Polisi Malaysia Tangkap Empat Militan Berencana Serang Non-muslim, Salah Satunya WNI
Merdeka.com - Polisi anti-teror Malaysia hari ini mengatakan telah menangkap empat militan yang punya kaitan dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) karena mereka mempunyai bahan peledak dan berencana menyerang tempat ibadah warga non-muslim.
Laman the Straits Times melaporkan, Senin (13/5), keempat orang itu adalah seorang warga Malaysia yang memimpin kelompok tersebut, dua orang Rohingya dari Myanmar dan satu orang Indonesia. Mereka ditangkap antara 5 Mei dan 7 Mei lalu di tiga tempat berbeda dalam sebuah penggerebekan di Kuala Lumpur dan sebelah timur Negara Bagian Terengganu.
Kepala polisi Malaysia Abdul Hamid Bador menyebut kelompok itu adalah 'sel ISIS' dan mereka berencana 'membunuh tokoh penting sekaligus menyerang tempat ibadah warga Hindu, Kristen, dan Buddha di Malaysia'.
-
Siapa yang ditangkap saat menempatkan bahan peledak? Sejarahnya dimulai dari peristiwa 5 November 1605 O.S., saat Guy Fawkes, seorang anggota Gunpowder Plot atau Plot Bubuk Mesiu, ditangkap saat menempatkan bahan-bahan ledak di bawah ruangan Dewan Bangsawan.
-
Apa yang dicuri polisi tersebut? Mengambil kesempatan dalam kesempitan, seorang polisi di Jerman mencuri 180 kilogram keju dari truk yang terbalik karena kecelakaan.
-
Bagaimana polisi menangkap mereka? Penangkapan ini tidak lepas dari kegiatan patroli rutin yang ditingkatkan di wilayah Kepolisian Resor Kota Besar Medan dan jajaran untuk membantu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
-
Narkoba apa yang disita? 'Barang bukti yang disita sebanyak 16 paket sabu, bong, pipet, gunting, senjata tajam dan barang lainnya,' ujar Komandan Tim Patroli Brimob Polda Sumut Iptu Edward Sardi di Medan.
-
Apa yang dilakukan polisi terhadap WNA Malaysia? Beberapa warga negara asal Malaysia disebut-sebut ditangkap oleh polisi secara serampangan.
-
Dimana penangkapan dilakukan? Dari hasil patroli tersebut, diamankan lima orang yang diduga penyalahgunaan narkoba yakni pria berinisial I, P, G, WA sebagai bandar dan perempuan N di Jalan Lembah Berkah, Lingkungan 11.
"Salah satu tujuan mereka adalah membalas dendam kematian pemadam kebakaran Adib," kata Abdul Hamid dalam jumpa pers hari ini.
Kematian Muhammad Adib Mohd Kassim, 24 tahun, menjadi seruan untuk berunjuk rasa bagi sebagian warga muslim Malaysia, termasuk pihak oposisi muslim Malaysia yang merasa kasus kematiannya dalam peristiwa di Kuil Sri Maha Mariamman November lalu tidak ditangani pemerintah.
Adib terluka serius pada 27 November tahun lalu setelah dia dan timnya mendatangi panggilan darurat di kuil Hindu itu ketika terjadi kerusuhan. Dia dibawa ke rumah sakit untuk dirawat tapi kemudian meninggal pada 17 Desember.
Sejauh ini belum ada orang yang didakwa kasus pembunuhan dan penyelidikan masih terus berlangsung.
Dalam penangkapan pertama polisi membekuk pria Malaysia berusia 34 tahun di Kuala Berang, Terengganu pada 5 Mei.
"Dia diduga otak dari sel ini. Dia berencana memasang bom di kuil dan gereja serta tempat-tempat hiburan," kata Abdul Hamid.
Dalam penangkapan itu polisi juga menyita senjata api dan amunisi serta bahan peledak.
"Bomnya diselundupkan dari negara tetangga," ujar Abdul Hamid.
Pada 7 Mei dua orang Rohingya berusia 20 dan 25 tahun ditangkap di Kuala Lumpur, serta seorang warga Indonesia berusia 49 tahun ditangkap di Subang Jaya, Selangor.
Polisi menuturkan salah satu orang Rohingya itu mengaku mendukung kelompok militan Tentara Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA) yang selama ini melawan militer Myanmar demi membela minoritas muslim Rohingya. Dia juga berencana menyerang kedutaan Myanmar di Kuala Lumpur.
Sedangkan orang Indonesia yang ditangkap berencana pergi ke Suriah.
"Keempatnya diduga berkomunikasi via WhatsApp dan mereka menerima perintah dari seorang warga Malaysia yang masih berada di Suriah," kata Abdul Hamid.
Polisi juga mengatakan mereka masih memburu tiga orang anggota kelompok yang dibentuk Januari itu. Mereka adalah Syazni Mahzan dari Bidong di Negara Bagian Kedah, Nurul Azim Azizan juga dari Bidong dan satu lagi Fathir Thir, orang Indonesia. Mereka semua kini masih bersembunyi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMalaysia melarang warga Israel memasuki wilayahnya.
Baca SelengkapnyaSembilan orang yang ditangkap masih menjalani pemeriksaan. Belum ada penjelasan detail soal kegiatan para terduga teroris ini.
Baca SelengkapnyaKedua tersangka merupakan teroris Negara Islam Indonesia (NII) di Kabupaten OKU Timur, Sumsel.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaPara pelaku melakukan pengancaman terhadap warga dan merusak pos karcis.
Baca SelengkapnyaViral Penghuni Indekos di Tangsel Ngaku Diintimidasi saat Beribadah, Polisi Tetapkan 4 Tersangka
Baca SelengkapnyaDalam operasi preventif yang dilakukan oleh aparat TNI-Polri, mereka menemukan senjata yang akan diselundupkan untuk teroris KKB Papua yang terbaru dan canggih.
Baca SelengkapnyaEmpat orang, dua perempuan dan dua laki-laki diamankan, sedangkan satu DPO warga negara asing
Baca SelengkapnyaKasus MG terungkap setelah adanya laporan dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut terjadi di Lubuk Begalung Kota Padang pada Selasa, (17/12) sekira pukul 05.00 Wib.
Baca SelengkapnyaGawai, busur panah dan anak panah disita Densus dari sebuah rumah di Sukoharjo
Baca Selengkapnya