Puluhan Ribu Warga Brasil Demo Buruknya Penanganan Covid Presiden Jair Bolsonaro
Merdeka.com - Puluhan ribu warga Brasil bersatu turun ke jalan di kota-kota dan daerah di seluruh negeri pada Sabtu, memprotes buruknya penanganan krisi Covid-19 oleh Presiden Jari Bolsonaro dan retorika antivaksin.
Unjuk rasa besar ini juga dipicu lambannya peluncuran vaksinasi dan sikap presiden yang meremehkan tindakan pencegahan untuk menghentikan penyebaran virus.
Berdasarkan hasil survei Datafolha, 94 persen warga Brasil mendukung vaksinasi dan mengatakan mereka telah divaksinasi atau ingin divaksinasi. Hanya 5 persen responden mengatakan mereka belum divaksinasi dan tidak berencana untuk disuntik vaksin.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Bagaimana reaksi pengendara mobil saat diprotes? Pengemudi mobil itu justru membuka kaca sambil mengeluarkan pistolnya.
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
Walaupun memiliki kepala negara yang secara terbuka meremehkan Covid-19 sebagai tidak lebih dari flu ringan dan menyerang vaksin Pfizer dengan berseloroh mengatakan dapat mengubah orang menjadi buaya, dukungan warga Brasil dari dua spektrum politik terhadap vaksinasi meningkat.
“Saya di sini menentang pemerintah yang saya pandang (bersifat) genosida,” kata seorang profesor universitas, Adalberto Pessoa Junior kepada AFP saat aksi unjuk rasa pada Sabtu.
“(Mereka) bertanggung jawab karena tidak membeli vaksin dan (akibatnya) banyak orang meninggal,” lanjutnya, dikutip dari France 24, Selasa (27/7).
Angka kematian karena Covid-19 di Brasil telah mencapai sekitar 500.000, kematian tertinggi kedua di dunia setelah AS.
Menurutnya kelompok tengah-kanan, tengah, dan kiri sepakat penanganan Bolsonaro atas krisis Covid-19 buruk.
Bolsonaro sedang dalam penyelidikan terkait dugaan mengabaikan penyalahgunaan anggaran pemerintah saat pembelian vaksin dan popularitasnya anjlok sampai 24 persen, terendah sejak dia menjabat pada 2019.
Menurut Junior, banyak pemilih Bolsonaro yang mendukung pernyataannya soal karantina dan lockdown, tidak lagi simpati terkait penyataannya soal vaksin.
Dukung program vaksinasi
Brasil memiliki sejarah panjang dukungan terhadap kampanye vaksinasi, yang menjadi salah satu alasan banyaknya rakyat turun ke jalan menuntut manajemen vaksin yang lebih baik.
Pada 1973, selama kepemimpinan diktator militer, Program Imunisasi Nasional (PNI) dibentuk setelah program vaksinasi cacar berhasil membasmi penyakit tersebut di seluruh negeri. Termasuk program vaksinasi polio yang dimulai pada 1986. Enam tahun setelah mascot Ze Gotinha atau Droplet Joe diciptakan, polio berhasil diberantas dari negara tersebut. Sejak saat itu, Brasil membuat program pemberantasan tetanus dan campak.
“Ze Gotinha adalah contoh sempurna sebuah kampanye komunikasi strategis,” kata Direktur King’s Brazil Institute, Dr. Vinicius Mariano de Carvalho.
Carvalho mengatakan, maskot ini bisa menjangkau setiap orang, bahkan mereka yang kurang berpendidikan.
Namun saat ini, lanjutnya, tidak ada kampanye nasional vaksinasi yang lebih baik.
“Kurangnya kepemimpinan dari kementerian kesehatan termasuk kegagalan untuk mendistribusikan vaksin secara merata di semua strata sosial di negara bagian-negara bagian Brasil menyebabkan penundaan masif peluncuran (vaksin),” jelasnya.
Hanya 18 persen populasi orang dewasa Brasil yang telah divaksinasi penuh, dan sekitar 47 persen yang telah menerima suntikan dosis pertama.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengunjuk rasa dari berbagai kelompok elemen masyarakat mengepung Gedung DPR untuk menolak pengesahan revisi UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, melempar candaan saat ditanyai solusi mengatasi buruknya kualitas udara di Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaMereka melakukan long march sejak dari Taman Parkir ABA Yogyakarta hingga Kawasan Titik Nol Kilometer.
Baca SelengkapnyaMassa menolak kecurangan dalam Pemilu 2024 kembali berunjuk rasa di depan Gedung DPR. Unjuk rasa tersebut diwarnai dengan aksi bakar ban.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa mendesak DPR untuk segera mengajukan hak angket serta menuntut pemakzulan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMereka kemudian membakar spanduk besar bergambar Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, Kaesang Pangarep dan menantu Bobby Nasution
Baca SelengkapnyaMereka kompak mengenakan baju biru langit seraya membawa bendera dan atribut dukungan partai
Baca SelengkapnyaBesarnya massa membuat Prabowo sampai menjeda pidato, karena banyak korban jatuh pingsan
Baca SelengkapnyaGelombang pendemo kembali mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin 18 Maret 2023
Baca SelengkapnyaRatusan ribu orang turun ke jalan di Washington, Amerika Serikat kemarin untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Baca SelengkapnyaLewat salah satu posternya, Koalisi Ibukota tampak menyinggung kabar Presiden Joko Widodo yang mengalami batuk batuk selama 4 minggu karena udara buruk Jakarta.
Baca SelengkapnyaSituasi telrihat masih kondusif. Massa buruh hanya duduk sambil mendengarkan orasi politik dari mobil pikap komando.
Baca Selengkapnya