Pidato Hasutan Kebencian Politikus India Jadi Akar Kerusuhan Berdarah di Delhi
Merdeka.com - Kerusuhan yang pecah di Delhi timur dan sekitarnya pekan ini bermula dari satu orang. Kapil Mishra, politikus setempat dari partai nasionalis Hindu, baru saja kalah pemilihan. Sumber menyebutkan dia tengah berusaha bangkit kembali dari kekalahannya.
Kapil Mishra (39), dikenal karena kerap blak-blakan menyampaikan pandangannya. Dia berasal dari kasta tinggi masyarakat Hindu dan keturunan politikus. Dia juga pernah bekerja di Amnesty International dan Greenpeace, dan naik pangkat di salah satu organisasi politik paling progresif di India.
Tetapi beberapa tahun lalu dia terjun ke politik dan menjadi anggota Partai Bharatiya Janata (BJP), partai berkuasa di India saat ini, yang memiliki akar yang kuat dalam ideologi supremasi Hindu.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang masuk ke lapangan dan membuat kerusuhan? Peristiwa itu berawal saat salah satu suporter tuan rumah masuk ke dalam lapangan.
-
Siapa pendiri Indische Partij? Indische Partij adalah partai politik pertama di Hindia Belanda yang didirikan oleh tiga tokoh nasionalis, yaitu E.F.E Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Suwardi Suryaningrat (yang kemudian dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara) pada 25 Desember 1912 di Bandung.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Dimana kerusuhan terjadi? Prada Triwandi berani mengamankan masyarakat saat terjadi kerusuhan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
Pada Minggu, dia muncul dalam sebuah kampanye melawan pengunjuk rasa (didominasi perempuan) yang menentang UU Kewarganegaraan Baru India yang dinilai diskriminatif terhadap Muslim. Dalam kesempatan itu dia menumpahkan kemarahannya dalam pidato berapi-api dimana dia mengeluarkan ultimatum kepada polisi: bubarkan pengunjuk rasa yang memblokir jalan utama, atau dia dan pengikutnya akan melakukannya sendiri.
Dalam beberapa jam, kekerasan terburuk Muslim-Hindu di India dalam beberapa tahun ini pecah. Kelompok Hindu dan Muslim saling serang dengan golok dan pentungan, toko-toko terbakar, pecahan batu bata melayang di udara, dan gerombolan massa mengeroyok orang-orang yang terpojok.
Banyak warga India, termasuk Hindu, meyakini Mishra dan pendukung nasionalis Hindunya menyulut api kebencian. Di negara mayoritas Hindu itu, dengan pemerintahan nasionalis Hindu yang mengizinkan pembunuh Muslim tak dihukum, ketakutan tumbuh bahwa ekstremisme Hindu yang kejam dapat lepas kendali.
"Kapil Mishra harus ditangkap," kata pengusaha Rupesh Bathla yang mengaku mengenal Mishra sejak mereka remaja.
"Dia memulai kerusuhan komunal. Dia menanam kebencian di hati orang-orang," lanjutnya, dikutip dari The New York Times, Kamis (27/2).
Tak Ada Tindakan Polisi
Sampai Rabu, sedikitnya 25 orang tewas, berdasarkan keterangan pejabat rumah sakit, dan korban meninggal terbanyak karena luka tembak. Beberapa saksi mata mengatakan tembakan langsung datang dari arah petugas polisi, dan korban meninggal termasuk Hindu dan Muslim.
Walaupun bangunan milik warga Hindu dibakar, kerusakan jauh lebih berat dirasakan masyarakat Muslim. Di wilayah Muslim, toko-toko dirusak dan pasar dibakar. Puluhan penduduk Muslim menuding polisi hanya berdiri tanpa tindakan saat terjadi perusakan.
"Secara keseluruhan, kerusuhan Delhi pekan ini mulai terlihat seperti pogrom (serangan besar-besaran terhadap kelompok tertentu), seperti (kerusuhan) Gujarat 2002 dan Delhi 1984," kata Ashutosh Varshney, Direktur Pusat Asia Selatan Kontemporer Universitas Brown.
"Gerombolan massa memulai kekerasan biadab sementara polisi memalingkan muka, atau bergabung dengan gerombolan, bukannya secara netral mengintervensi untuk menghalau kerusuhan," sesalnya.
Narendra Modi Minta Rakyat Tenang
Saat suasana mulai tenang sesaat, Perdana Menteri India Narendra Modi angkat bicara. Sebelumnya Modi sibuk menyambut kunjungan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Melalui Twitter, Modi mengajak rakyatnya memperkuat perdamaian dan persaudaraan.
"Kedamaian dan harmoni adalah inti jiwa bangsa kita," ujarnya pada Rabu.
Saat menjelang malam pada Rabu, sejumlah serangan sporadis dilaporkan, tapi tidak dalam skala besar. Polisi, sekarang dipersenjatai dengan senapan serbu, dan diperkuat dengan pasukan paramiliter.
Peran Polisi Dipertanyakan
Di wilayah dimana kerusakan besar terjadi, para penduduk menyalahkan Kapil Mishra. Mishra menolak diwawancarai dan dalam unggahan Twitter dia mengatakan, "Bukanlah kejahatan meminta penutupan jalan dibuka. Bukanlah kejahatan menyampaikan kebenaran. Saya tidak takut kampanye kebencian besar-besaran terhadap saya."Dalam pidatonya Mishra juga mengatakan tak ingin membuat masalah sebelum Trump meninggalkan India pada Selasa malam. Tapi menjelang Minggu malam, sekelompok pria Hindu dan Muslim mulai saling melempar batu, dan dengan cepat berubah menjadi kerusuhan besar.Pada sidang pengadilan tentang kerusuhan ini, seorang hakim mendesak para pejabat polisi kenapa mereka tidak melihat video kebencian Mishra - sebuah indikasi polisi tidak serius menyelidiki sumber-sumber kekerasan."Ini benar-benar memprihatinkan," kata hakim, S. Muralidhar, menurut LiveLaw, situs web berita resmi."Ada begitu banyak TV di kantor Anda, bagaimana bisa seorang petugas polisi mengatakan bahwa ia belum menonton video? Saya benar-benar terkejut dengan keadaan kepolisian Delhi."Pendukung Mishra mengatakan mayoritas warga di lingkungan mereka mendukung upaya Mishra untuk membubarkan pengunjuk rasa. "Bagaimana anak-anak kami bisa pergi sekolah dengan jalan yang ditutup pengunjuk rasa?" kata Alok Kumar Gupta, pensiunan militer yang tinggal dekat lokasi unjuk rasa."Kapil Mishra hanya mencoba untuk menolong," kata dia.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah masjid dibakar dan seorang ulama dibunuh dalam bentrokan kelompok agama India.
Baca SelengkapnyaPM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim
Baca SelengkapnyaSeorang pria muslim dibunuh sekelompok massa Hindu di sebuah masjid di Maharashtra, India.
Baca SelengkapnyaKekerasan meletus setelah pawai keagamaan kelompok Hindu melewati wilayah Nuh yang didominasi kelompok Muslim. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia diminta proaktif mengingatkan India karena bisa mengganggu perdamaian dunia.
Baca SelengkapnyaRatusan massa terdiri dari pelbagai elemen masyarakat itu melakukan demonstrasi di depan gedung DPR sejak Kamis (22/8) pagi.
Baca SelengkapnyaGelombang protes terjadi di India setelah viral sebuah video yang memperlihatkan puluhan pria mengarak dan melecehkan dua perempuan di Manipur.
Baca SelengkapnyaFR juga diduga sebagai pemilik senjata tajam yang disita petugas di dalam mobil serta tiga bom molotov di mobil lainnya.
Baca SelengkapnyaMasjid Babri yang dihancurkan pada 1992 memicu kerusuhan yang meluas secara nasional di India.
Baca SelengkapnyaMassa mengatasnamakan kader Golkar datang sekira pukul 14.00 Wib. Tidak berselang lama kemudian, terjadi kericuhan.
Baca SelengkapnyaMunaslub itu akhirnya menetapkan Anindya Bakrie sebagai ketua dan menggeser posisi Arsjad Rasjid.
Baca SelengkapnyaPolisi di India viral di media sosial usai aksinya saat menendang jamaah Muslim yang sedang sholat Jumat.
Baca Selengkapnya