Ratusan Anak ISIS Meninggal di Kamp Penampungan Suriah
Merdeka.com - Anak-anak dari anggota kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) banyak yang meninggal karena mereka tidak mendapat pertolongan dari kelompok bantuan dan juga berada dalam pengawasan keamanan yang ketat.
Demikian pendapat LSM medis Dokter Tanpa Batas --Medecins Sans Frontieres (MSF)-- yang mengatakan masalah keamanan dan kurangnya perhatian internasional menyebabkan terjadinya sejumlah kematian.
"Kami merasa ini adalah kematian yang bisa dihindari. Meninggalnya anak-anak karena penyakit yang bisa dicegah adalah hal yang tidak bisa terima," kata manajer MSF di Suriah Will Turner kepada ABC.net.au, dilansir pada Senin (27/5).
-
Dimana anak-anak dikorbankan? Sejauh ini, para peneliti baru bisa mengidentifikasi sisa-sisa 64 anak dari total 106 anak yang ditemukan pada 1967, di sebuah tangki air bawah tanah yang dikenal sebagai chultun, di situs Chichén Itzá, Meksiko Selatan.
-
Siapa yang membantu anak korban perang? Dukungan psikologis, pendidikan, dan bantuan kesehatan mental yang tepat sangat penting untuk membantu anak-anak korban perang mengatasi efek psikologis yang mereka alami.
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
-
Mengapa anak-anak dikorbankan? Pemakaman anak-anak di gundukan ini mungkin merupakan persembahan untuk memberi energi pada ladang,' kata Prieto, seperti dikutip Live Science.
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Gundukan berukuran 60 x 20 meter itu berisi 76 anak-anak dan dua orang dewasa yang dikorbankan itu berkaitan dengan peradaban Suku Chimu, peradaban yang dikenal karena karya seni dan tekstilnya dari abad ke-12 hingga abad ke 15.
Dari sekitar 11 ribu warga asing, tujuh ribu di antaranya adalah anak-anak, menyerahkan diri dan sekarang ditampung di kamp pengungsi al-Hawl di Suriah yang kerap menampung eks-militan ISIS.
MSF mengatakan pembatasan ini menyebabkan para pengungsi tidak mendapatkan layanan kesehatan yang tersedia bagi sekitar 60 ribu pengungsi lain yang ada di kamp pengungsi penampung eks-militan ISIS tersebut.
"Bantuan untuk kawasan yang menampung pengungsi asing itu minimal," katanya.
"Sejauh ini yang diberi akses hanyalah klinik menggunakan mobil dan kami satu-satunya badan yang bekerja di sana," tambahnya.
"Ini berarti para petugas kesehatan kami bekerja dari mobil yang diparkir di sana."
Will Turner mengatakan LSM medis MSF khawatir bahwa pertimbangan keamanan lebih dipentingkan dibandingkan masalah kemanusiaan dan kesehatan.
"Persediaan air dan situasi sanitasi di sini buruk sekali, kondisi kesehatan dasar seperti toilet yang bersih, sabun untuk cuci tangan, dan air minum yang bersih, hal-hal yang seperti ini tidak tersedia di kamp."
Pihak berwenang Kurdi yang menguasai wilayah tersebut, Democratic Autonomous Administration of North and East Syria (DAA), mengatakan sekitar 300 anak-anak dari keluarga militan ISIS telah meninggal sejak kantong terakhir mereka, Baghouz, dilumpuhkan.
DAA mengatakan penyebab kematian kebanyakan adalah karena gizi buruk, kurangnya pasok medis, dan sedikitnya dukungan terhadap kamp pengungsi dari PBB.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral Video Dua Bocah Palestina Ditembak Mati Sniper Israel di Tepi Barat
Baca SelengkapnyaPria Palestina itu berjalan di tengah banjir dan hujan deras dengan menggendong jenazah seorang gadis korban serangan Israel yang terbungkus kain kafan putih.
Baca SelengkapnyaSerangan besar-besaran Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 1.200 orang, sebagian adalah anak-anak.
Baca SelengkapnyaKuburan massal ini ditemukan setelah kelompok pemberontak yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham menggulingkan rezim Bashar Al-Assad.
Baca SelengkapnyaSelain itu, banyak anak yang hidup sebatang kara karena keluarga mereka terbunuh dalam serangan brutal Israel.
Baca SelengkapnyaPertumpahan darah di sekolah-sekolah yang diubah menjadi tempat pengungsian di Jalur Gaza telah menjadi pemandangan yang berulang sepanjang perang.
Baca SelengkapnyaPBB: Setiap Hari Ada 10 Anak Gaza yang Satu atau Dua Kakinya Harus Diamputasi karena Serangan Israel
Baca SelengkapnyaMiliter Israel memerintahkan para pengungsi Gaza menuju lokasi pos pemeriksaan identitas.
Baca SelengkapnyaIni adalah kuburan massal ketiga yang ditemukan di RS Al-Shifa.
Baca SelengkapnyaSebuah kuburan massal warga Gaza, Palestina, Kembali ditemukan di area Rumah Sakit Al-Shifa.
Baca SelengkapnyaKorban tewas warga palestina di Gaza hingga kini sudah tembus 40.000 jiwa selama 10 bulan perang yang masih berlangsung.
Baca SelengkapnyaAgresi Israel di Gaza telah membunuh lebih dari 14.000 warga sipil.
Baca Selengkapnya