Presiden Duterte berkunjung ke Indonesia awal September 2016
Merdeka.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan melakukan lawatan ke luar negeri perdana bulan September 2016. Ada tiga negara yang menjadi tujuan sang presiden kontroversial itu, yakni Brunei Darusalam, Laos, dan Indonesia.
Negara ASEAN pertama yang dikunjungi Duterte adalah Brunei, pada 4 September. GMA Network melaporkan, Kamis (258), Brunei diberi perhatian khusus karena banyak buruh migran Filipina bekerja di kerajaan kaya minyak itu.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Sultan (Hassanal Bolkiah) karena memberi warga Filipina pekerjaan," ujarnya saat berpidato di Istana Malacanang kemarin.
-
Siapa yang dipulangkan ke Filipina? Mary Jane Veloso, yang merupakan terpidana mati dalam kasus penyelundupan narkoba, akhirnya dipulangkan ke Filipina setelah menjalani hukuman selama 14 tahun di Indonesia.
-
Kenapa Mary Jane dibebaskan? Menyusul upaya diplomasi dan konsultasi dengan pemerintah Indonesia selama lebih dari satu dasawarsa, kami berhasil menunda pelaksanaan eksekusi matinya hingga tercapainya kesepakatan untuk membawanya pulang ke Filipina.
-
Apa yang terjadi saat Mary Jane dipulangkan? Mary Jane Veloso, yang merupakan terpidana mati dalam kasus penyelundupan narkoba, akhirnya dipulangkan ke Filipina setelah menjalani hukuman selama 14 tahun di Indonesia.
-
Siapa Presiden pertama Filipina? Manuel Roxas mengambil kembali sumpahnya sebagai Presiden pertama Republik Filipina, setelah menyepakati perjanjian dengan Amerika Serikat.
-
Dimana Mary Jane dipulangkan? Mary Jane Veloso, yang merupakan terpidana mati dalam kasus penyelundupan narkoba, akhirnya dipulangkan ke Filipina setelah menjalani hukuman selama 14 tahun di Indonesia.
-
Kapan Mary Jane dipulangkan? Pada Selasa (17/12/2024), ia meninggalkan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas II A Pondok Bambu, Jakarta, dan menuju Bandara Soekarno-Hatta dengan penuh emosi.
Berikutnya, Duterte akan ke Laos pada 6 September menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN+China, sekaligus bertemu pemimpin Asia Tenggara lainnya untuk pertama kali. Duterte akan bertolak ke Jakarta, Indonesia, selama 8-9 September.
Presiden berusia 77 tahun itu menolak menjelaskan agenda lawatan ke Indonesia. Dia membantah bila kunjungannya terkait upaya pembebasan Mary Jane Veloso, kurir narkoba yang terancam hukuman mati walau terbukti dijebak agen penyalurnya.
"Saya lebih baik tidak berspekulasi untuk isu itu karena sensitif," kata Duterte.
Agenda kunjungan Duterte sudah diinformasikan kepada Kementerian Luar Negeri RI. Pemerintah menyatakan kunjungan politikus yang kerap dibandingkan dengan Presiden Joko Widodo ini sekadar lawatan penghormatan (courtesy call).
"Ini sebenarnya kebiasaan negara-negara di ASEAN kalau ada Presiden baru, pasti akan mengunjungi tiap negara anggota," kata Arrmanatha Nasir selaku Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, pekan lalu.
Mantan Wali Kota Davao itu meroket namanya setahun sebelum pemilu Filipina digelar Mei lalu. Walaupun sering berpidato dengan bahasa kasar serta serampangan, namun Duterte dianggap politikus yang menepati janji.
Salah satu janji kampanyenya adalah pemberantasan narkoba memakai kekerasan. Janji itu benar-benar dijalankan Duterte dan Kepolisian Filipina tiga bulan terakhir. Korbannya mulai dari pengecer kelas teri, pecandu, hingga pejabat beking bisnis narkoba.
Nyaris 1.800 orang tewas selama tiga bulan terakhir di Filipina, atas tuduhan terlibat bisnis narkoba. Polisi mengaku menembak mati 712 orang, namun sisa 1.067 lainnya dibunuh secara misterius.
Maraknya pembunuhan ekstrajudisial di Filipina ini memicu kecaman internasional, termasuk oleh Sekretaris Jendera Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon. Ban menyebut maraknya pembunuhan pengedar narkoba kelas teri di Filipina sebagai pelanggaran HAM berat. Duterte tersinggung atas kritikan itu, lalu sempat mengancam keluar dari PBB walau belakangan meralat ucapannya.
"PBB bisa mengatakan beberapa hal buruk tentang saya. Tapi sebaliknya saya bisa menceritakan 10 keburukan mereka. Intinya PBB tidak berguna. Karena jika Anda benar-benar mengikuti mandat, sebenarnya (PBB) bisa menghentikan semua perang dan pembunuhan di dunia," kata Duterte.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mary Jane hingga saat ini masih berstatus sebagai tahanan di Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaMeski dikabarkan bebas, perempuan asal Filipina ini saat ini masih menjadi penghuni Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta yang berada di Wonosari, Gunungkidul.
Baca SelengkapnyaMary Jane mulanya ditangkap di Bandara Adisucipto Jogja pada April 2010 ketika kedapatan membawa sebanyak 2,6 kilogram heroin di dalam kopernya.
Baca SelengkapnyaMary Jane akan dipulangkan ke Filipina menggunakan pesawat Cebu Airlines.
Baca Selengkapnya“Saya kira tidak, tidak ada tekanan sama sekali," tegas Staf Khusus Bidang Hubungan Internasional Kemenko Polkam Imipas, Ahmad Usmarwi Kaffah.
Baca SelengkapnyaYusril menjelaskan, pemerintah Indonesia telah menerima permohonan resmi dari Filipina terkait dengan pemindahan Mary Jane.
Baca SelengkapnyaMary Jane akhirnya dipulangkan ke negara asalnya, Filipina, setelah mendekam selama hampir 15 tahun di penjara Indonesia karena kasus penyelundupan narkoba.
Baca SelengkapnyaMary Jane diberangkatkan dari Lapas Pondok Bambu ke Bandara Soekarno-Hatta.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM menilai Mary Jane (MJ) merupakan korban dari tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Baca SelengkapnyaTerpidana mati kasus penyelundupan narkoba, Mary Jane Veloso mengaku membawa banyak kenang-kenangan dari Indonesia ke Filipina, mulai dari gitar hingga rosario.
Baca SelengkapnyaYusril mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah membuat draft practical agreement dan diajukan ke pemerintah Filipina dan telah disetujui pemerintah Filipina
Baca SelengkapnyaPredikat dari PBB tersebut, kata dia, merupakan pencapaian tersendiri jika dibandingkan dengan penilaian sebelumnya.
Baca Selengkapnya