Profil Politikus India Nupur Sharma yang Bikin Geram karena Hina Nabi Muhammad
Merdeka.com - India tengah mengalami mimpi buruk diplomatik setelah komentar kontroversial dari politikus senior partai berkuasa Bharatiya Janata Party (BJP) tentang Nabi Muhammad.
Perkataan Nupur Sharma yang dia ucapkan pada debat di televisi sepuluh hari lalu itu membuat geram muslim India dan sejumlah negara muslim, termasuk Indonesia, Arab Saudi.
BJP akhirnya kemarin menjatuhkan sanksi pemecatan kepada Sharma. Kepala unit media partai itu, Naveen Kumar Jindal, juga dipecat karena membagikan tangkapan gambar dari komentar Sharma di Twitter.
-
Apa cuitan kontroversial PM Inggris? Keir Starmer unggah cuitan kontroversial tentang konflik Ukraina-Rusia hingga ramai disorot di media sosial.
-
Siapa yang menyihir Nabi Muhammad? Adalah Labid bin Al-A’sham Al-Yahudi, orang yang menyihir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di tali busur dengan sebelas ikatan.
-
Bagaimana respon umat Islam terhadap karikatur? Banyak umat Islam yang menekankan bahwa gambar karikatur Nabi Muhammad adalah penghujatan, sementara banyak orang Barat yang membela hak kebebasan berbicara.
-
Kenapa Jyllands-Posten menerbitkan karikatur Nabi Muhammad? Surat kabar tersebut mengumumkan bahwa hal tersebut adalah upaya untuk berkontribusi pada perdebatan tentang kritik terhadap Islam dan sensor diri.
-
Kenapa Rasulullah SAW menolak dinasti politik? Mengenai dinasti politik, Rasulullah sendiri pada praktiknya hampir tidak melakukan konsep tersebut. Terbukti, Rasulullah SAW lebih memilih para Sahabat daripada keturunan beliau sendiri hingga keluarga dekat untuk melanjutkan kepemimpinannya dalam berdakwah dan membela agama Islam.
-
Kenapa sahabat itu dianggap kutukan? Sahabat itu seperti kutukan. Iya, kutukan indah yang nggak akan pernah bisa dihapus dalam hidup.
Dalam pernyataannya BJP mengatakan, "perkataan itu bertentangan dengan ideologi mana pun karena menghina sekte atau agama" dan mereka "tidak mendukung orang atau filosofi semacam itu."
Sebagai upaya meredakan kemarahan negara muslim, diplomat India mengatakan komentar itu bukan mewakili pandangan pemerintah India dan hanya pendapat "orang pinggiran".
Tapi semua orang sudah tahu, Sharma bukanlah "orang pinggiran".
Sebelum dipecat, perempuan 37 tahun itu adalah seorang pengacara yang didapuk sebagai "juru bicara resmi BJP" yang selalu tampil di debat televisi untuk mewakili dan membela pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi.
Dilansir dari laman BBC, Selasa (7/6), lulusan hukum di Universitas Delhi ini memulai karir politiknya pada 2008 ketika dia terpilih sebagai presiden mahasiswa dari Akhil Bharatiya Vidyarthi Parishad (ABVP), organisasi sayap dari kelompok gerakan Hindu nasionalis Rashtriya Swayamsevak Sangh.
Karir politiknya kian moncer pada 2011 ketika dia kembali ke India setelah mengambil studi master hukum bisnis internasional di London School of Economics.
Karena kemampuan bicaranya yang pintar berargumen, baik dalam bahasa Inggris dan Hindi, dia mendapat tempat di komite media BJP dalam pemilihan majelis Delhi 2013.
Dua tahun kemudian saat pemilu baru digelar, dia menjadi kandidat BJP melawan Kepala Menteri Delhi Arvind Kedriwal.
Orang-orang tak menyangka dia bisa menang pemilu dan berkat kampanyenya yang agresif dia terpilih menjadi juru bicara resmi BJP di Delhi dan pada 2020 dia menjadi juru bicara nasional dari BJP.
Dalam beberapa tahun terakhir Sharma menjadi sosok yang populer di mata pemirsa televisi India. Hampir dalam setiap perdebatan dia bisa berteriak dan mengecam lawan politiknya bahkan menyebut mereka dengan nama.
Dalam sebuah cuplikan video yang banyak dibagikan pendukungnya di Twitter belum lama ini, dia menyebut panelis sebagai "pendusta dan hipokrit" dan menyuruh mereka "tutup mulut".
Ketika video itu dia bagikan di Twitter, pengikutnya yang mencapai lebih dari setengah juta itu memujinya dan menyebut dia "singa betina dan sang pemberani yang garang".
Dalam sebuah pernyataannya setelah dipecat dari BJP, Sharma menulis dia menarik perkataannya tanpa syarat, tapi dia berusaha membela diri dengan menyebut ucapannya adalah reaksi atas "penghinaan terus-menerus terhadap dewa Hindu Shiva."
Pernyataan Sharma yang menghina Nabi Muhammad itu dia ucapkan saat berdebat soal Masjid Gyanvapi.
Umat Hindu mengklaim masjid di Kota Varanasi itu dibangun di atas puing-puing kuil Hindu pada abad ke-16 yang dihancurkan oleh raja Mughal Aurangzeb pada 1669.
Perselisihan ini harus diputuskan pengadilan tapi saling klaim kedua pihak ditayangkan tanpa henti di televisi dan Sharma selalu bersuara keras mewakili pandangan nasionalis Hindu.
Pada 27 Mei, komentarnya tentang Nabi Muhammad sangat keterlaluan dan dia tidak sanggup membendung akibatnya.
Setelah jurnalis dan pemeriksa fakta Muhammad Zubair membagikan video Sharma saat berkomentar itu di Twitter, Sharma kemudian mencuit kepada polisi Delhi bahwa dirinya "dibanjiri ancaman pemerkosaan, pembunuhan, terhadap kakaknya, ibunya, ayahnya dan dirinya."
Dia juga menuduh Zubair menyebarkan cerita bohong dan memicu perselisihan antar kelompok masyarakat. Dalam cuitannya itu dia menandai Perdana Menteri Modi, Menteri Dalam Negeri Amit Shah dan Presiden BJP JP Nadda.
Tapi protes warga muslim di Kota Kanpur, negara bagian Uttar Pradesh, berkembang jadi kekerasan. Disusul kemudian sejumlah negara Timur Tengah seperti Kuwait, Iran, Qatar, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi mengecam keras pernyataan Sharma yang menghina Nabi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia diminta proaktif mengingatkan India karena bisa mengganggu perdamaian dunia.
Baca SelengkapnyaCalon Wakil Presiden nomor urut satu, Muhaimin Iskandar menilai pencopotan KH Marzuki Mustamar sebagai Ketua PWNU Jawa Timur merugikan PBNU.
Baca SelengkapnyaPolisi di India viral di media sosial usai aksinya saat menendang jamaah Muslim yang sedang sholat Jumat.
Baca SelengkapnyaKekerasan meletus setelah pawai keagamaan kelompok Hindu melewati wilayah Nuh yang didominasi kelompok Muslim. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaSebuah masjid dibakar dan seorang ulama dibunuh dalam bentrokan kelompok agama India.
Baca SelengkapnyaNarendra Modi Deklarasikan Menang Pemilu India untuk Ketiga Kalinya, Tapi Partainya Kalah Telak
Baca SelengkapnyaPemerintah India diduga kuat ingin mengganti nama negara tersebut secara resmi menjadi 'Bharat'.
Baca SelengkapnyaMusyawarah Luar Biasa (MLB) PBNU untuk melakukan pergantian pengurus sangat mungkin terjadi.
Baca SelengkapnyaNusron menegaskan saat ini sudah banyak para tokoh sentral NU merapatkan barisan untuk pemenangan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, India Larang Sekolah Madrasah, Siswa Diminta Pindah ke Sekolah dan Ribuan Guru Terancam Menganggur
Baca SelengkapnyaPeserta Pra-Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama meminta Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mundur dari jabatannya.
Baca Selengkapnya