Perusahaan Pengolahan Kelapa di Thailand Pekerjakan Monyet
Merdeka.com - Berdasarkan penyelidikan organisasi pecinta hewan PETA, terdapat beberapa perusahaan pemasok minuman yang menahan monyet di penangkaran, disiksa, dan dipekerjakan memetik kelapa untuk memenuhi pasokan.
Meski PETA menemukan praktik kejam itu, namun masih banyak perusahaan yang membeli santan dari perusahaan pemasok itu, salah satunya perusahaan pengirim makanan asal Jerman bernama HelloFresh.
PETA menemukan HelloFresh tetap membeli santan dari perusahaan pemasok yang diketahui mempekerjakan monyet. PETA mengungkap HelloFresh juga enggan mengganti pemasok kelapa meskipun penyelidikan telah mengungkap praktik kejam sistemis yang dilakukan pemasok itu di Thailand.
-
Di mana PETA memberontak? Pemberontakan PETA di Blitar terjadi pada 14 Februari 1945.
-
Siapa yang menyerang pekerja kebun binatang? 'Seorang pekerja di taman margasatwa di Krimea meninggal pada hari Rabu (16/10) ketika ia diserang singa,' ungkap pihak berwenang seperti yang dilaporkan oleh AP pada Kamis (17/10).
-
Siapa yang memburu hiu monyet? Namun, manusia memburu mereka untuk olahraga, sup sirip hiu, pengambilan daging, dan ekstraksi minyak hati.
-
Apa yang dilakukan monyet? Mereka menjatuhkan anjing-anjing itu satu per satu atau meninggalkannya di pepohonan yang tinggi.
-
Kenapa PETA memberontak di Blitar? Faktor-faktor yang memicu pemberontakan ini antara lain ketidakpuasan terhadap kebijakan pendudukan Jepang yang semakin menyulitkan rakyat, serta semangat nasionalisme untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
-
Kenapa pekerja kebun binatang diserang singa? Kandang itu berisi tiga ekor singa, tetapi pekerja itu tidak mengunci pintu bagian dalam yang akan memisahkannya dari mereka,' jelas komite dalam sebuah pernyataan.
"Meskipun telah mengetahui selama bertahun-tahun tentang merajalelanya penggunaan tenaga kerja monyet di industri kelapa Thailand dan setelah rekaman baru dari PETA Asia melibatkan dua pemasok santannya, HelloFresh masih menolak untuk melakukan hal yang benar dengan memindahkan rantai pasokan santannya dari Thailand," jelas PETA, dikutip dari ATI, Jumat (18/11).
Dua perusahaan pemasok yang PETA maksudkan mempekerjakan monyet adalah Suree dan Aroy-D.
“Pemasok Suree menyimpan monyet dirantai di tanah yang tergenang air atau petak-petak tanah yang berserakan sampah dengan hampir tidak ada perlindungan dari unsur-unsurnya. Dan seorang pekerja di Suree memberi tahu penyelidik monyet akan dipaksa memetik kelapa selama lebih dari satu dekade sebelum ‘pensiun’ – dirantai selama sisa hidup mereka," jelas PETA.
PETA juga mengungkap praktik kejam mempekerjakan monyet adalah masalah besar di Thailand.
"Kami tidak menemukan satu pun pemasok bebas monyet di Thailand, meskipun kami secara aktif mencarinya. Kami sekarang mengatakan ‘jangan membeli santan yang bersumber dari Thailand’," jelas Jason Baker, wakil presiden senior PETA Asia.
PETA menjelaskan para pemasok santan kelapa sering menculik anak-anak monyet dari keluarganya. Mereka kemudian mengajarkan monyet-monyet untuk memilih kelapa yang bagus.
Monyet yang paling terampil diisolasi, dirantai, dipukul, dan dicambuk sebelum mereka dijual untuk mengambil kelapa.
Setelah monyet-monyet bekerja, kehidupan mereka semakin memburuk. PETA menemukan banyak monyet yang disengat tawon ketika memanjat pohon. Monyet-monyet juga mengalami patah tulang karena jatuh atau ditarik pekerja ke bawah dari pohon.
"Kemudian monyet sendirian, tidak bisa bersosialisasi, dirantai ke pohon atau ban bekas. Hewan-hewan cerdas ini perlahan-lahan kehilangan akal – banyak dari mereka mondar-mandir tanpa henti di tanah tandus yang dipenuhi sampah tempat mereka dirantai," ujar Baker.
Meski PETA menemukan bukti kalau HelloFresh masih menggunakan pemasok santan yang mempekerjakan monyet, namun pihak perusahaan membantah tudingan itu.
"HelloFresh dengan tegas mengutuk penggunaan tenaga kerja monyet dalam rantai pasokannya, dan kami mengambil posisi keras untuk tidak membeli dari pemasok atau menjual produk kelapa yang diketahui menggunakan tenaga kerja monyet," jelas pernyataan HelloFresh.
Namun penyelidikan PETA menunjukkan hasil yang berbeda.
"PETA mengimbau semua orang, termasuk HelloFresh, untuk berhenti membeli santan kalengan dari Thailand sampai monyet tidak lagi digunakan dan disalahgunakan demi keuntungan," ujar Tracy Reiman, wakil presiden eksekutif PETA.
PETA juga mengajak semua orang untuk membaca label santan kelapa agar mereka tidak membeli santan kelapa asal Thailand.
"Selalu periksa label pada produk santan. Jika tertulis, ‘Produk Thailand’, tinggalkan barang itu di rak," jelas Reiman.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga juga melakukan berbagai upaya untuk melindungi rumah mereka dari serangan monyet.
Baca SelengkapnyaSeorang TKI yang bekerja di Hongkong membagikan pengalamannya saat merawat kambing milik bosnya.
Baca SelengkapnyaApapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaCurhatan wanita di Bali bantu beri makan ratusan monyet yang kelaparan akibat hutan dibabat.
Baca Selengkapnyaperusahaan berkomitmen untuk menjadikannya sebagai wilayah konservasi satwa bongsor berbelalai tersebut.
Baca SelengkapnyaBeberapa monyet ada yang masuk ke pemukiman desa bahkan ada yang mengambil makanan milik warga.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil pemeriksaan diketahui ada lima perusahaan yang bekerjasama dalam rangka menampung kegiatan penambangan biji timah ilegal dari IUP PT Tim.
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca SelengkapnyaSerangan kawanan monyet itu membuat warga resah. Mereka juga menjarah makanan di warung-warung warga.
Baca SelengkapnyaSebuah kawasan yang menjadi tempat konservasi Orang utan ini terdapat beberapa kegiatan penelitian untuk ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Baca SelengkapnyaKawanan monyet ini diduga kekurangan makan karena hutan di lereng Gunung Lawu kondisinya memprihatinkan
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, kepolisian menerapkan restoratif justice sehingga pemilik hanya diminta buat pernyataan tidak diproses hukum.
Baca Selengkapnya