Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Politikus AS ini nilai Aung San Suu Kyi satu-satunya harapan bagi Myanmar

Politikus AS ini nilai Aung San Suu Kyi satu-satunya harapan bagi Myanmar Aung San Suu Kyi berkunjung ke Rakhine. ©2017 REUTERS/Stringer

Merdeka.com - Politisi Amerika Serikat, Bill Richardson, menggambarkan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi sebagai orang yang mentalnya 'terkungkung'. Pernyataan tersebut disampaikan usai dirinya terlibat perselisihan dengan Suu Kyi dan memutuskan keluar dari panel penasihat yang menangani krisis di Negara Bagian Rakhine.

Richardson juga menyarankan bahwa Suu Kyi harus lebih membuka diri dan terlibat dengan pemerintah Barat agar persoalan yang saat ini terjadi terselesaikan.

"Hubungan antara Myanmar dengan Barat, kelompok hak asasi manusia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan media internasional sangat buruk. Dan menurut saya, dia yang telah membawa dirinya kepada kondisi ini," katanya dalam sebuah wawancara telepon, dikutip dari laman Reuters, Sabtu (27/1).

"Berbagai penghinaan yang dia dapat secara konstan dari masyarakat internasional, seharusnya bisa membantu dia. Tetapi dia tampak terisolasi. Dia juga tidak banyak bepergian di negaranya. Saya pikir dia hidup dalam gelembung sendiri," tambahnya.

Meski demikian, Richardson yang sudah lama bersahabat dengan Suu Kyi itu tetap meyakini bahwa wanita tersebut adalah satu-satunya harapan untuk perubahan di Myanmar.

"Saya pikir militer Myanmar adalah pihak yang sepenuhnya bersalah atas krisis yang terjadi dan satu-satunya orang yang bisa mengubahnya saya yakin adalah Aung San Suu Kyi. Dia bisa memulai perubahan itu dari sekarang," ungkapnya.

Sebelumnya, Richardson mengundurkan diri dari panel penasihat yang dibentuk Suu Kyi untuk menangani krisis menimpa warga Muslim Rohingya. Dia menuding bahwa panel tersebut dibuat hanya sebagai perpanjangan dari kebijakan semena-mena yang dibuat Suu Kyi.

Richardson menilai Suu Kyi sebagai sosok pemimpin yang hanya mendahulukan kepentingan pribadi. Bahkan Suu Kyi tampak sama sekali tidak peduli dengan krisis yang dialami oleh penduduk Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh.

"Pada pertemuan pertama panel itu, saya sangat terkejut karena melihat Suu Kyi yang sangat meremehkan media, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kelompok HAM, dan organisasi internasional lainnya yang peduli terhadap krisis tersebut," tulis Richardson dalam surat pengunduran dirinya, dikutip dari laman the Guardian.

"Saya juga melihat ketidaktulusan Suu Kyi terkait isu krisis kemanusiaan yang sedang didiskusikan," tambahnya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
DPR Usulkan ke AIPA Bentuk Satuan Tugas Bantu Demokratisasi di Myanmar
DPR Usulkan ke AIPA Bentuk Satuan Tugas Bantu Demokratisasi di Myanmar

DPR RI mengusulkan Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) membentuk satuan tugas untuk membantu demokratisasi di Myanmar

Baca Selengkapnya
Terima Kunjungan Parlemen Thailand, Wakil Ketua BKSAP Putu Rudana Dorong Implementasi Resolusi Myanmar
Terima Kunjungan Parlemen Thailand, Wakil Ketua BKSAP Putu Rudana Dorong Implementasi Resolusi Myanmar

Parlemen Thailand berkunjung ke Indonesia perkuat kerjasama di berbagai bidang

Baca Selengkapnya
Pernyataan Lengkap Wapres Ma'ruf Amin Buka Opsi Tampung Pengungsi Rohingya di Pulau Galang
Pernyataan Lengkap Wapres Ma'ruf Amin Buka Opsi Tampung Pengungsi Rohingya di Pulau Galang

Wapres Ma'ruf Amin membuka opsi untuk menampung para pengungsi Rohingya di Pulau Galang.

Baca Selengkapnya
Cerita Jenderal Polisi Ditunjuk Jadi Dubes Myanmar, Tangani Langsung Konflik Rohingya
Cerita Jenderal Polisi Ditunjuk Jadi Dubes Myanmar, Tangani Langsung Konflik Rohingya

Iza Fadri membagikan kisahnya saat ditunjuk menjadi Dubes Indonesia untuk Myanmar, dan ditugaskan menangani konflik Rohingya.

Baca Selengkapnya
Polemik Etnis Rohingya di Aceh, JK: Tanggung Jawab UNHCR
Polemik Etnis Rohingya di Aceh, JK: Tanggung Jawab UNHCR

JK mencontohkan konflik yang terjadi di Ambon dan Papua yang membuat warga mengungsi.

Baca Selengkapnya
Etnis Rohingya Mengeluh Dikasih Makan Sedikit, Yenny Wahid: Enggak Bersyukur
Etnis Rohingya Mengeluh Dikasih Makan Sedikit, Yenny Wahid: Enggak Bersyukur

Pemerintah Indonesia adalah negosiasi dengan pemerintah Myanmar soal pengungsi Rohingya.

Baca Selengkapnya
Prabowo Dorong Negara ASEAN untuk Ciptakan Solusi Konkret Atas Konflik Myanmar
Prabowo Dorong Negara ASEAN untuk Ciptakan Solusi Konkret Atas Konflik Myanmar

Dia mendorong negara-negara ASEAN untuk mencari solusi bersama untuk mengatasi konflik Myanmar

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Mulai Muncul Trust Antara Stakeholders di Myanmar, Kecuali Junta Militer
Jokowi Sebut Mulai Muncul Trust Antara Stakeholders di Myanmar, Kecuali Junta Militer

Jokowi mengatakan, saatnya ASEAN terus mendorong dilakukannya dialog inklusif nasional.

Baca Selengkapnya
27 September 1988: Liga Nasional untuk Demokrasi Myanmar Dibentuk oleh Aung San Suu Kyi
27 September 1988: Liga Nasional untuk Demokrasi Myanmar Dibentuk oleh Aung San Suu Kyi

Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (LND) dibentuk setelah Pemberontakan 8888.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya dan Penolakan Warga Aceh
Pengungsi Rohingya dan Penolakan Warga Aceh

Pengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.

Baca Selengkapnya
Prabowo Dorong Myanmar Cari Penyelesaian Konflik dengan Cara Damai dan Non-kekerasan
Prabowo Dorong Myanmar Cari Penyelesaian Konflik dengan Cara Damai dan Non-kekerasan

"Pada prinsipnya ASEAN tidak ingin ikut campur di dalam masalah negara lain, tapi kita ingin gunakan pengaruhnya," kata Prabowo.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Didesak Tegas soal Etnis Rohingnya: Jangan Sampai Jadi Masalah
Pemerintah Didesak Tegas soal Etnis Rohingnya: Jangan Sampai Jadi Masalah

Jika pemerintah terlambat mengambil kebijakan bisa jadi pekerjaan rumah yang sulit untuk diselesaikan di kemudian hari.

Baca Selengkapnya