Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Putusnya Hubungan Anak dan Orangtua karena Ketakutan pada Junta Militer Myanmar

Putusnya Hubungan Anak dan Orangtua karena Ketakutan pada Junta Militer Myanmar Seorang pejuang Pasukan Pertahanan Tanah Chin di sebuah lokasi di perbatasan India-Myanmar, negara b. ©Rupak De Chowdhuri/Reuters

Merdeka.com - Setiap hari dalam tiga bulan terakhir, rata-rata enam atau tujuh keluarga di Myanmar memuat pemberitahuan di koran pemerintah menyatakan memutuskan hubungan dengan anak, keponakan, dan cucu mereka yang secara terbuka menentang junta militer yang berkuasa.

Pemberitahuan semacam itu mulai muncul pada November setelah militer yang melakukan kudeta tahun lalu mengumumkan akan mengambil alih properti penentangnya dan menangkap orang-orang yang memberi perlindungan bagi para pengunjuk rasa. Serangkaian penggerebekan rumah-rumah kemudian menyusul.

Lin Lin Bo, bekas sales mobil yang bergabung dengan kelompok bersenjata untuk melawan militer, adalah salah satu anak yang dibuang orang tuanya dari sekitar 570 pemberitahuan yang dikaji Reuters.

"Kami mengumumkan kami membuang Lin Lin Bo karena dia tidak pernah mendengarkan keinginan orang tuanya," jelas pemberitahuan yang dimuat orang tuanya, San Win dan Tin Tin Soe di koran The Mirror pada November, seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Senin (7/2).

Kepada Reuters dari kota di perbatasan Thailand di mana dia tinggal setelah melarikan diri dari Myanmar, pria 26 tahun itu mengatakan ibunya mengatakan dia dibuang setelah tentara mendatangi rumah keluarganya untuk mencarinya. Beberapa hari kemudian, Lin Lin menangis membaca pemberitahuan tersebut di koran.

"Kawanku berusaha meyakinkanku bahwa itu tidak bisa dihindari bagi para keluarga yang berada di bawah tekanan," ujarnya kepada Reuters.

"Tapi hati saya hancur," lanjutnya.

Dihubungi Reuters, orang tua Lin Lin menolak berkomentar.

Menargetkan keluarga aktivis oposisi merupakan taktik yang digunakan militer Myanmar dalam kekacauan pada 2007 dan akhir 1980-an tapi digunakan lagi sejak kudeta 1 Februari dalam skala yang lebih luas, menurut staf advokasi senior kelompok HAM Burma Campaign UK, Wai Hnin Pwint Thon.

Membuang anggota keluarga secara publik, yang memiliki sejarah panjang dalam budaya Myanmar, adalah salah satu cara menanggapi. Wai Hnin mengatakan, dia melihat jauh lebih banyak pemberitahuan semacam itu di media saat ini daripada di masa lalu.

"Anggota keluarga takut dilibatkan dalam tindak pidana," jelasnya.

"Mereka tidak ingin ditangkap, dan mereka tidak ingin bermasalah."

Juru bicara militer tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters terkait isu ini. Pada November lalu, juru bicara militer Zaw Min Tun mengatakan warga yang membuat pengumuman tersebut di kotan masih bisa didakwa jika terbukti mendukung oposisi.

Sampai revolusi berakhir

Seorang jurnalis, So Pyay Aung menyampaikan kepada Reuters, dia merekam polisi huru hara menggunakan tongkat dan perisai untuk membubarkan pengunjuk rasa dan melakukan siaran langsung duntuk situs berita Democratic Voice of Burma tahun lalu. Setelah pihak berwenang memburunya, dia mengatakan dia bersembunyi di berbagai lokasi berbeda di Myanmar sebelum melarikan diri ke Thailand bersama istri dan putrinya yang masih bayi. Dia dibuang ayahnya pada November.

"Saya mengumumkan saya membuang putra saya karena dia melakukan kegiatan yang tidak bisa dimaafkan menentang keinginan orang tuanya. Saya tidak punya tanggung jawab apapun yang berkaitan dengannya," jelas sebuah pemberitahuan yang dimuat ayahnya, Tin Aung Ko, di koran pemerintah Alinn.

"Ketika saya lihat koran yang menyebut pemutusan ikatan dengan saya, saya merasa agak sedih," kata So Pyay Aung kepada Reuters.

"Tapi saya paham orang tua saya takut tekanan. Mereka mungkin khawatir rumah mereka disita atau ditangkap."

Ayahnya, Tin Aung Ko, menolak berkomentar.

Dua orang tua lainnya yang membuang anak mereka, meminta tak disebutkan namanya, mengatakan kepada Reuters, pemberitahuan yang mereka pasang di koran tujuan utamanya adalah mengirim pesan kepada pihak berwenang bahwa mereka tidak harus bertanggung jawab atas tindakan anak-anak mereka.

"Putriku melakukan apa yang dia yakini, tapi saya yakin dia akan khawatir kalau kami terkena masalah," kata salah satu ibu.

"Saya tahu dia bisa memahami apa yang saya lakukan padanya."

Lin Lin Bo berharap suatu hari dia bisa pulang ke rumah dan menghidupi keluarganya.

"Saya ingin revolusi ini segera berakhir sesegera mungkin," ujarnya kepada Reuters.

Penyatuan kembali mungkin memungkinkan bagi beberapa keluarga yang terpisah dengan cara ini, menurut aktivis HAM Wai Hnin Pwint Thon.

"Kecuali mereka melakukannya dengan benar dengan pengacara dan surat wasiat, maka hal-hal ini tidak dapat dianggap sah secara hukum," jelasnya terkait pemberitahuan tersebut.

“Setelah beberapa tahun, mereka bisa kembali menjadi keluarga.”

So Pyay Aung mengatakan takut perpisahan dengan orang tuanya itu permanen.

"Saya bahkan tidak punya rumah untuk pulang setelah revolusi," ujarnya kepada Reuters.

"Saya sangat khawatir sepanjang waktu karena orang tua saya berada di bawah rezim militer."

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Fakta Baru Sekeluarga Tewas Bunuh Diri di Penjaringan, Ini Isi Handphone Korban
Fakta Baru Sekeluarga Tewas Bunuh Diri di Penjaringan, Ini Isi Handphone Korban

Satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan dua anak nekat lompat dari lantai 21 apartemen Penjaringan

Baca Selengkapnya
Antusias Warga Saat Prajurit TNI Pulang Tugas dari Papua, Para Bocah Melambaikan Tangan
Antusias Warga Saat Prajurit TNI Pulang Tugas dari Papua, Para Bocah Melambaikan Tangan

Prajurit TNI pulang kampung usai tugas di Papua, warga berdatangan dan sambut kepergian prajurit TNI sambil melambaikan tangan.

Baca Selengkapnya
5 Alasan Anak Putuskan Menjauh dari Orang Tua, Jangan Salahkan Mereka
5 Alasan Anak Putuskan Menjauh dari Orang Tua, Jangan Salahkan Mereka

Hubungan orang tua dan anak dapat menjadi renggang dan menjauh karena beberapa alasan.

Baca Selengkapnya
Anak Gangguan Mental Emosial saat Ini Lebih Banyak Dibanding Dulu, Ini Penjelasan BKKBN
Anak Gangguan Mental Emosial saat Ini Lebih Banyak Dibanding Dulu, Ini Penjelasan BKKBN

Peran keluarga sangat vital dalam menjaga kestabilan kondisi mental anak-anak.

Baca Selengkapnya
Momen Haru TNI yang Lama Bertugas di Papua Kembali Pulang, Anak Tak Mau Digendong hingga Nangis saat Bertemu
Momen Haru TNI yang Lama Bertugas di Papua Kembali Pulang, Anak Tak Mau Digendong hingga Nangis saat Bertemu

Momen haru anggota TNI yang lama bertugas jauh dari keluarga yang akhirnya pulang. Sang anak tampak tak mengenali bahkan menangis saat bertemu ayahnya.

Baca Selengkapnya
Beri Efek Jera, 8 Foto Ayu Ting Ting Bakal Laporkan Akun Medsos Yang Hina Bilqis dan Keluarga
Beri Efek Jera, 8 Foto Ayu Ting Ting Bakal Laporkan Akun Medsos Yang Hina Bilqis dan Keluarga

Usut punya usut, rupanya ibu satu anak itu membicarakan langkah yang diambil untuk orang-orang yang telah menghina Bilqis Khumairah Razak dan keluarganya.

Baca Selengkapnya
Viral Momen Dramatis Perpisahan Mahasiswa KKN dengan Warga Setempat, Diwarnai Aksi Saling Tarik hingga Isak Tangis
Viral Momen Dramatis Perpisahan Mahasiswa KKN dengan Warga Setempat, Diwarnai Aksi Saling Tarik hingga Isak Tangis

Kuliah Kerja Nyata selalu punya cerita unik tersendiri dari tiap kelompok.

Baca Selengkapnya
Lelah Mediasi 6 Kali Selalu Gagal, Kesehatan Nenek di Banyuasin yang Diusir Anak Angkat Menurun
Lelah Mediasi 6 Kali Selalu Gagal, Kesehatan Nenek di Banyuasin yang Diusir Anak Angkat Menurun

Kesehatan nenek ST (73), menurun akibat kelelahan menghadapi masalah dengan anak angkatnya

Baca Selengkapnya
VIDEO: Satu Keluarga Tewas di Tangan Remaja 17 Tahun, Motif Diduga Sakit Hati Cinta Tak Direstui
VIDEO: Satu Keluarga Tewas di Tangan Remaja 17 Tahun, Motif Diduga Sakit Hati Cinta Tak Direstui

Remaja 17 tahun berinisal JND, menjadi pelaku pembunuhan satu keluarga di Penajam Paser Utara

Baca Selengkapnya
Momen Perpisahan Prajurit TNI dengan Ibu-ibu di Papua, Penuh Haru Diberi Hadiah Manis
Momen Perpisahan Prajurit TNI dengan Ibu-ibu di Papua, Penuh Haru Diberi Hadiah Manis

Di balik pertemuan, selalu ada perpisahan. Hal tersebut juga terjadi pada sejumlah prajurit TNI dengan seorang ibu di Papua berikut ini.

Baca Selengkapnya
Dampak Broken Home, Lengkap Beserta Cara Mengatasinya
Dampak Broken Home, Lengkap Beserta Cara Mengatasinya

Broken home adalah istilah untuk menggambarkan situasi di mana sebuah keluarga mengalami perpisahan dan perceraian antara pasangan suami dan istri.

Baca Selengkapnya