Polisi AS Tangkap Apoteker karena Diduga Sengaja Rusak 500 Dosis Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Pihak berwenang menangkap seorang apoteker di pinggiran kota Milwaukee, negara bagian Wisconsin, Amerika Serikat pada Kamis karena diduga sengaja merusak ratusan dosis vaksin Covid-19 dengan mengeluarkannya dari pendingin selama dua malam.
Departemen Kepolisian Grafton mengatakan, mantan apoteker Advocate Aurora Health ditangkap atas dugaan sengaja melakukan tindakan membahayakan, memalsukan resep obat, dan kejahatan perusakan properti.
Dikutip dari LA Times, Jumat (1/1), departemen kepolisian mengatakan dalam sebuah rilis, tersangka telah ditahan. Namun polisi tak mengidentifikasi apoteker tersebut, mengatakan dia belum secara formal didakwa.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Siapa residivis yang ditangkap? 'Kasus narkotika home industri ekstasi ini kita ungkap pada 8 Maret 2024 di apartemen Sentraland lantai 11 Jalan Boulevard Raya, Cengkareng, Jakarta Barat,' kata Dirnarkoba Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jumat (15/3).
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang ditangkap saat menempatkan bahan peledak? Sejarahnya dimulai dari peristiwa 5 November 1605 O.S., saat Guy Fawkes, seorang anggota Gunpowder Plot atau Plot Bubuk Mesiu, ditangkap saat menempatkan bahan-bahan ledak di bawah ruangan Dewan Bangsawan.
-
Siapa yang ditangkap polisi atas dugaan pemakaian narkoba? 'Benar (Virgoun ditangkap karena dugaan penggunaan narkoba),' kata Syahduddi kepada wartawan, Kamis (20/6).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Motifnya masih belum jelas. Polisi mengatakan penyelidik meyakini dia tahu dosis vaksin yang rusak tak akan berguna dan orang yang menerimanya akan berpikir dia telah divaksin padahal belum.
Pada Kamis, Kepala Kelompok Pegawai Medis Advocate Aurora Health Care, Jeff Bahr menyampaikan kepada wartawan selama telekonferensi, apoteker tersebut sengaja mengeluarkan 57 botol kaca atau setara ratusan dosis vaksin Moderna dari lemari pendingin di pusat medis Grafton pada 24-25 Desember sebelum kembali menaruhnya di lemari pendingin.
Dia kembali mengeluarkan dosis vaksin ini dari pendingin pada 25-26 Desember. Botol kaca tersebut cukup untuk menyuntik 570 orang.Kepolisian Grafton, yang berjarak sekitar 32 kilometer utara Milwaukee, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya, FBI, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) sedang gencar menyelidiki kasus tersebut. Polisi mengatakan mereka mendapatkan laporan terkait kasus ini pada Rabu malam.
Motif Tak Jelas
Seorang teknisi di apotek tersebut menemukan botol kaca atau vial berada di luar lemari pendingin pada Sabtu pagi. Bahr mengatakan, apoteker tersebut awalnya mengatakan dia mengeluarkan vaksin tersebut untuk mengambil barang lain di dalam pendingin dan lupa memasukknya kembali.
Vaksin Moderna masih dapat bertahan selama 12 jam di luar lemari pendingin, sehingga para petugas menggunakan vaksin tersebut untuk menginokulasi 57 orang sebelum membuang sisanya. Polisi mengatakan dosis yang dibuang bernilai antara USD 8.000 dan USD 11.000 atau sekitar Rp 113 juta dan Rp 156 juta.
Bahr mengatakan, pejabat sistem kesehatan mencurigai apoteker tersebut saat mereka mengkaji insiden tersebut. Setelah diperiksa beberapa kali, apoteker tersebut mengakui pada Rabu dia sengaja mengeluarkan vaksin tersebut dan membiarkannya di luar lemari pending pada 24-25 Desember, kemudian memasukkannya kembali ke lemari pendingin saat itu dan kemudian mengeluarkannya lagi dari pendingin pada 25-26 Desember.
Bahr mengatakan, artinya dosis yang diterima warga pada Sabtu semuanya tak berguna. Moderna telah menyampaikan kepada pihak Aurora, tidak ada masalah keamanan tetapi sistem harus memantaunya dengan cermat.
Bahr menolak berkomentar tentang motif apoteker tersebut.
Aurora mengatakan pihaknya telah memecat apoteker tersebut dan menyerahkannya ke pihak berwajib. Pernyataan tersebut tak menyinggung soal motif tindakan apoteker tersebut.“Kami terus percaya bahwa vaksinasi adalah jalan keluar dari pandemi. Kami sangat kecewa bahwa tindakan individu ini akan mengakibatkan penundaan vaksinasi lebih dari 500 orang,” jelas pernyataan itu.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polda Riau membongkar produsen pil ekstasi palsu berbahan obat flu Procold di Pekanbaru.
Baca SelengkapnyaRencananya, ratusan pil ekstasi tersebut akan dijual kepada para konsumen di sejumlah tempat hiburan malam.
Baca SelengkapnyaVideo berisi informasi mengenai adanya keluarga yang disekap oknum polisi di Hotel Grand City Hall, Medan, Sumatera Utara (Sumut), viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKeterangan mereka dibutuhkan penyidik KPK untuk mengetahui aliran uang distribusi itu ke para tersangka.
Baca SelengkapnyaPil ekstasi sebanyak 7.800 diamankan sebagai barang bukti kejahatan
Baca SelengkapnyaPencegahan ke luar negeri lima orang tersebut mulai berlaku enam bulan pertama dan dapat diperpanjang.
Baca SelengkapnyaKepolisian Resor Garut menangkap enam pelaku pencurian dan penculikan terhadap salah seorang warga
Baca SelengkapnyaBea Cukai dan Polisi gagalkan upaya penyelundupan narkotika jenis ekstasi. Barang haram tersebut hendak diseludupkan melalui perairan Boya Patah, Bengkalis.
Baca SelengkapnyaAlwi dinyatakan terbukti bersalah dalam perkara korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19 tahun anggaran 2020.
Baca SelengkapnyaPolisi gadungan tersebut kerap mendatangi sejumlah toko obat di wilayah Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaEmpat orang tersangka yang ditangkap yakni Fa, Ais, Da, dan IS
Baca SelengkapnyaRata-rata produk obat yang dilakukan penarikan diketahui Tidak Memenuhi Syarat (TMS) keamanan maupun izin edar.
Baca Selengkapnya