Rekrut 30.000 Relawan Uji Vaksin, Moderna Perbanyak Warga Hispanik dan Kulit Hitam
Merdeka.com - Perusahaan bioteknologi yang berbasis di Massachusetts, Amerika Serikat, Moderna telah selesai merekrut sebanyak 30.000 sukarelawan. Mereka akan dilibatkan dalam tahap akhir pengujian klinis kandidat vaksin virus corona.
Uji coba kali ini melibatkan lebih banyak kalangan minoritas di AS yakni warga kulit hitam dan hispanik atau latin. Sebelumnya peneliti vaksin khawatir bahwa penelitian mereka yang lebih banyak diuji pada sukarelawan kulit putih tidak akan mampu meyakinkan kelompok minoritas bahwa vaksin berhasil di komunitas mereka.
Dikutip Business Insider, Kamis (22/10), 30.000 sukarelawan itu secara acak menerima dua dosis suntikan eksperimental vaksin atau suntikan air asin dengan plasebo. Hasil dari uji coba akan menunjukkan apakah vaksin dapat mencegah kasus Covid-19 yang bergejala. Hasilnya diharapkan akan keluar pada November.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang mengembangkan vaksin kanker Rusia? Direktur Jenderal Pusat Penelitian Medis Radiologi Kementerian Kesehatan Rusia, Andrey Kaprin, menyampaikan 'Rusia telah mengembangkan vaksin mRNA sendiri untuk kanker, yang akan didistribusikan secara gratis kepada pasien.'
-
Siapa saja yang terlibat dalam proyek ini? Kesepakatan ketiga perusahaan ini akan berlangsung pada business matching di flagship event KTT ASEAN ke-43 yaitu ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berlangsung pada 5 - 6 September 2023.
-
Apa itu vaksin kanker Rusia? Vaksin kenker berteknologi mRNA ini diklaim tidak hanya mampu menekan pertumbuhan tumor, tetapi juga mencegah penyebarannya (metastasis).
Dari data yang dirilis, sekitar 11.000 peserta berasal dari komunitas minoritas, mencapai 37% dari uji coba. Itu termasuk lebih dari 6.000 orang yang diidentifikasi sebagai hispanik atau latin dan 3.000 yang mengidentifikasi sebagai kulit hitam atau Afrika-Amerika.
Merekrut kelompok minoritas telah lama menjadi kegagalan industri obat-obatan dalam melakukan uji coba. Studi vaksin virus corona awal, misalnya, sekitar 90% sukarelawan berkulit putih dan kurang dari 1% berkulit hitam.
Bagan menunjukkan perubahan dramatis di bulan terakhir percobaan, merekrut hampir seluruhnya sukarelawan non-kulit putih. Populasi percobaan terakhir adalah 63% berkulit putih, 20% Hispanik/Latin, 10% Hitam atau Afrika Amerika, dan 4% Asia.
Pada pertengahan September, CEO Stephane Bancel mengatakan kepada Business Insider bahwa jumlah peserta dari kalangan kulit hitam "agak terlalu rendah", yang menyebabkan perlambatan yang disengaja. Moderna menutup situs percobaan yang tidak berhasil mendaftarkan orang kulit berwarna.
"Kami mengatakan mari kita memperlambat dengan pada dasarnya menutup situs yang tidak melakukan pekerjaan yang baik dalam merekrut minoritas, dan mari kita mendukung situs yang telah melakukan pekerjaan yang baik dalam merekrut minoritas," katanya.
"Kami ingin membuat vaksin ini jadi jika berhasil dan disetujui, orang-orang menggunakannya," tambah Bancel. "Akan sangat menyedihkan jika salah satu komunitas besar di negara ini tidak memiliki perwakilan yang cukup, bahwa orang-orang tidak merasa vaksin itu aman untuk kumpulan keragaman genetik mereka, dan efektif."
Moderna adalah salah satu dari dua pembuat vaksin terkemuka yang bertujuan untuk mendapatkan persetujuan darurat potensial sebelum akhir tahun ini. Program vaksin Covid-19 terkemuka lainnya dipimpin oleh Pfizer dan BioNTech, yang telah mendaftarkan kurang dari 40.000 orang dalam studinya, menurut pembaruan yang diberikan Senin. CEO Pfizer mengatakan perusahaan mungkin tahu apakah vaksin itu manjur atau tidak pada akhir bulan ini.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.
Baca SelengkapnyaPelatihan yang diberikan oleh Biofarma maupun Unpad di masa mendatang para peniliti tersebut bisa mempunyai pabrik vaksin di negara mereka masing-masing.
Baca SelengkapnyaPenerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.
Baca SelengkapnyaPengumuman penerima penghargaan Nobel adalah salah satu yang dinantikan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui BUMN bersama MSD sepakat tingkatkan edukasi tentang HPV.
Baca SelengkapnyaVaksin kanker akan mulai didistribusikan awal tahun 2025.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi ungkap cara pemerintah mencegah penyebaran penyakit monkey pox (Mpox) di Indonesia
Baca SelengkapnyaAdapun ruang lingkup kerja sama tersebut meliputi dukungan tenaga ahli kesehatan di Klinik Kimia Farma.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca Selengkapnya