendasar bagi industri kami," kata kepala GSK, Emma Walmsley.
Sementara itu Soriot menunjukkan perusahaan farmasi saat ini berinvestasi miliaran dolar dengan sedikit peluang untuk mengembalikan modal.
"Jika Anda tidak melindungi IP, maka pada dasarnya tidak ada insentif bagi siapa pun untuk berinovasi," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Biofarma mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp2,21 triliun.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaKanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaIntroduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya