Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Protes Hukuman Mati LGBT, George Clooney Serukan Boikot 9 Hotel Milik Sultan Brunei

Protes Hukuman Mati LGBT, George Clooney Serukan Boikot 9 Hotel Milik Sultan Brunei George Clooney pecinta binatang. © dailymail.co.uk

Merdeka.com - Bintang film Hollywood George Clooney menyerukan untuk memboikot sembilan hotel yang memiliki hubungan dengan Brunei. Seruan itu dia sampaikan sebagai bentuk protes penerapan sanksi hukuman mati untuk homoseksual yang mulai berlaku pekan depan di Brunei.

Dalam sebuah opini yang ditulis untuk Deadline, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (30/3), Clooney mengecam pengumuman Brunei bahwa mulai 3 April negara itu akan memberlakukan hukuman rajam dengan cara melempari batu atau mencambuk sampai mati. Aturan itu diperuntukkan bagi warga yang tertangkap basah melakukan perzinahan atau bagi para homoseksual.

"Biarkan itu meresap. Dalam gempuran berita di mana kita melihat dunia kembali menjadi otoriter yang berdiri sendiri," kata Clooney.

Dia menyerukan agar masyarakat bergabung dengannya segera memboikot sembilan hotel - tiga di Inggris, dua di AS, dua di Prancis dan dua di Italia. Termasuk Beverly Hills Hotel dan Bel-Air di Los Angeles, Dorchester di London dan Le Meurice di Paris.

Clooney mengatakan Badan Investasi Brunei memiliki hotel-hotel yang ia gambarkan sebagai beberapa "paling eksklusif" di dunia. Dia bahkan mengakui telah mencoba menginap di beberapa di antaranya, sampai akhirnya tahu siapa yang memilikinya.

"Setiap kali kita menginap, atau mengadakan pertemuan atau makan di salah satu dari sembilan hotel ini kita memasukkan uang langsung ke kantong orang-orang yang memilih untuk melempar batu dan mencambuk warga mereka sendiri karena menjadi gay atau dituduh berzina," jelas Clooney.

"Apakah kita benar-benar akan membantu membayar pelanggaran hak asasi manusia ini? Apakah kita benar-benar akan membantu mendanai pembunuhan warga negara yang tidak bersalah?"

Peraturan yang pertama kali diumumkan pada 2013 lalu itu implementasinya sempat tertunda karena mendapat tentangan internasional. Namun undang-undang tersebut mulai diterapkan secara bertahap sejak 2014. UU ini terinspirasi dari hukum syariah dari anggota parlemen. Hukum syariah ini hanya berlaku untuk warga muslim di negara tersebut.

Dikutip dari Sputnik, Kamis (28/3), Sebelumnya, Brunei telah memiliki hukuman untuk pelaku homoseksual yakni berupa penjara hingga 10 tahun. Tetapi dalam UU yang baru, pelakunya kemungkinan akan menghadapi eksekusi berupa hukum cambuk atau rajam.

Sebagaimana diketahui, Brunei Darussalam merupakan negara dengan jumlah penduduk 420.000 jiwa. Sekitar dua pertiga dari populasi negara merupakan muslim. Selain muslim, negara tersebut juga dihuni warga berkeyakinan Buddha dan Kristen.

Di Brunei sendiri tidak ada oposisi yang vokal menentang pemerintahan. Kritik publik terhadap pemerintahan Sultan Hassanal Bolkiah juga jarang terjadi. Bolkiah telah memerintah sejak 1967.

Pelaksanaan hukuman rajam akan disaksikan oleh sekelompok muslim.

Tahap implementasi terbaru, termasuk ketentuan baru yang brutal itu diam-diam diumumkan di situs web jaksa agung Brunei pada 29 Desember 2018.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia dengan cepat mengungkapkan kengerian pada hukum pidana terbaru, yang juga akan memerintahkan amputasi sebagai hukuman atas pencurian.

Saat itu, situs web pemerintah mengutip Sultan yang mengatakan bahwa pemerintahnya "tidak mengharapkan orang lain untuk menerima dan setuju dengan itu, tetapi akan cukup jika mereka hanya menghormati bangsa dengan cara yang sama seperti negara itu menghormati mereka."

"Peluncuran undang-undang baru itu atas kebijakan Sultan dan pada 29 Desember yang mengumumkan bahwa hukuman mati untuk homoseksual akan diterapkan pada bulan April. Sementara pencurian akan dihukum oleh amputasi di bawah undang-undang baru."

Peneliti Brunei di Amnesty International, Rachel Chhoa-Howard mengutuk aturan baru tersebut.

"Brunei harus segera menghentikan rencananya untuk menerapkan hukuman kejam ini, dan merevisi KUHP sesuai dengan kewajiban hak asasi manusianya. Komunitas internasional harus segera mengutuk tindakan Brunei untuk menerapkan hukuman kejam ini," katanya seperti diberitakan BBC, Jumat 29 Maret.

Reporter: Tanti Yulianingsih

Sumber: Liputan6.com

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Viral Jembatan Barelang Batam Dirukiah Gara-gara Sering Dijadikan Tempat Bunuh Diri, Netizen Ramai Komentar Begini
Viral Jembatan Barelang Batam Dirukiah Gara-gara Sering Dijadikan Tempat Bunuh Diri, Netizen Ramai Komentar Begini

Ikon kota Batam ini menjadi pilihan mengakhiri hidup hingga menimbulkan keresahan bagi beberapa warga sekitar.

Baca Selengkapnya
Aktor Malaysia Ingin Pemerintah Bangun Rumah Bordil Bagi Warga Asing, Ini Alasannya
Aktor Malaysia Ingin Pemerintah Bangun Rumah Bordil Bagi Warga Asing, Ini Alasannya

Aktor Malaysia Minta Dibangun Rumah Bordil Bagi Warga Asing, Begini Alasannya

Baca Selengkapnya
Pertama Kalinya Pangeran Muhammad Bin Salman Akhirnya Sebut Israel Lakukan Genosida Terhadap Rakyat Palestina di Gaza
Pertama Kalinya Pangeran Muhammad Bin Salman Akhirnya Sebut Israel Lakukan Genosida Terhadap Rakyat Palestina di Gaza

Puter Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman akhirnya menyatakan Israel pelaku genosida di Gaza, Palestina.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kutuk Pembakaran Kitab Suci, Presiden Iran Angkat dan Cium Alquran di Sidang Umum PBB
FOTO: Kutuk Pembakaran Kitab Suci, Presiden Iran Angkat dan Cium Alquran di Sidang Umum PBB

Presiden Iran mengutuk keras tindak pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark yang dibiarkan begitu saja dengan mengatasnamakan kebebasan berpendapat.

Baca Selengkapnya
Saudi Hukum Mati Kritikus Pemerintah Karena Cuitan di Media Sosial dengan Akun Hanya 9 Follower
Saudi Hukum Mati Kritikus Pemerintah Karena Cuitan di Media Sosial dengan Akun Hanya 9 Follower

Arab Saudi menghukum mati seorang kritikus pemerintah yang mengungkap dugaan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia melalui media sosial.

Baca Selengkapnya
Sosok Marcellus Williams Tahanan Muslim Tak Terbukti Membunuh Tetap Dieksekusi Mati di AS, Ucap Alhamdulillah Sebelum Wafat
Sosok Marcellus Williams Tahanan Muslim Tak Terbukti Membunuh Tetap Dieksekusi Mati di AS, Ucap Alhamdulillah Sebelum Wafat

Kisah Marcellus Williams terpidana Muslim di AS yang proses eksekusi matinya jadi sorotan.

Baca Selengkapnya
Luhut: Banyak Turis Asing Sengaja Nikahi Warga Bali Demi Bangun Villa, Terutama di Canggu
Luhut: Banyak Turis Asing Sengaja Nikahi Warga Bali Demi Bangun Villa, Terutama di Canggu

Luhut mengancam jika masih ada turis asing yang tidak mengikuti aturan main pemerintah maka akan dideportasi.

Baca Selengkapnya
Tentara Saudi Diizinkan Bunuh Warga Desa yang Menolak Digusur untuk Pembangunan Kota Futuristik Neom
Tentara Saudi Diizinkan Bunuh Warga Desa yang Menolak Digusur untuk Pembangunan Kota Futuristik Neom

Tentara Saudi Diizinkan Bunuh Warga Desa yang Menolak Digusur untuk Pembangunan Kota Futuristik Neom

Baca Selengkapnya
Petaka Hubungan Sejenis di Garut, Pria Berprofesi MC Dibunuh Pasangan yang Tidak Puas
Petaka Hubungan Sejenis di Garut, Pria Berprofesi MC Dibunuh Pasangan yang Tidak Puas

Pria asal Kecamatan Samarang, Garut, MES alias Ujang (24) membunuh teman lelakinya yang berinisial MR (30). Pembunuhan itu berawal dari hubungan sesama jenis.

Baca Selengkapnya
Ayatullah Ali Khamenei Sebut Penangkapan Saja Tidak Cukup, Netanyahu Harus Dihukum Mati
Ayatullah Ali Khamenei Sebut Penangkapan Saja Tidak Cukup, Netanyahu Harus Dihukum Mati

Hal ini disampaikan pemimpin tertinggi Iran setelah Mahkamah Kriminal Internasional mengeluarkan surat penangkapan untuk Netanyahu.

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Artis Hollywood yang Tunjukkan Dukungan untuk Palestina
Ini Daftar Artis Hollywood yang Tunjukkan Dukungan untuk Palestina

Para selebritis ini mengirim surat ke Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan mendesak dilakukan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya
Ketua MUI soal LGBT ASEAN Mau Kumpul di Jakarta: Yang Waras Jangan Diam, Lawan!
Ketua MUI soal LGBT ASEAN Mau Kumpul di Jakarta: Yang Waras Jangan Diam, Lawan!

Rencana diadakannya pertemuan komunitas LGBT se-ASEAN di Jakarta pada bulan Juli ini menimbulkan polemik dari berbagai pihak, tak terkecuali MUI.

Baca Selengkapnya