Putrinya Tewas Dibom, Tokoh Ultranasionalis Rusia Minta Putin Balas Ukraina
Merdeka.com - Kematian Darya Dugina, putri tokoh ultranasionalis Rusia Aleksander Dugin, yang tewas karena bom mobil meminta agar Presiden Rusia Vladimir Putin dapat lebih cepat memenangi perang melawan Ukraina.
Dikutip dari The New York Times, Senin (22/8), Dugin menyatakan “Kami hanya membutuhkan kemenangan. Putriku menyerahkan hidupnya di altar. Jadi, mohon, menanglah!”.
Dugin menuturkan Darya adalah “seorang gadis Ortodoks yang cantik, seorang patriot, seorang koresponden militer, seorang pakar TV dan seorang filsuf. Pidato dan laporan beritanya selalu mendalam, membumi dan terkendali. Dia tidak pernah menyerukan kekerasan atau perang. Dia adalah bintang yang sedang naik daun di awal perjalanannya.”
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Kapan Putin menyampaikan belasungkawa? Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa terhadap semua korban serangan teroris di gedung teater Crocus City Hall.
-
Siapa yang terlibat dalam insiden tersebut? Dalam sebuah video yang dibagikan akun Instagram @kejadiansmg pada Selasa (12/9), tampak seorang pengendara motor merekam sebuah mobil yang mencoba menghentikannya.
-
Apa yang terjadi pada Uni Soviet? Misi Krikalev bertepatan dengan keruntuhan dramatis Uni Soviet.
-
Siapa yang terlibat dalam insiden ini? Seorang driver taksi online di kawasan Jakarta Pusat tengah ramai jadi perbincangan usai kedapatan emosi ke penumpang wanita.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
Kematian Darya sempat menimbulkan kehebohan di kalangan lingkaran dalam Presiden Putin. Dinas intelijen Rusia, FSB, menyatakan ada campur tangan Ukraina atas kematian Darya.
Russia Today melaporkan, FSB telah mengidentifikasi pelaku peledakan bom mobil yang bernama Natalya Vovk berumur 43 tahun berkebangsaan Ukraina.
Hingga hari ini, Ukraina membantah ikut campur atas kejadian bom mobil itu. Namun, keterlibatan Ukraina semakin terlihat setelah identitas Natalya Vovk ditemukan dalam daftar personel Garda Nasional Ukraina. Vovk pun memiliki keterkaitan dengan resimen neo-Nazi Ukraina, Batalion Azov.
Sebelumnya, Dugin menyatakan kematian putrinya adalah aksi teror yang telah dilakukan rezim Nazi Ukraina.
“Hati kita merindukan lebih dari sekedar balas dendam atau pembalasan” tutur Dugin.
Dugin mendesak agar Kremlin meningkatkan serangannya kepada Ukraina untuk membalas kematian putrinya.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Megawati tak ingin Indonesia berkonflik dengan negara-negara yang ada di Asia Tenggara lainnya.
Baca SelengkapnyaBabak Belur, Begini Wajah Para Tersangka Penembakan Massal di Gedung Konser Rusia
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 orang termasuk dua anak-anak tewas dan 111 orang luka-luka usai serangan Ukraina.
Baca SelengkapnyaPara peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Baca SelengkapnyaPelaku diduga anak dari anggota di DPR RI dari PKB.
Baca SelengkapnyaPutin mengusulkan kunci penyelesaian konflik Israel-Palestina adalah membentuk negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Baca SelengkapnyaIni menjadi serangan paling mematikan di Kharkiv sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaAda hubungan terlarang yang memicu kekesalan dan dendam tersangka.
Baca SelengkapnyaAksi ini sebagai bentuk duka cita atas tragedi penembakan di Crocus City Hall, Moskow, yang menewaskan 143 orang.
Baca SelengkapnyaKronologi Polisi Tembak Polisi di Rusun Polri Cikeas Bogor
Baca SelengkapnyaDepan para anggota dewan di Komisi III DPR, menegaskan bahwa korban penganiayaan Ronald Tannur itu meninggal akibat pendarahan hebat
Baca Selengkapnyatim investigasi Kemenkes sudah memberikan datanya kepada penyidik kepolisian.
Baca Selengkapnya