Polisi Malaysia tangkap delapan orang diduga mau dirikan sekolah berideologi ekstrem
Merdeka.com - Polisi Malaysia unit terorisme hari ini menangkap delapan orang, tujuh di antaranya adalah warga asing karena mereka diduga terlibat dalam kegiatan yang bisa 'mengganggu keamanan negara'.
Penangkapan ini terjadi setelah polisi menerima kabar dari intelijen adanya upaya penyebaran ideologi Salafi-Jihadi melalui pusat studi Islam di Asia Tenggara.
Polisi mengatakan penangkapan ini merupakan bagian dari upaya untuk menangkal penyebaran ideologi Salafi-Jihadi, yang menjadi pemicu terbentuknya kelompok terorisme seperti ISIS, Al-Qaidah, Jemaah Islamiyah, Abu Sayyaf, Boko Haram, dan lainnya, seperti dilansir Channel News Asia, Sabtu (6/10).
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang ditangkap? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
-
Kenapa ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan? Kelompok Negara Islam atau ISIS, mengatakan mereka melakukan serangan pada hari Jumat (22/3) di Balai Kota Crocus, dan mengunggah bukti video.
Para tersangka ditangkap di Johor, Perlis, dan Kuala Lumpur. Mereka merupakan para siswa aktif, mantan siswa dan staf pengajar di sekolah Islam di Perlis.
Menurut sebuah pernyataan, para tersangka memiliki hubungan dengan sebuah madrasah atau sekolah Islam di Yaman yang didirikan oleh seorang ekstremis Salafi-Jihadi, bernama Syekh Muqbil Hadi Al Wadi'l.
Sekolah tersebut mengajarkan ideologi seperti pembunuhan terhadap non-Muslim dan orang kafir. Para tersangka juga percaya bahwa pendidikan sekuler haram, dan baik pria maupun wanita dilarang mengenakan celana panjang.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.
Baca SelengkapnyaKetujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaSebanyak dua teroris jaringan Anshor Daulah, LHM dan DW yang bekerja sebagai tenaga pendidik di Bima, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditangkap.
Baca SelengkapnyaKetiga terduga teroris ditangkap berinisial BI, ST dan SQ.
Baca SelengkapnyaSembilan orang yang ditangkap masih menjalani pemeriksaan. Belum ada penjelasan detail soal kegiatan para terduga teroris ini.
Baca SelengkapnyaKetiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaDensus 88 menangkap sebanyak tujuh orang terduga pelaku teroris yang mencoba melakukan aksi provokasi selama kedatangan Paus Fransiskus
Baca SelengkapnyaBerencana akan beroperasi untuk menggagalkan Pemilu 2024 yang akan datang.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan masih terus dilakukan oleh Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaDensus 88 menangkap 10 terduga teroris di Solo Raya
Baca Selengkapnya