Raja Abdullah mangkat, Israel sedih kehilangan sekutu dekat
Merdeka.com - Mangkatnya Raja Abdullah akhir pekan ini tidak hanya memicu suasana berkabung di seantero Timur Tengah. Israel termasuk yang galau dengan pergantian kekuasaan mendadak di Arab Saudi.
Sumber International Business Times, Sabtu (24/1) mengatakan pemerintahan Israel kini berusaha menjalin komunikasi dengan Pangeran Salman, penguasa baru Negeri Petro Dollar itu.
Israel berkepentingan memastikan penguasa baru Saudi tidak mengubah Kesepakatan pada 2002 yang dibuat Liga Arab. Dalam perjanjian tersebut, anggota Liga Arab mau berdamai dengan Israel asal tentara Zionis menarik diri dari wilayah Palestina.
-
Bagaimana konflik Israel dan Palestina dimulai? Konflik yang bermula sejak tahun 1947 ini bahkan masih sering memanas.
-
Kapan kemerdekaan Palestina terjadi di masa lalu? Jika dirunut kembali ke masa lalu, kemerdekaan daerah yang berjuluk Palestina itu ternyata pernah berlangsung beberapa kali.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Israel dan Palestina? Pada akhir perang pada Juli 1949, Israel menguasai lebih dari dua pertiga bekas Mandat Inggris, sementara Yordania menguasai Tepi Barat dan Mesir menguasai Jalur Gaza.
-
Kenapa Mesir dan Israel berdamai? Sadat menjajaki perjanjian damai antara Israel dan Mesir. Puncaknya adalah perjanjian Camp David yang ditandatangani di Amerika Serikat oleh Presiden Sadat dan PM Israel.
-
Bagaimana Palestina merdeka dikaitkan dengan hadis? Pertama yakni soal narasi saat khilafah tiba di Baiqtul Maqdis (Yerusalem/Palestina), maka akan terjadi bencana besar dan kiamat akan semakin dekat.
-
Apa permintaan Arab ke Israel? 'Kami mengatakan ke Israel jangan lakukan ini, kami bilang ke mereka jangan percaya Hamas, Hamas adalah Ikhwanul Muslimin, Israel harus mengalahkan Hamas. Kami tidak akan menyampaikan ini secara publik, tapi kami mendukung kekalahan Hamas,' kata Raja Yordania, Abdullah II, seperti diungkap Woodward dalam bukunya.
Tidak hanya berdamai, negara teluk seperti Saudi, Uni Emirat Arab, atau Yaman bersedia membangun hubungan bilateral dengan Zionis. Termasuk soal perdagangan dan keamanan.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama pun memahami kegalauan Israel. Sehingga saat mengucapkan bela sungkawa kemarin, poin yang dia tekankan adalah pentingnya pemimpin baru Saudi untuk mempertahankan hasil kesepakatan 2002.
"Inisiatif Liga Arab adalah kebijakan penting dari mendiang Raja Abdullah. Langkah beliau penting menjaga stabilitas di Timur Tengah," kata Obama.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam kesempatan terpisah juga mengakui krusialnya perjanjian Liga Arab. "Inisiatif tersebut merupakan jalan satu-satunya Israel dalam bernegosiasi dengan dunia Arab," tuturnya.
Sesaat setelah dinobatkan sebagai penguasa baru Saudi, Pangeran Salman menegaskan tidak akan mengeluarkan kebijakan yang berbeda drastis dari kakak tirinya.
Dengan demikian, pria 78 tahun itu pun akan tetap menjaga hubungan ambigu dengan Israel. "Kami akan terus mengikuti kebijakan yang telah Arab Saudi ikuti sejak berdirinya," dalam pidato yang disiarkan televisi negara. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel
Baca SelengkapnyaPengaran MBS kembali menegaskan sikap Kerajaan Saudi dalam konflik Palestina-Israel.
Baca SelengkapnyaSaudi Kembali Tegaskan Israel Tidak Dapat Hidup Tanpa Adanya Negara Palestina
Baca SelengkapnyaKisah Raja Arab Saudi pro-Palestina yang meninggal karena ditembak oleh keponakannya sendiri.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Baca SelengkapnyaSalat Gaib dipimpin oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.
Baca SelengkapnyaArab Saudi menjadi salah satu negara yang dicemooh karena memilih sikap tidak acuh atas penderitaan warga Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaPara pemimpin Arab ini mengungkapkan keinginannya saat bertemu Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.
Baca SelengkapnyaMBS juga menyerukan "kejahatan brutal" Israel di Gaza dihentikan.
Baca SelengkapnyaPuter Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman akhirnya menyatakan Israel pelaku genosida di Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaNegara-Negara Arab dan Muslim Kumpul di Saudi, Serukan Sanksi Bagi Israel atas Kejahatan Perang di Gaza
Baca SelengkapnyaSaudi Abaikan Normalisasi dengan Israel Imbas Gaza, Malah Perkuat Hubungan dengan AS
Baca Selengkapnya