Pria Turki ciptakan sajadah anti sakit lutut
Merdeka.com - Adnan Pirisan, 50, pria asal Turki yang tinggal di Jerman menciptakan sajadah yang bisa menghilangkan sakit lutut. Dia berharap sajadah buatannya itu bisa terjual di berbagai negara.
Dari bentuknya sajadah itu tampak tidak berbeda dari sajadah biasanya, tapi alas salat itu didesain khusus untuk kenyamanan lutut, kaki, dan kening, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Sabtu (3/8).
Pirisan sendiri membuat sajadah itu karena dia sering mengalami sakit lutut ketika salat.
-
Apa saja manfaat pakaian dalam Islam? Dalam Islam, pakaian memiliki peran yang sangat penting dan diatur dengan adab yang khusus. Pakaian dianggap sebagai salah satu nikmat Allah yang memberikan banyak manfaat bagi manusia.
-
Mukena silk dibuat dari apa? Dikutip dari berbagai sumber, silk sendiri merupakan jenis kain dari serat alami yang dikenal lembut dan halus, sehingga nyaman digunakan. Kain silk atay sutra berasal dari serat kempompong ulat sutra yang diolah hingga menjadi bahan tekstil.
-
Apa jenis alas kaki yang ditemukan? Para peneliti menemukan alas kaki bergaya militer tersebut saat melakukan penggalian di pemukiman sipil di pinggiran benteng militer Romawi di dekat Oberstimm, sebuah kota di negara bagian Bavaria.
-
Bagaimana fungsi gendongan batik? Gendongan yang dikenakan jemaah asal Indonesia ini memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk membawa seluruh perlengkapan yang diperlukan untuk wukuf.
-
Apa keunikan Baju Kurung Tanggung Jambi? Busana adat tradisional yang biasanya jadi busana pengantin di Jambi ini memiliki keunikan tersendiri, mulai dari bahan-bahan hingga aksesoris yang melekat pada pakaian itu.
-
Kenapa mukena anak harus nyaman? Saat mendekati bulan suci Ramadhan atau momen spesial seperti Lebaran, orang tua sering kali ingin memastikan bahwa anak-anak mereka memiliki mukena yang nyaman dan sesuai.
Sajadah itu, kata dia, terbuat dari bahan berlapis khusus yang busa di dalamnya tidak akan rusak. Meski begitu dia merahasiakan komposisi bahan di dalam sajadah itu.
"Saya sudah mendaftarkan paten sajadah ini pada 2009 dan sejak itu kami sudah memproduksi sajadah ini di tiga kota di Turki. Kami menjual sekitar 3.000 sajadah saban tahun," kata Pirisan yang tinggal di Jerman sejak usia sepuluh tahun.
Perusahaan Pirisan, Pirisec, kini sudah mempunyai gerai di Jerman Turki, Kuwait, dan Dubai. Namun sajadah seharga Rp 530 ribu ini juga, kata dia, dijual di Singapura dan Amerika Serikat.
Pirisan mengatakan sajadah buatannya tidak dimaksudkan khusus hanya dijual kepada umat Islam saja.
"Saya berharap sajadah ini bisa untuk salat dan berdoa bagi siapa saja, baik muslim, Protestan atau Katolik," ujarnya. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut manfaat posisi Tahiyat akhir dalam salat dari sisi kesehatan.
Baca SelengkapnyaCara duduk Rasulullah SAW merupakan salah satu aspek penting dari sunnah yang sering kali diabaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaPotret pria asal Serang, Banten bersepeda ke Mekkah selama 7 bulan lamanya.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok tukang pijit Jenderal Dudung yang ternyata bukan orang sembarangan.
Baca SelengkapnyaSelain rutin membuat baju lebaran unik dari tahun ke tahun, Ajik memang kerap membuat baju-baju unik yang selalu mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaMomen tersebut seakan mengajarkan tentang pentingnya empati dan kebersamaan dalam menjalani kehidupan.
Baca SelengkapnyaSeorang ustadz kondang yang membagikan momen sedang melakukan tindakan mulia sebagai bentuk bakti kepada ibunda. Ia juga memaparkan pesan yang menyentuh hati.
Baca SelengkapnyaVideonya viral dan membuat warganet merinding sekaligus kagum dengan pertolongan Allah.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter wanita asal Inggris mengungkap manfaat dari gerakan sholat rukuk dan sujud.
Baca SelengkapnyaErgonomi duduk adalah ilmu yang mempelajari cara terbaik untuk mendesain lingkungan duduk agar sesuai dengan kebutuhan fisik.
Baca SelengkapnyaTak banyak yang tahu, ternyata sepeda berukuran raksasa itu ada kaitannya dengan Indonesia.
Baca SelengkapnyaDalam tausiahnya, UAH menyampaikan kisah seorang kakek yang merawat musala di sebuah desa.
Baca Selengkapnya