Pidato Ujaran Kebencian dari Tokoh Hindu India Picu Kemarahan
Merdeka.com - Video ujaran kebencian terhadap Muslim yang dilontarkan tokoh agama Hindu di India memicu kemarahan dan tuntutan tindakan tegas.
Dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (25/12), kepolisian India menyampaikan pada Jumat, mereka telah melakukan penyelidikan atas ujaran kebencian yang dilontarkan di sebuah acara pekan lalu di Haridwar, negara bagian Uttarakhand, di mana peserta yang hadir menyerukan pembunuhan massal dan penggunaan senjata terhadap warga Muslim.
Seorang perempuan yang menjadi pembicara dalam acara tersebut menyampaikan kepada massa yang hadir, mereka seharusnya tidak perlu khawatir bakal dijebloskan ke penjara karena membunuh warga Muslim, menurut video yang viral tersebut.
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
-
Siapa yang dituduh menyebarkan video ancaman tersebut? Para peneliti dari Pusat Analisis Ancaman Microsoft menyebut video itu berasal dari kelompok yang biasa menyebarkan disinformasi asal Rusia.
-
Apa tujuan penyebar video ancaman tersebut? 'Tujuannya untuk menghalangi penonton menghadiri Olimpiade,' tulis Manajer Umum Pusat Analisis Ancaman Microsoft, Clint Watts.
-
Apa yang terjadi ketika seseorang menghina? Ia menyatakan bahwa ketika seseorang menghina atau mencela orang lain, sebenarnya mereka sedang merendahkan diri mereka sendiri.
-
Siapa yang menyebarkan video? NRA sebagai pengambil data dan penyebar.
-
Apa isi video yang viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet.'YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud,' tulisnya di awal video yang diunggahnya. Rupanya selama 14 tahun ini, ia telah menuntun suaminya sedikit demi sedikit untuk kembali ke Tuhannya.
"Jika 100 orang dari kita siap membunuh 2 juta dari mereka, kita akan menang dan menjadikan India negara Hindu," kata Pooja Shakun Pandey, seorang pemimpin kelompok Hindu sayap kanan, Hindu Mahasabha.
"Siap membunuh dan dipenjara," lanjutnya, dikutip dari The Straits Times.
Acara tersebut juga dihadiri tokoh agama berpengaruh yang dekat dengan partai pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi dan beberapa anggota partainya, Bharatiya Jannata (BJP).
Video tersebut menyebar luas di media sosial di India pekan ini. Namun Modi tetap bungkam. Polisi lamban mengambil tindakan.
Pada Jumat (24/12), empat hari setelah acara tersebut dan video ujaran kebencian itu menyebar luas, polisi di Uttarakhand mengumumkan mereka telah membuka penyelidikan tapi tidak ada penangkapan.
Pejabat kepolisian mengatakan mereka melaporkan penyelenggara konferensi tersebut karena "permusuhan antara kelompok agama berbeda", dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
"Kami akan melakukan penyelidikan berdasarkan hukum, dan insiden semacam itu tidak akan ditolerir," kata pejabat tinggi kepolisian negara bagian Uttarakhand, Ashok Kumar.
Negara Hindu
Selama konferensi tersebut, kepala kelompok organisasi Hindu sayap kanan Uttarakhand,Swami Prabodhanand Giri, mengatakan India milik orang Hindu.
"Inilah mengapa, seperti di Myanmar, polisi di sini, politikus di sini, tentara dan setiap orang Hindu harus angkat senjata, dan kita harus laksanakan pembersihan ini," jelasnya mengacu ke Muslim.
"Tidak ada solusi dari hal ini," lanjutnya.
Ajudan Swami Prabodhanand Giri menolak mengomentari hal ini.
Video dari konferensi tersebut juga menunjukkan Suresh Chavhanke, yang mengepalai sebuah saluran berita, berikrar menjadikan India sebagai negara Hindu pertama.
"Kita membuat resolusi sampai napas terakhir kita: Kita akan menjadikan India sebuah negara Hindu dan menjaganya tetap menjadi negara Hindu saja," ujarnya.
"Kita akan berjuang dan mati jika harus; kita juga akan membunuh."
Dia kemudian mengunggah video ikrarnya tersebut di Twitter kepada setengah juta pengikutnya.
Pengamat politik mengatakan pemerintah mengizinkan ujaran kebencian semacam ini dengan tetap bungkam di hadapan seruan kekerasan.
Pembicara lainnya dalam konferensi itu juga mengatakan dia berharap dia membunuh pendahulu Modi, Manmohan Singh, yang menjadi perdana menteri Sikh pertama India,
Pembicara lain juga mengatakan dia telah meminta hotel-hotel di negara bagiannya agar jangan mengizinkan perayaan Natal. Pernyataan tersebut disambut sorak sorai peserta yang hadir.
Pemerintah tutup mata
Sementara itu, dikutip dari Al Jazeera, anggota parlemen Muslim ternama India, Asaduddin Owaisi menyampaikan di Twitter, ujaran kebencian dalam video itu jelas merupakan sebuah kasus yang menghasut genosida.
Pemerintahan Modi sampai saat ini belum mengomentari hal tersebut.
Sejumlah warga dari komunitas Muslim mengatakan semakin sering dijadikan target serangan dan ancaman sejak Modi berkuasa.
Presiden Jamiat Ulama-i-Hind (organisasi Muslim terbesar di India), Maulana Mahmood Madni, menuding pemerintah menutup mata terhadap ujaran kebencian terhadap komunitas Muslim.
Dalam suratnya ke berbagai pejabat pemerintah, Madni meminta tindakan tegas terhadap para pelaku ujaran kebencian.
"Mereka mengancam kedamaian dan keharmonisan komunal negara ini," ujarnya.
(mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral video murid di India ditampar oleh teman satu kelasnya atas perintah sang guru.
Baca SelengkapnyaSeorang pria muslim dibunuh sekelompok massa Hindu di sebuah masjid di Maharashtra, India.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia diminta proaktif mengingatkan India karena bisa mengganggu perdamaian dunia.
Baca SelengkapnyaPM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim
Baca SelengkapnyaContoh toleransi dalam beragama tergambar jelas di video viral ini.
Baca SelengkapnyaSebuah masjid dibakar dan seorang ulama dibunuh dalam bentrokan kelompok agama India.
Baca SelengkapnyaKekerasan meletus setelah pawai keagamaan kelompok Hindu melewati wilayah Nuh yang didominasi kelompok Muslim. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaUstaz Adi Hidayat sempat menghentikan ceramatnya saat mendengar ada panggilan untuk ibadah umat Hindu, Puja Trisandya.
Baca SelengkapnyaPolisi di India viral di media sosial usai aksinya saat menendang jamaah Muslim yang sedang sholat Jumat.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Kalimantan Timur Kombes Pol Yusuf Sutejo mengatakan, motif dari Marco Karundeng adalah kesal.
Baca SelengkapnyaMajelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali Bali menggelar rapat yang dihadiri seluruh komponen ormas Islam di Denpasar, Rabu (3/1) sore.
Baca SelengkapnyaBulan lalu, aktivis sayap kanan Belanda melakukan pembakaran Alquran.
Baca Selengkapnya