Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perusahaan Saudi Gandeng Ilmuwan AS Kembangkan Obat Covid-19, Tahun Depan Tersedia

Perusahaan Saudi Gandeng Ilmuwan AS Kembangkan Obat Covid-19, Tahun Depan Tersedia penelitian vaksin corona di as. ©2020 REUTERS/Bing Guan

Merdeka.com - Sebuah perusahaan Arab Saudi mengembangkan obat pencegahan virus corona yang dijadwalkan keluar tahun depan, bekerja sama dengan ilmuwan Amerika di Universitas Pittsburgh di Pennsylvania.

Obat tersebut, sebuah suntikan antibodi yang mengikat virus corona baru untuk menetralkannya, dapat bekerja sebagai pencegahan jangka pendek, dan pengobatan Covid-19.

Satu dosis antibodi yang sangat spesifik akan mencegah seseorang terinfeksi virus tersebut selama setidaknya beberapa bulan, menurut Donald Gerson, salah satu pendiri perusahaan Arab Saudi tersebut, SaudiVax.

Orang lain juga bertanya?

“Jika antibodi ada di sistem Anda dan virus menyerang Anda, obat itu akan membunuhnya. Obat ini dapat bertahan dalam sistem selama beberapa bulan, bekerja sebagai pencegahan dan terapi untuk Covid-19," jelas Gerson, yang telah bekerja di industri pengembangan vaksin selama lebih dari 30 tahun, dalam sebuah wawancara dengan Alarabiya, dilansir Senin (29/6).

Obat ini akan menjadi pengobatan Covid-19 baru pertama yang tersedia secara bersamaan di AS dan Timur Tengah.

SaudiVax, perusahaan bioteknologi vaksin pertama di Arab Saudi, bekerja sama dengan Pusat Terapi Antibodi Universitas Pittsburgh pada Februari untuk menemukan antibodi dan telah melisensikan obat untuk kawasan Timur Tengah, menurut Gerson.

“Kami siap untuk mulai produksi dan menjalani uji klinis. Itu akan terlaksana secepat mungkin," ujarnya.

Sebanyak 20 orang tim SaudiVax memainkan peran penting dalam pengembangan industri obat.

Direktur Pelaksana SaudiVax dan seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas King Saud Arab Saudi, Mazen Hassanain, menyampaikan kolaborasi ini muncul karena jaringan yang sudah ada di antara para ilmuwan di kedua negara anggota G20.

"Sangat mudah bagi kami untuk bekerja dengan para ilmuwan Amerika karena sebagian besar ilmuwan kami telah dilatih di AS, sehingga membantu dengan kolaborasi ilmiah," jelasnya, menambahkan lebih dari setengah tim SaudiVax adalah lulusan universitas di Amerika Utara.

Arab Saudi adalah salah satu negara dengan mahasiswa terbanyak di AS, peringkat keempat setelah China, India, dan Korea Selatan.

Obat itu dijadwalkan akan tersedia di AS dan Arab Saudi pada akhir tahun depan. Hassanain juga mengatakan hubungan kedua negara lebih kolaboratif daripada kompetitif.

“Obat ini akan tersedia untuk wilayah AS dan MENA (Timur Tengah) pada hari yang sama, untuk pertama kalinya. Biasanya ada jeda antara pendaftaran obat di AS dan wilayah MENA," jelasnya.

Industri Vaksin Arab Saudi

SaudiVax juga bekerja sama dengan universitas lain di Arab Saudi untuk mengembangkan vaksin Covid-19, sebuah inisiatif terobosan untuk Timur Tengah, di mana negara-negara di kawasan ini sebelumnya tidak memiliki pengembangan industri vaksin sendiri dan tetap bergantung pada entitas luar untuk vaksin, menurut mantan Utusan Sains AS, Dr Peter Hotez.

“Hampir tidak ada vaksin yang diproduksi di Timur Tengah dari awal sampai akhir. Itu kerentanan besar karena ada begitu banyak penyakit," jelasnya dalam wawancara dengan Alarabiya.

Industri vaksin di Timur Tengah tidak memiliki komponen pengembangan dan produksi - dua langkah dari proses vaksin yang mengikuti fase penemuan awal.

Tetapi sejak didirikan pada 2016, SaudiVax telah berusaha untuk memperkuat pengembangan vaksin dan industri manufaktur di kawasan itu.

Hassanain mengatakan, SaudiVax "bekerja sangat keras untuk mengisi kesenjangan," dengan membangun fasilitas pengembangan dan pembuatan vaksin yang kemungkinan akan beroperasi penuh dalam dua tahun.

Didukung oleh berbagai sektor pemerintah, fasilitas ini dimiliki oleh King Abdulaziz City untuk Sains dan Teknologi dan bermaksud untuk melatih para ilmuwan Saudi untuk bekerja dalam pengembangan vaksin dan sektor manufaktur di negara kerajaan tersebut.

Hassanain mengatakan, misi SaudiVax selaras dengan tujuan rencana reformasi Saudi Vision 2030, yang bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi dan mengembangkan program-program yang bermanfaat bagi warganya.

Tujuan bersama antara SaudiVax dan Saudi Vision 2030 termasuk melokalisasi industri baru, meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan, dan meningkatkan layanan kesehatan.

"Tim kami adalah 60 persen perempuan - sangat berbeda dari semua perusahaan farmasi regional," kata Hassanain.

“Dan kami bertujuan untuk mewujudkan keamanan kesehatan nasional - sesuatu yang menjadi prioritas wabah Covid,” pungkasnya.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
"Revolutionary Medical Breakthroughs in 2023: Tackling Countless Diseases with Impactful Discoveries!"

Sejumlah penemuan penting terkait medis dilaksanakan pada tahun 2023 ini dan bisa berdampak pada semakin banyak penyakit yang diatasi.

Baca Selengkapnya
Etana Jadi Perusahaan Pertama di ASEAN yang Punya Teknologi Kembangkan Vaksin
Etana Jadi Perusahaan Pertama di ASEAN yang Punya Teknologi Kembangkan Vaksin

Sepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.

Baca Selengkapnya
Peneliti Tengah Kembangkan Vaksin Flu Universal, Dirancang Bisa Redakan Segala Jenis Mutasi Flu
Peneliti Tengah Kembangkan Vaksin Flu Universal, Dirancang Bisa Redakan Segala Jenis Mutasi Flu

Vaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC

Penyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Obat Penyakit ini Dicoba Dibuat di Luar Angkasa, Bagaimana Hasilnya?
Obat Penyakit ini Dicoba Dibuat di Luar Angkasa, Bagaimana Hasilnya?

Ini merupakan kali pertama sebuah perusahaan sukses membuat obat di ruang hampa udara.

Baca Selengkapnya
Bagaimana Seseorang Bisa Sembuh dari HIV?
Bagaimana Seseorang Bisa Sembuh dari HIV?

Sebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!

Baca Selengkapnya
Vladimir Putin Klaim Bahwa Rusia Tinggal Selangkah Lagi untuk Temukan Vaksin Kanker
Vladimir Putin Klaim Bahwa Rusia Tinggal Selangkah Lagi untuk Temukan Vaksin Kanker

Kanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.

Baca Selengkapnya
Teken Perpres, Jokowi Akhiri Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia
Teken Perpres, Jokowi Akhiri Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia

Presiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta

Beberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kini Jemaah Umrah Wajib Vaksinasi Meningitis
Kini Jemaah Umrah Wajib Vaksinasi Meningitis

Surat Edaran itu ditandatangani Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha pada 11 Juli 2024.

Baca Selengkapnya