Pria AS Terancam Bui 140 Tahun karena Ancam Bunuh Trump
Merdeka.com - Seorang pria asal Connecticut, Amerika Serikat terancam hukuman penjara selama 140 tahun karena melontarkan ancaman pembunuhan terhadap Presiden Donald Trump.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (13/5), tak hanya mengancam akan membunuh Donald Trump, pria tersebut juga mengirim ancaman bom dan surat berisi bubuk putih mencurigakan ke Gedung Putih.
Gary Gravelle (51) didakwa dengan 16 dakwaan, termasuk mengancam presiden Trump pada September 2018 lalu.
-
Siapa yang digugat Trump? Gugatan yang diajukan oleh Trump Media di 24 Maret ditujukan kepada Andy Litinsky dan Wes Moss, dua mantan kontestan reality show Trump yang kemudian menjadi salah satu pendiri calon dari Partai Republik untuk perusahaan teknologi Presiden.
-
Siapa yang menulis surat itu? Surat itu sebenarnya ditulis oleh fisikawan Hungaria, Leo Szilard dengan bantuan ilmuwan lain, namun ditandatangani Einstein untuk menarik perhatian presiden karena statusnya sebagai salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa.
-
Siapa yang menulis surat? 'Lentera ini didirikan oleh insinyur James Wells, millwright John Westwood, insinyur James Brodie, buruh David Scott, dari firma James Milne & Son Engineers, Milton House Works, Edinburgh, selama bulan-bulan Mei hingga September dan dinyalakan kembali pada hari Kamis malam tanggal 15 September 1892.'
-
Dimana Trump mengatakan ancamannya? Dalam pidato yang disampaikan di Arizona di hadapan para pendukungnya, Trump menegaskan pentingnya Terusan Panama sebagai aset strategis bagi Amerika Serikat.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
Ia mengirim sebuah surat berisi bubuk putih mencurigakan bertuliskan "You Die" kepada Donald Trump.
Dia juga mengirim amplop serupa ke sebuah sinagog dan masjid, menurut surat dakwaan tersebut.
Hal lain yang dilakukan Gravelle yaitu mengirim email dan membuat panggilan telepon yang mengancam akan meledakkan bom di Vermont, Washington dan di berbagai lokasi di Connecticut, termasuk gedung-gedung pemerintah dan fasilitas kesehatan mental.
Jika dinyatakan bersalah dari semua 16 tuduhan tersebut, ia bisa menghadapi hukuman penjara maksimum 140 tahun.
Gravelle telah ditahan sejak dia ditangkap pada September karena melanggar ketentuan pembebasannya yang tengah dalam pengawasan. Dia sebelumnya dihukum pada 2013 terkait kasus pengiriman surat ancaman.
Pada tahun 2013 itu ia telah dibebaskan di bawah pengawasan federal sampai penangkapannya atas tuduhan baru tahun lalu, menurut pernyataan Jaksa AS John Durham.
Sejauh ini belum diketahui pasti apakah Gravelle akan dibantu pengacara. Namun yang jelas, tuduhan yang dilayangkan oleh jaksa kepadanya begitu serius.
Sebelumnya, seorang wanita yang gambarnya viral setelah ia mengacungkan jari tengahnya ke iring-iringan Presiden Donald Trump yang melewatinya saat tengah bersepeda, dipecat dari pekerjaannya pada November 2017.
Wanita bernama Juli Briskman tersebut diketahui tengah bersepeda di Virginia, sebelum akhirnya rombongan Trump melintas. Ia mengacungkan jari tengahnya ke arah iring-iringan Trump sebagai reaksi atas berbagai kebijakan Presiden ke-45 AS itu. Demikian seperti dikutip dari The Guardian.
"Dia (Trump) lewat dan darah saya mulai mendidih. Penerima DACA diusir. Dia menarik iklan untuk pendaftaran terbuka di Obamacare. Hanya sepertiga dari Puerto Rico memiliki akses listrik. Dan dia pergi ke klub golfnya lagi. Saya beberapa kali menyalip iring-iringannya," ujar Briskman kepada Huffington Post.
DACA adalah prosedur yang memungkinkan non warga-negara tertentu tinggal di AS dan bekerja secara legal tanpa takut dideportasi, selama periode dua tahun.
Seorang fotografer yang turut serta dalam rombongan presiden mengabadikan aksi Briskman ketika ia mengacungkan jari tengahnya. Dan dengan cepat, foto tersebut viral. Banyak yang memuji Briskman sebagai pahlawan. Bahkan beberapa di antaranya mengatakan bahwa wanita itu harus mencalonkan diri dalam pemilu 2020.
Briskman telah bekerja sebagai ahli marketing dan komunikasi bagi kontraktor federal yang bermarkas di Virginia, Akima, selama enam bulan. Menurut Briskman akan lebih baik jika ia memberi tahu kantornya bahwa sosok yang membuat heboh di dalam foto tersebut adalah dirinya. Ia pun dipanggil.
"Mereka berkata, 'Kami memisahkan diri dari Anda. Pada dasarnya, Anda tidak dapat berbuat cabul di media sosial'," terang Briskman.
Reporter: Teddy Tri Setio Berty
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Trump mencatatkan sejarah sebagai presiden Amerika Serikat pertama yang menjalani foto sebagai terdakwa atau mugshot.
Baca SelengkapnyaAtas vonis ini, Trump menjadi mantan presiden AS pertama yang dinyatakan terbukti melakukan kejahatan kriminal.
Baca SelengkapnyaTrump dan Biden memiliki pandangan yang berbeda mengenai penerapan hukuman mati.
Baca SelengkapnyaPengancaman itu diterima korban sebulan sebelum kejadian.
Baca SelengkapnyaKejadian itu terjadi saat tersangka Gregorius digiring keluar menuju ruang tahanan.
Baca SelengkapnyaKetika Trump berada di depan para pendukungnya, tiba-tiba suara letusan senjata api terdengar
Baca SelengkapnyaIni Kata-Kata Teriakan Donald Trump Sesaat Setelah Ditembak di Panggung Kampanye
Baca SelengkapnyaAwalnya korban menghubungi kedua pelaku untuk meminta uang Rp3 juta dengan ancaman menyebarkan video syur itu.
Baca Selengkapnya