PM India Narendra Modi Dikecam karena Lebih Mementingkan Politik daripada Pandemi
Merdeka.com - Rumah sakit-rumah sakit di India dipenuhi pasien virus corona, keluarga pasien berusaha kesana kemari menemukan oksigen, dan krematorium beroperasi sepanjang hari membakar jasad korban Covid-19.
Kendati tanda-tanda itu jelas menggambarkan krisis kesehatan yang melelahkan, Perdana Menteri India malah menghadiri kampanye politik yang dihadiri ribuan pendukungnya tanpa menerapkan protokol kesehatan.
“Saya tidak pernah melihat massa besar seperti ini sebelumnya!” teriaknya kepada pendukungnya di negara bagian West Bengal pada 17 April, sebelum pemilihan umum negara bagian.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa banyak orang benci politik? Salah satu alasan orang membenci politik adalah bukan kebenaran menjadi tujuan politisi, tapi pemilihan dan kekuasaan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kenapa Joe Biden dikritik? Biden juga diserang beberapa anggota Partai Demokrat karena mendanai Israel dan mengabaikan genosida penjajah Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
-
Kenapa 'Presiden' trending topik? Acara ini menarik perhatian banyak warganet, dan di platform X atau Twitter, kata kunci 'Presiden' menjadi trending topic dengan ribuan komentar mengenai program kerja Prabowo-Gibran serta ucapan selamat.
-
Bagaimana moral diabaikan di dunia politik? Politik menunjukkan sisi terburuk kita. 'Semakin kita menjelek-jelekkan pihak lain maka semakin mudah kita mengabaikan moral kita.'
“Kemana pun saya melihat, saya hanya bisa melihat rakyat. Saya tidak melihat lainnya,” lanjutnya, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (7/5).
Pemerintah Modi juga menolak membatalkan festival Hindu yang dihadiri jutaan orang beberapa waktu lalu. Pertandingan kriket yang dihadiri puluhan ribu penonton juga tetap berlangsung.
Modi pun dituduh tidak mau menerima masukan dan lebih mementingkan politik daripada krisis kesehatan masyarakat yang melanda negaranya.
Wartawan Al Jazeera, Elizabeth Puranam, melaporkan dari New Delhi, mengatakan pemerintah menghadapi banyak kritik dari pengadilan di seluruh negeri.
“Pengadilan Tinggi Delhi mengatakan pemerintah hidup di atas menaga gading sementara rakyatnya mati karena kekurangan oksigen,” jelas Puranam.
Wakil Presiden Asosiasi Dokter India, Dr Navjot Dahiya menyebut Modi seorang “super-spreader” atau penyebar virus terkuat.
Modi justru menekan pertanggungjawaban pemerintah negara bagian yang minim persiapan dan peralatan untuk menghadapi krisis ini, menurut para pengkritik.
“Itu kejahatan terhadap kemanusiaan,” tulis penulis dan aktivis Arundhati Roy terkait penanganan krisis Covid-19 oleh Modi.
“Pemerintah asing bergegas membantu. Tapi sepanjang pembuat keputusannya masih Modi, yang telah menunjukkan dirinya tidak mampu bekerja dengan ahli atau hanya ingin mengamankan tujuan politiknya yang sempit, itu layaknya menuangkan bantuan ke dalam sebuah saringan.”
Profesor sains Universitas Ashoka, Gautam Menon, mengatakan sistem kesehatan yang rentan tidak cukup ditingkatkan.
“Dan dengan lonjakan terbaru, kita melihat inilah konsekuensi akibat tidak melakukan hal itu,” jelasnya.
Ketika kasus mereda pada Januari, Modi membanggakan keberhasilan India, mengatakan kepada para pemimpin dalam Forum Ekonomi Dunia negaranya telah menyelamatkan kemanusiaan dari bencana besar dengan menghentikan virus corona.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim
Baca SelengkapnyaNarendra Modi Deklarasikan Menang Pemilu India untuk Ketiga Kalinya, Tapi Partainya Kalah Telak
Baca SelengkapnyaMasyarakat disajikan realita kontestasi yang dibentuk sedemikian rupa. Padahal ada pekerjaan yang lebih besar, lebih penting dan mendesak.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh berharap para pemimpin nasional tidak kehilangan kontrol.
Baca SelengkapnyaMasyarakat disajikan realita kontestasi yang dibentuk sedemikian rupa. Padahal ada pekerjaan yang lebih besar, lebih penting dan mendesak.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono beri kritik keras ke politisi dan jenderal. Begini isinya.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta Dharma Pongrekun berapi-api saat menjelaskan badai pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaDewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Darmansjah Djumala, mengaku prihatin dengan kondisi Indonesia akhir-akhir ini.
Baca SelengkapnyaLewat salah satu posternya, Koalisi Ibukota tampak menyinggung kabar Presiden Joko Widodo yang mengalami batuk batuk selama 4 minggu karena udara buruk Jakarta.
Baca SelengkapnyaKualitas Udara Jakarta Memburuk 2 Bulan Terakhir, Sempat di Urutan Pertama Terburuk Dunia
Baca SelengkapnyaSudirman menilai, kunci mengatasi polusi udara ada pada kepemimpinan yang serius.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, Indonesia sudah terlalu banyak menteri di dalam suatu pemerintahan.
Baca Selengkapnya