Pfizer Lakukan Uji Coba Pil untuk Obati Covid-19 pada Manusia
Merdeka.com - Puluhan sukarelawan terlibat dalam uji coba awal sebuah pil yang diciptakan perusahaan farmasi Pfizer yang diharapkan akan menjadi obat Covid-19. Pil ini juga diharapkan mulai tersedia tahun ini. Hal ini dilaporkan Daily Telegraph pada Sabtu.
Uji coba ini dilakukan di dua lokasi Pfizer, satu di AS dan lainnya di Belgia, dan akan melibatkan 60 sukarelawan berusia 18-60 tahun.
Uji coba ini dibagi menjadi tiga fase yang tersebar selama 145 hari, dengan tambahan 28 hari di bagian akhir untuk “skrining dan pemberian dosis”. Dalam uji coba ini para peserta juga akan menginap selama beberapa malam.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa tujuan uji klinis obat ini? Uji klinis pertama di dunia untuk obat yang dirancang untuk menumbuhkan gigi akan dimulai pada bulan September tahun ini di Rumah Sakit Universitas Kyoto, Jepang.
-
Apa yang diujicoba oleh para ilmuwan? Para ilmuwan sedang melakukan percobaan untuk membuat prototipe chip jaringan 6G di masa depan.
-
Siapa yang mengembangkan obat ini? Ahli biologi molekuler dan dokter gigi, Takahashi Katsu, telah mengembangkan obat sejenis ini untuk pertama kalinya setelah bekerja dalam bidang regenarasi gigi selama 20 tahun.
-
Siapa yang terlibat dalam inisiatif ini? Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa RSA UGM telah berkoordinasi dengan banyak pihak seperti Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), dinas pariwisata, dan rumah sakit lainnya yang ada di Yogyakarta.'RSA UGM juga berinisiasi untuk membentuk Health Tourism Board yang bertugas untuk melakukan sertifikasi terkait medical tourism,' ujar Lutfhi.
-
Siapa saja yang terlibat dalam penelitian ini? 'Pengalaman dalam kehidupan nyata, berbeda dengan urutan abstrak, sering melibatkan orang lain,' tambah dia.
“Jika mereka telah sampai di tahap ini, mereka akan cukup optimis,” kata Penny Ward, seorang profesor tamu dalam pengobatan farmasi di King's College London, dikutip dari Times of Israel, Selasa (27/4).
“Pertanyaannya akan seputar bagaimana obat itu ditolerir,” ujar salah seorang yang membantu mengembangkan Tamil, obat antivirus melawan flu ini.Berdasarkan dokumen Pfizer yang dikutip Daily Telegraph, fase pertama ini akan melihat bagaimana obat ini bereaksi dan jika ada efek samping signifikan dan apa yang dirasakan orang setelah meminumnya. Fase berikutnya akan mencakup beberapa dosis sementara fase ketiga akan melihat pengaruh mengonsumsi makanan pada saat yang sama.
Untuk bagian itu, peserta akan menerima instruksi untuk mengonsumsi sarapan dengan lemak tinggi, yang semuanya harus dikonsumsi dalam 20 menit.
Para sukarelawan telah diperingatkan bahwa keamanan obat tersebut sejauh ini hanya dites pada binatang, berdasarkan dokumen Pfizer. Hasil tes percobaan pada binatang itu tidak menimbulka risiko signifikan atau tidak ada masalah keamanan yang ditemukan. Selain itu hasilnya juga tidak ada efek samping.
Jika uji coba tidak menunjukkan efek samping, obat tersebut kemudian dapat terus diuji pada mereka yang telah terpapar virus corona.
Inti dari penelitian ini adalah molekul anti-virus buatan manusia, PF 07321332, sebuah penghambat protease, yang mencegah virus untuk berkembang biak di hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Penghambat protease adalah bagian penting dari pengobatan untuk pasien HIV, meskipun obat tersebut dapat memiliki efek samping jangka panjang.
Hubungan dengan HIV juga akan diperiksa dalam uji coba, dengan peserta diberi dosis ritonavir, obat antivirus yang digunakan dalam pengobatan HIV yang akan membantu meningkatkan jumlah PF-07321332 dalam darah peserta.
Ward memperingatkan, meskipun berhasil, obat tersebut perlu dikembangkan sepenuhnya dan siap untuk digunakan publik dengan harga yang wajar sementara virus corona masih menjadi ancaman kesehatan yang signifikan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelatihan yang diberikan oleh Biofarma maupun Unpad di masa mendatang para peniliti tersebut bisa mempunyai pabrik vaksin di negara mereka masing-masing.
Baca SelengkapnyaUji coba ini adalah yang ditunggu-tunggu Elon Musk terhadap startup besutannya.
Baca SelengkapnyaPeserta lomba yang diundang untuk mengikuti proses telah melewati seleksi yang cukup ketat, penilaian dilakukan mencakup formulir essay.
Baca SelengkapnyaUji klinis pertama di dunia akan dimulai pada bulan September tahun ini di Rumah Sakit Universitas Kyoto, Jepang.
Baca SelengkapnyaBerikut ilmuwan yang nekat melakukan eksperimen membahayakan nyawanya.
Baca SelengkapnyaProgram Desa Bijak Antibiotik (SAJAKA) jadi salah satu cara untuk atasi masalah resistensi antimikroba di masa mendatang.
Baca SelengkapnyaBiofarma mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp2,21 triliun.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah syarat relawan yang bisa otaknya ditanam chip milik Elon Musk.
Baca SelengkapnyaProgram ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, terutama pendidikan kesehatan.
Baca SelengkapnyaPengumuman penerima penghargaan Nobel adalah salah satu yang dinantikan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca Selengkapnya