Puluhan Ribu Warga Myanmar Sembunyi di Hutan Setelah Kekerasan Terbaru Militer
Merdeka.com - Beberapa kemah yang tersebar di hutan itu berisi puluhan orang, beberapa kemah lainnya berisi lebih dari seribu orang. Orang-orang yang telantar ini tidur berkerumun di bawah terpal plastik untuk melindungi mereka dari hujan pada saat musim monsoon.
Persediaan makanan terbatas dan muncul tanda penyebaran penyakit, menurut sejumlah orang yang melarikan diri dari pertempuran terbaru di Negara Bagian Kayah, Myanmar. Pertempuran ini hanya satu dari beberapa konflik yang pecah sejak militer menggulingkan kekuasaan dalam kudeta 1 Februari, melengserkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
“Beberapa anak mengalami diare. Sulit mendapatkan air bersih di sini. Beberapa orang tidak mendapat kesempatan untuk membawa nasi atau makanan,” jelas Foung (26), yang hanya memberi nama panggilan karena takut akan keselamatannya.
-
Dimana kamp romusa di Myanmar? Video tersebut memperlihatkan suasana kamp romusa di Thanbyuzayat, Myanmar.
-
Siapa yang akan mewakili Myanmar di KTT? 'Pemimpin dan Menteri Luar Negeri Myanmar nanti akan diwakili oleh pihak nonpolitical representative, sama seperti KTT sebelumnya,' kata Sidharta.
-
Dimana Rohingya tinggal? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Apa yang terjadi pada warga Kampung Bayam? Ketua Kelompok Tani Kampung Susun Bayam (KSB) Furqan diduga ditangkap paksa Polres Jakarta Utara jelang buka puasa pada Selasa, 2 April 2024.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa itu Rohingya? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
“Kami berdoa,” ujarnya, membagikan gambar terpal tersampir di antara batu-batu besar di bawah pohon tempat dia sekarang tidur, dikutip dari Reuters, Jumat (18/6).
PBB memperkirakan hampir 110.000 orang telantar di Negara Bagian Kayah karena kekerasan terbaru.
Dengan pertempuran baru di wilayah utara dan barat Myanmar, totalnya hampir 200.000 orang melarikan diri dari rumahnya sejak kudeta, sejauh ini merupakan pergerakan massal terbesar sejak eksodus 700.000 warga Muslim Rohingnya pada 2017 saat operasi militer di negara bagian Rakhine.
Reuters tidak bisa menghubungi junta untuk dimintai komentar terkait hal ini.
Militer melabeli lawannya sebagai teroris, termasuk Pasukan Pertahanan Rakyat seperti Pasukan Pertahanan Nasional Karenni yang telah bertempur di wilayah itu sejak bulan lalu, yang awalnya memicu kematian di pihak tentara.
Walaupun kelompok ini menyampaikan pihaknya akan menghentikan serangan pada Selasa setelah permintaan dari masyarakat, banyak dari mereka yang mengungsi di hutan takut kembali ke rumah mereka.
“Beberapa orang dari desa-desa terpencil pulang ke rumah mengambil beras dan barang-barang selama periode gencatan senjata, tapi banyak yang tidak berani menetap,” kata John Canaydy, dari sebuah desa dekat daerah Demoso, pusat banyak pertempuran.
Canaydy berada dalam daftar perburuan junta karena terlibat dalam unjuk rasa anti militer.
“Tinggal di kamp lebih aman daripada di rumah kami sendiri,” lanjutnya.
Dalam sebuah buletin yang terbit pada Selasa, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan menyampaikan upaya bantuan oleh kelompok nasional dan internasional untuk melengkapi pekerjaan masyarakat lokal belum cukup untuk memenuhi semua kebutuhan.
"Upaya menemui tantangan akses karena ketidakamanan dan hambatan," katanya.
Beberapa pengungsi berusaha menyelinap ke daerah dan desa-desa terpencil pada malam hari berusaha untuk mendapatkan makanan dan membawanya kembali ke hutan.
Sedikitnya tiga relawan dibunuh pasukan junta ketika mereka berusaha membawa bantuan. Hal ini disampaikan Direktur Kelompok HAM Karenni, Banya Khung Aung.
“Sepertiga populasi sekarang berada di hutan,” ujarnya.
“Pengabaian bisa menghilangkan banyak nyawa.”
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nelayan Aceh melakukan penyelamatan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka saat cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaKonflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya kembali terdampar di wilayah Pidie, Aceh, Rabu (15/11). Sehari sebelumnya 196 orang yang terdampar, kali ini jumlahnya 146 orang.
Baca SelengkapnyaRatusan pengungsi Rohingya yang menumpang satu kapal kayu terdampar di tepi pantai Kulee Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Selasa (14/11).
Baca SelengkapnyaTak tanggung-tanggung, ribuan hektar disediakan Bangladesh untuk para pengungsi.
Baca SelengkapnyaPeran para wanita dibutuhkan dalam menambah personel untuk melawan junta militer Myanmar.
Baca SelengkapnyaKejadian ini yang kedua kalinya setelah pada Jumat (31/5) kemarin, juga ada pengungsi yang kabur.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.
Baca SelengkapnyaTiga pengungsi rohingya kabur dari gedung Balee Meuseuraya di Aceh saat salat subuh pada Selasa (22/1).
Baca SelengkapnyaDiketahui jumlah imigran Rohingya yang tiba di Aceh, telah melebihi 800 orang.
Baca SelengkapnyaRatusan pengungsi Rohingya kembali tiba di Aceh. Hingga Minggu pagi, para pengungsi ini masih berkumpul di pinggir pantai, setelah turun dari sebuah kapal kayu.
Baca SelengkapnyaSebanyak 152 orang etnis Rohingya asal Myanmar terdampar di Pantai Dewi Indah, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.
Baca Selengkapnya