Polemik KPAI-PB Djarum, Begini Cara China Mencetak Atlet Kelas Dunia
Merdeka.com - Beberapa hari belakangan polemik Komisi Pelindungan Anak Indonesia (KPAI) dan PB Djarum menjadi perbincangan di tengah masyarakat karena KPAI menuding ada unsur eksploitasi anak dalam upaya PB Djarum mencetak atlet-atlet bulutangkis nasional.
Bicara soal olahraga, tidak salah jika kita juga menengok bagaimana negara raksasa China mencetak atlet-atlet kelas dunia mereka.
Atlet-atlet China terkenal sering menjadi juara dunia dalam berbagai cabang olahraga, baik itu di tingkat Asia hingga Olimpiade.
-
Apa yang didominasi China dalam perlombaan global? China mendominasi perlombaan global dalam paten kecerdasan buatan generative atau AI Generative.
-
Siapa yang jadi juara di kategori Sport? Sementara itu, Firdaus juga sukses meraih juara nasional di kategori Sport melalui modifikasinya pada CBR 250RR.
-
Kenapa atlet Hong Kong dapat hadiah tertinggi? Negara ini memberikan USD768.000 yang mengejutkan kepada peraih medali emas.
-
Apa jenis olahraganya? Tim boccia Indonesia berhasil meraih kemenangan penuh dalam pertandingan perdana mereka di Paralimpiade Paris 2024 yang berlangsung di South Paris Arena 1 pada hari Kamis (29/8/2024).
-
Bagaimana cara atlet Olimpiade menghasilkan uang? Melansir Observer, sebagian besar pendapatan atlet yang bermain di Olimpiade 2024 berasal dari liga olahraga dan sponsorship brand dengan pembayaran yang sangat bervariasi menurut cabang olahraga.
-
Bagaimana cara negara memberikan penghargaan kepada atlet? Berbagai negara memberikan hadiah berupa uang kepada atlet Olimpiade mereka. Bahkan ada negara menyediakan hadiah yang sangat tinggi bagi peraih medali.
Susan Brownell, antropolog dari Universitas Missouri-St Louis, Amerika Serikat, tertarik untuk mencari tahu seperti apa program pelatihan atlet-atlet China hingga mampu banyak berprestasi di kancah dunia.
Mata Brownell mengernyit ketika dia pertama kali masuk ke pusat latihan senam di Shanghai Yangpu Youth Amateur Athletic School di Beijing pada 2016 lalu.
"Ada anak kecil yang masih pakai popok dan sungguh menakjubkan melihat apa yang bisa mereka lakukan di usia sebelia itu," kata Brownell, seperti dilansir laman Business Insider, Agustus 2016. "Mereka bisa meliukkan tubuhnya seperti kue ketika sedang peregangan."
Shichahai adalah salah satu dari ribuan pusat olahraga di sekolah di seantero China. Dengan dana dari pemerintah, anak usia enam tahun yang sudah memperlihatkan bakatnya seperti dalam taekwondo, tenis meja, senam, dan badminton, berlatih bertahun-tahun dengan harapan bisa membawa pulang uang dan kehormatan bagi keluarga mereka.
Bagi sebagian anak, impian itu sudah pupus sejak awal. Tapi bagi sebagian yang lain, itu adalah langkah awal menuju kejayaan Olimpiade.
Semua bermula pada 1970-an ketika ada diplomasi Ping Pong antara Amerika Serikat dan China untuk mencairkan ketegangan akibat Perang Dingin. Lewat olahraga China ingin meraih kehormatan di mata dunia.
Ketika Beijing terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade 2008, pemerintah meluncurkan Proyek 119--ambisi meraih 199 medali emas di Olimpiade.
Impian menjadi nomor satu di dunia itu masih menjadi cita-cita banyak sekolah olah raga di seluruh China. Anak-anak China kini tengah bersiap menghadapi Olimpiade 2020 di Tokyo dan seterusnya.
Siswa yang berambisi menjadi atlet nomor wahid itu kebanyakan berasal dari keluarga miskin yang memandang prestasi olahraga adalah jalan keluar dari jurang kemelaratan. Brownell mengatakan jika seorang siswa meraih prestasi di uji coba Olimpiade maka itu bisa meningkatkan taraf hidup dan status mereka di tengah masyarakat.
"Orangtua yang berpendidikan tinggi cenderung tidak mendukung anak mereka ikut sekolah olahraga karena di sana pendidikan kurang diutamakan," kata Brownell.
Di awal mula pelajaran sekolah umum, anak-anak dibagi menjadi lima kategori berdasarkan bakat: jago internasional, jago nasional, grade 1, grade 2, grade 3. Hanya anak-anak di tingkatan grade 1 atau lebih tinggi yang bisa masuk ke sekolah olahraga.
Selama beberapa dekade, pernah ada 'sekolah olahraga paruh waktu' yang melatih anak-anak di grade 2 dan grade 3. Tapi kemudian pemerintah menghentikan dana kepada sekolah-sekolah itu dan memberi perhatian lebih kepada sekolah atlet berprestasi.
Jangan Lewatkan:
Ikuti Polling Adakah Unsur Eksploitasi Anak dalam Audisi Bulutangkis PB Djarum? Klik disini
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aaron Chia Teng Fong, pebulu tangkis Malaysia, mencatatkan sejarah sebagai juara dunia ganda putra pertama untuk Malaysia.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan Wang Zhi Yi di nomor tunggal putri telah melengkapi kemenangan China. Hingga Tiga gelar juara berhasil dibawa pulang China.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali mencatatkan sejarah di kancah olahraganya
Baca SelengkapnyaNilai hadiah dapat berubah berdasarkan perubahan nilai tukar, kebijakan pemerintah, dan insentif.
Baca SelengkapnyaMomen Paling Bersejarah di Olimpiade Paris 2024, Atlet Korut, Korsel, dan China Berfoto Bareng di Podium
Baca SelengkapnyaDukungan BUMN Bikin Olahraga Indonesia Semakin Moncer
Baca SelengkapnyaTimnas Indonesia kalah 1-2 dari China dalam laga matchday keempat Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Baca SelengkapnyaMedali emas tersebut merupakan yang pertama dalam sejarah keikutsertaan cabor angkat besi Indonesia di event Olimpiade sejak tahun 1952.
Baca SelengkapnyaPrestasi ini menjadikan Yulo sebagai atlet Asia Tenggara pertama yang meraih dua medali emas dalam satu Olimpiade.
Baca SelengkapnyaPerforma Timnas China pada dua lawa awal di Kualifikasi Piala Dunia 2026 sangat buruk.
Baca SelengkapnyaLaga seru bakal tersaji di Qingdao Youth Football Stadium saat China menjamu Timnas Indonesia hari Selasa (15/10/2024) pukul 19.00 WIB.
Baca SelengkapnyaIndonesia ditargetkan mampu membawa 12 medali emas pada Asian Games 2022 ini.
Baca Selengkapnya