Ramai Ajak Boikot Produk Prancis, Warganet Pakistan Malah Boikot Produk Sendiri
Merdeka.com - Prancis menjadi berita utama setelah memutuskan mendukung penerbitan ulang kartun Nabi Muhammad, yang dikecam negara-negara Muslim seluruh dunia.
Penerbitan kartun itu memicu sejumlah serangan kekerasan termasuk pemenggalan seorang guru di pinggiran kota Paris, Samuel Paty, setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad saat mengajar di kelas.
Serangan kembali terjadi pada 29 Oktober. Penyerang yang membawa pisau membunuh tiga orang di sebuah gereja di kota Nice. Walaupun polisi belum mengungkap motif pelaku, insiden itu terjadi menyusul dukungan Presiden Prancis Emmanuel Macron atas penerbitan ulang kartun kontroversial tersebut.
-
Bagaimana respon umat Islam terhadap karikatur? Banyak umat Islam yang menekankan bahwa gambar karikatur Nabi Muhammad adalah penghujatan, sementara banyak orang Barat yang membela hak kebebasan berbicara.
-
Kenapa Jyllands-Posten menerbitkan karikatur Nabi Muhammad? Surat kabar tersebut mengumumkan bahwa hal tersebut adalah upaya untuk berkontribusi pada perdebatan tentang kritik terhadap Islam dan sensor diri.
-
Kapan karikatur Nabi Muhammad diterbitkan? Surat kabar Denmark, Jyllands-Posten, menerbitkan kartun satir nabi Muhammad pada tanggal 30 September 2005.
-
Siapa yang menggambar karikatur Nabi Muhammad? Kurt Westergaard adalah seorang kartunis Denmark yang karikatur Nabi Muhammadnya membuat marah banyak umat Islam di seluruh dunia.
-
Kenapa kartun populer? Selama lebih dari 1 abad, kartun adalah bentuk seni yang sudah menjadi bagian integral dari budaya populer. Pertama kali kartun muncul di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
-
Siapa saja tokoh-tokoh utama dalam kartun anak muslimah lucu? Kartun ini tak lain menampilkan karakter utamanya yang merupakan anak bernama Nussa dengan sang adik, Rara. Bagian yang membuat banyak orang tersentuh adalah karakter Nussa yang begitu besar hatinya menerima kekurangan dirinya dan tetap beraktivitas sebagaimana biasa.
Pakistan dan Turki adalah negara yang paling depan menyerukan boikot produk Prancis.
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan juga mengkritik Macron karena sikapnya telah mendorong munculnya Islamofobia dengan menyerang Islam daripada teroris pelaku kekerasan.
Saat warganet dari negara Muslim ramai mengajak boikot di media sosial, warga Pakistan malah memboikot produk buatan negaranya sendiri.
Dikutip dari Eurasian Times, Selasa (3/11), biskuit merek Lu yang diserukan warganet untuk diboikot ternyata produk Pakistan, bukan buatan Prancis seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Lu memang terdaftar sebagai merek dagang Prancis. Tapi pada 2007, perusahaan Amerika, Kraft Foods, membelinya dari Prancis.
Pada 2012, Kraft Foods memutuskan memecah perusahaannya menjadi dua dan membentuk perusahaan baru Mondelez International, yang menangani seluruh bisnis biskuit dan coklat internasional.
©twitter.com/AwaisBa49992170Continental Biscuits Limited (CBL), sebuah perusahaan Pakistan, bergabung atau joint venture dengan Mondelez International dengan kepemilikan saham masing-masing 50,5 persen dan 49,5 persen.
Di tengah seruan boikot, perusahaan tersebut menerbitkan pernyataan mengklarifikasi bahwa perusahaannya dikelola dan dioperasikan di Pakistan dengan kepemilikan saham mayoritas dipegang Pakistan.
"Kami ingin dengan tegas menyatakan bahwa biskuit CBL dan LU - diproduksi di Pakistan - TIDAK BERHUBUNGAN dengan, dan TIDAK ADA KEPEMILIKAN oleh perusahaan Prancis ataupun Prancis," jelasnya dalam sebuah pernyataan di situsnya.
"CBL dengan keras mengutuk tindakan penistaan baru-baru ini di Prancis, terhadap Nabi Muhammad (SAW) yang kita cintai," tambah pernyataan itu.
"Jika masyarakat yang memboikot produk tersebut sedikit saja berusaha mencari tahu kebenarannya, mereka akan menyadari bahwa boikot akan menyakiti Pakistan, bukan Prancis," kata pendiri CBL, Hasan Ali Khan kepada BBC.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi keras datang dari umat muslim di seluruh dunia akibat penerbitan gambar karikatur Nabi Muhammad saat itu.
Baca SelengkapnyaSekolah-sekolah di Prancis menyuruh pulang siswi-siswi muslim karena mereka menolak melepaskan abaya atau pakaian muslimah mereka.
Baca SelengkapnyaDewan HAM PBB kemarin menyetujui resolusi tentang kebencian agama setelah insiden pembakaran Alquran di Swedia bulan lalu
Baca SelengkapnyaPresiden Iran mengutuk keras tindak pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark yang dibiarkan begitu saja dengan mengatasnamakan kebebasan berpendapat.
Baca SelengkapnyaSebuah akun Tik Tok bernama ud.syafaat membagikan momen dirinya membuang semua produk pro Israel.
Baca SelengkapnyaBeberapa merek atau produk bahkan telah menyatakan diri independen setelah kampanye boikot di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaHarus dicari jalan yang lebih masuk akal agar kekerasan terhadap Palestina bisa dihentikan.
Baca SelengkapnyaAksi boikot berimbas pada anjloknya bisnis beberapa perusahaan multinasional di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaPenggunaan abaya atau gamis bagi perempuan dan anak perempuan Muslim dilarang sejak tahun lalu.
Baca SelengkapnyaDewan HAM PBB kemarin menyepakati adanya perbedaan resolusi soal kasus kebencian agama setelah terjadi insiden pembakaran kitab suci Alquran di Swedia.
Baca SelengkapnyaSurvei Global: 1 dari 3 Orang di Dunia Boikot Produk karena Perang Israel di Gaza, Termasuk Orang Indonesia
Baca SelengkapnyaBulan lalu, aktivis sayap kanan Belanda melakukan pembakaran Alquran.
Baca Selengkapnya