Protes Hong Kong Makin Beringas, Demonstran Tolak Larangan Pakai Masker
Merdeka.com - Ribuan demonstran Hong Kong kemarin kembali turun ke jalan di tengah hujan menolak larangan memakai masker saat demo yang pekan lalu diterapkan oleh pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam.
Para demonstran tetap berkukuh memakai masker dan memberi perlawan yang makin beringas kepada aparat keamanan. Demo kali ini bahkan diikuti para keluarga dan kaum lansia.
Dilansir dari laman CBS News, Senin (7/10), titik kerumunan massa terlihat di Taman Victoria, daerah pusat perbelanjaan Causeway Bay hingga ke kawasan bisnis keuangan internasional. Dengan membawa payung demonstran memakai masker khusus dan sebagian memakai topeng Guy Fawkes yang terkenal dari film V for Vendetta.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Mulai memasuki siang polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah demonstran yang melintas di dekat markas polisi.
"Kami sangat tidak setuju dengan aturan itu (larangan pakai masker)," kata Candy Lee yang baru keluar dari klinik gigi tempat dia bekerja, seperti dilansir laman Buzfeed News, Senin (7/10).
Seorang demonstran berusia 24 tahun terlihat berkeliling dengan kotak berisi masker dan menawarkan orang untuk memakainya.
"Saya baru memberikan sedikit karena kebanyakan orang sudah memakai masker," kata dia.
Di Kawasan Wan Chai, setelah melepaskan banyak tembakan gas air mata, polisi mulai menangkapi demonstran. Mereka yang sudah diringkus langsung dibuka maskernya oleh polisi dan dibawa untuk ditahan.
Di Sham Shui Po, seorang sopir taksi berusia sekitar 60-an tahun merangsek ke arah kerumunan massa dan melukai seorang perempuan. Massa bermasker yang marah kemudian menyeret si sopir keluar dari mobilnya dan memukulinya. Dia kemudian diselamatkan petugas pemadam kebakaran. Wajah dan kepalanya terlihat berdarah dan mobil taksinya dirusak.
Aktris lokal Celine Ma juga tampak berdarah wajah dan dadanya. Dia mengaku dipukuli demonstran karena dia merekam perbuatan mereka yang menyerang sebuah cabang Bank China di daerah itu.
Pihak rumah sakit mengatakan hingga pukul 23.00 ada 11 orang dirawat dan tiga di antaranya dalam kondisi kritis.
Pengadilan Tolak Permohonan Keberatan Larangan Pakai Masker
Masih di hari yang sama Pengadilan Hong Kong menolak pengajuan keberatan terhadap undang-undang darurat yang mengkriminalkan demonstran mengenakan masker saat demonstrasi. Putusan itu diketok pengadilan saat para aktivis kembali turun ke jalan menentang larangan tersebut pada Minggu (6/10/).
Larangan itu berasal dari keadaan darurat era kolonial yang sudah tidak digunakan selama setengah abad.
Aturan larangan memakai masker yang diberlakukan sejak Jumat lalu menyatakan para pelanggar bisa dihukum satu tahun penjara dan denda sebesar HKD 25.000 atau setara Rp 45 juta.
Anggota parlemen pro-demokrasi mendatangi Pengadilan Tinggi Hong Kong untuk membatalkan larangan tersebut, dengan alasan kekuatan darurat melewati legislatif dan melanggar mini-konstitusi kota. Tetapi seorang hakim senior menolak permintaan mereka.
Ketika putusan itu disampaikan, dua unjuk rasa dimulai di kedua sisi Victoria Harbour, dengan ribuan demonstran bertopeng berkumpul dalam hujan lebat.
Setelah empat bulan protes besar dan semakin keras, pemimpin Hong Kong pro-Beijing yang tidak terpilih di kota itu, Carrie Lam, mengajukan undang-undang era kolonial pada Jumat 4 Oktober yang memungkinkannya membuat "peraturan apa pun" selama masa bahaya publik.
Dia menggunakannya untuk melarang topeng --yang digunakan para pengunjuk rasa untuk menyembunyikan identitas mereka atau melindungi dari gas air mata-- dan memperingatkan akan menggunakan kekuatan untuk membuat peraturan baru jika kerusuhan tidak mereda.
Reporter: Raden Trimutia Hatta
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa pendukung hak angket yang geram langsung menyerang massa penolak hak angket.
Baca SelengkapnyaMassa mendorong hak angket DPR terkait hasil sementara penghitungan suara Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaKedua kubu awalnya hanya saling beradu argumen, namun situasi kian panas hingga diwarnai lemparan batu dan botol air mineral.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaMassa dari berbagai aliansi ini bersuara lantang menolak Pemilu curang.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa mendukung hak angket DPR terpantau melempari mobil komando massa penentang hak angket DPR.
Baca SelengkapnyaSituasi makin panas karena pendemo merangsek maju berhadapan dengan polisi.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaBarikade besi polisi tersebut berjarak sekitar 10 meter di bagian dalam gerbang yang roboh.
Baca SelengkapnyaDi sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaMassa akhirnya mundur secara perlahan dan membubarkan diri dari sekitar gedung DPR RI
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca Selengkapnya