"Politisi Datang Hanya untuk Berfoto Lalu Pergi, Tak ada yang Menolong Kami"
Merdeka.com - Bencana banjir bandang yang dialami Pakistan telah merenggut korban jiwa lebih dari seribu orang dan merusak lebih dari 700 ribu rumah. Bencana itu membawa pilu warga Lembah Manoor, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan.
“Kami membutuhkan persediaan, kami membutuhkan obat-obatan dan tolong bangun kembali jembatan, kami tidak punya apa-apa sekarang”. Itu ada pesan tertulis salah seorang korban banjir yang dilemparkan kepada tim bantuan di Lembah Manoor, seperti dikutip dari laman BBC, Senin (29/8).
Hingga saat ini, warga Lembah Manoor telah kehilangan anggota keluarga, tempat tinggal, hingga akses ke kota terdekat. Mereka seakan-akan ditinggal sendirian untuk bertahan hidup di tengah bencana yang sedang dialami.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Apa penyebab utama banjir? Banjir terjadi karena berbagai penyebab utama, termasuk hujan lebat, pencairan salju, badai, dan kenaikan permukaan air laut.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Mereka membangun jembatan kayu sementara karena satu-satunya jembatan yang menghubungkan ke kota terdekat runtuh akibat banjir. Jembatan sementara akhirnya menjadi satu-satunya jalan bagi harapan akan datangnya bala bantuan.
Seorang ibu duduk dekat jembatan kayu itu. Dia bisa melihat rumahnya tapi dia tidak dapat menyeberangi jembatan itu.
"Rumah saya dan anak-anak saya berada di seberang sungai. Saya sudah menunggu di sini selama dua hari dan berpikir pemerintah mungkin akan datang dan memperbaiki jembatan. Tetapi pihak berwenang mengatakan kami harus mulai berjalan di sisi lain untuk mencapai rumah. Itu memakan hingga delapan sampai sepuluh jam. Saya seorang wanita tua. Bagaimana saya bisa berjalan sejauh itu?” kata ibu itu.
Jerit pilu lain mereka tuliskan di kertas-kertas. Namun, suara hati mereka seakan-akan tidak didengar pemerintah Pakistan.
“Pihak berwenang dan politisi datang ke sini hanya untuk berfoto dan bergembira. Mereka datang, mengambil foto dan pergi. Tidak ada seorang yang membantu kami,” ungkap Abdul Rasheed yang berumur 60 tahun.
“Kami membutuhkan barang-barang. Kami membutuhkan jalanan,” ujar dia. “Sudah banyak orang yang kehilangan bangunan dan sumber pendapatan mereka,” lanjut dia.
Bagi pemerintah Pakistan, bencana ini terjadi karena perubahan iklim. Namun warga sekitar mengkritisi tindakan pemerintah yang mengizinkan pembangunan hotel di pinggir sungai sehingga mengganggu arus air.
Hingga kini jutaan orang yang membutuhkan bantuan harus menunggu pihak berwenang.
Pihak militer Pakistan turut membantu korban banjir. Pemerintah juga memohon bantuan dari negara-negara sahabat agar dapat meredakan bencana yang sedang dihadapi.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di provinsi Baghlan terdapat 311 korban tewas, 2.011 rumah hancur dan hampir 3.000 rumah rusak parah.
Baca SelengkapnyaSedikitnya sekitar 30 orang tewas saat terjangan banjir bandang dahsyat menyapu beberapa wilayah Afghanistan pada akhir pekan lalu.
Baca SelengkapnyaUpdate Banjir Bandang Sumbar: 67 Orang Meninggal, 20 Orang Hilang, 44 Luka-Luka
Baca SelengkapnyaSalah satu polisi gugur saat bertugas mengevakuasi para korban.
Baca SelengkapnyaLongsor yang menewaskan hampir 700 orang itu juga mengakibatkan lebih dari 1.200 orang kehilangan tempat tinggal.
Baca SelengkapnyaBanjir parah dan mematikan menerjang wilayah Kavre, Nepal, setelah hujan terus-menerus terjadi dalam dua hari.
Baca SelengkapnyaBantuan logistik bagi masyarakat dikirimkan melalui jalur udara menggunakan helikopter BNPB, khususnya di daerah Kabupaten Tanah Datar
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaRatusan rumah yang rusak itu tersebar di empat daerah.
Baca SelengkapnyaLebih dari 100.000 orang dievakuasi akibat hujan lebat dan banjir mematikan tersebut.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat korban meninggal dunia akibat banjir lahar dingin dan longsor yang menerjang 6 kabupaten dan kota di Sumatera Barat bertambah menjadi 50 orang.
Baca SelengkapnyaSaat banjir datang, korban memancing ikan bersama kakaknya yang masih berusia 8 tahun di pinggir sungai.
Baca Selengkapnya