Revolusi Sunyi dari Mereka yang Takut Berdemonstrasi
Merdeka.com - Ribuan tenaga kerja Myanmar melancarkan aksi mogok kerja dalam beberapa bulan terakhir sejak kudeta 1 Februari lalu.
Pegawai, dokter, insinyur, petugas bea cukai, buruh pelabuhan, petugas kereta api, dan pekerja tekstil, semua bergabung dalam gerakan pembangkangan sipil (CDM).
Sejumlah tenaga kerja termasuk dari korban 550 orang tewas akibat kekerasan militer sejak terjadi kudeta. Sebagian lagi ditangkap atau masih hilang.
-
Siapa saja yang terlibat di kegiatan Kemnaker? Pertemuan ini memiliki arti penting bagi pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia, dan menjadi momentum penting mewujudkan sinergitas dan kolaborasi pemerintah pusat,' 'Lalu pemerintah, daerah serta organisasi Internasional dengan Kemnaker sebagai leading sector pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia,' ucapnya.
-
Siapa yang terlibat dalam kerja sama? Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dr Sandi Nugroho, mengatakan sebagai garda terdepan dalam mengelola dan menyampaikan informasi kepada masyarakat. Divisi Humas Polri berupaya menyesuaikan tren kekinian generasi milenial melalui peningkatan digitalisasi informasi, melalui aplikasi Portal Humas Presisi, yang merupakan rumah besar bagi seluruh aplikasi dan platform online yang dimiliki Divhumas Polri.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang terlibat dalam gotong royong? Konsep gotong royong mencerminkan semangat kebersamaan dan saling membantu antaranggota masyarakat dalam menyelesaikan berbagai tugas atau masalah bersama-sama.
-
Siapa saja yang terlibat dalam upacara bendera? Saat mengikuti kegiatan ini, peserta upacara harus kompak dalam mengikuti aturan dan aba-aba dari petugas upacara.
Namun mereka mengatakan junta memaksa mereka melakukan tindakan radikal, meski mereka tidak bisa ikut turun ke jalan bersama demonstran yang lain.
"Saya tidak punya uang lagi. Saya takut, tapi tidak ada pilihan. Kami harus menghancurkan kediktatoran ini," kata Aye, pegawai bank berusia 26 tahun kepada AFP, seperti dilansir laman Channel News Asia, Senin (5/4).
"Kami tidak berdemo di jalanan, kami terlalu takut masuk daftar militer sebagai orang yang akan ditangkap. Revolusi kami adalah revolusi sunyi."
Perlawanan mereka terus berlanjut meski militer-- lewat media pemerintah-- kerap mengancam orang untuk tetap pergi bekerja. Para tenaga kerja itu justru makin kuat.
"Gerakan kami terus tumbuh," kata Thaung, pegawai penerbangan kepada AFP seraya mengatakan lebih dari separuh dari 400 pegawai di departemennya belum kembali bekerja.
Krisis ini kian menyulitkan perekonomian Myanmar, salah satu negara miskin di Asia, di tengah hantaman pandemi. Sekitar seperempat penduduk hidup dengan kurang dari USD 1 per hari.
"Junta tidak siap dengan perlawanan semacam ini," kata Francoise Nicolas, Direktur Asia Institut Hubungan Internasional Prancis.
Dengan pegawai perbankan yang mogok dan tenaga kerja kesulitan mendapat upah dan mesin ATM juga kosong.
Sektor garmen Myanmar yang sebelum kudeta berkembang pesat dengan lebih dari 500.000 tenaga kerja kini ambruk.
Perusahaan asing seperti H&M asal Swedia dan Benetton Italia mengumumkan mereka menunda pesanan sementara pabrik tekstil milik perusahaan China yang memproduksi merek-merek Barat terbakar.
Situasi buruk juga dialami para petani. Harga benih dan pupuk terus meroket, sementara mata uang, kyat, terus merosot nilainya. Harga-harga melambung.
Harga bahan bakar di Yangon naik 50 persen Maret lalu, kata koran the Mywaddy.
Barang-barang kebutuhan pokok, bahan bangunan, peralatan medis yang biasanya diimpor dari China mulai langka.
"Para pengusaha China tidak mau lagi mengekspor karena rakyat Birma memboikot produk-produk mereka dan menuduh Beijing mendukung junta," kata Htwe Htwe Thein, profesor bisnis internasional di Universitas Curtin Australia.
Junta Kaya Raya
Meski kondisi ekonomi ambruk, junta militer masih tutup mata dengan penderitaan rakyat Myanmar.
Junta masih menikmati keuntungan berkat konglomerasi yang mereka kuasai, dari mulai sektor transportasi, pariwisata, perbankan. Mereka menghasilkan miliaran dolar sejak 1990, kata Amnesty International.
Amerika Serikat dan Inggris sudah menjatuhkan sanksi kepada junta namun banyak negara lain yang berbisnis dengan Myanmar menolak melakukan hal sama.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap berbagai isu yang dinilai merugikan para pekerja di industri tekstil.
Baca SelengkapnyaBuruh meminta stop PHK buruh tekstil hingga mencabut Permendag Nomor 8 Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaMereka menuntut DPR untuk menunda pembahasan RUU Kesehatan dalam Omnibus Law.
Baca SelengkapnyaDalam aksi demonstrasi tersebut para ASN tenaga honorer menuntut 3 poin.
Baca SelengkapnyaAda Demo Buruh, Pengendara Hindari Jalan Gatot Soebroto Arah Slipi dan Kawasan Monas
Baca SelengkapnyaFront Penyelamat Demokrasi dan Reformasi ini dibentuk untuk menyikapi Pemilu 2024 yang diduga berjalan dengan penuh kecurangan.
Baca SelengkapnyaRibuan buruh dari sejumlah aliansi itu mengepung Patung Kuda di berbagai sisi saat berunjuk rasa memperingati May Day atau Hari Buruh, pada 1 Mei.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaKemacetan parah terjadi ketika ribuan buruh menggelar aksi unjuk rasa memperingati May Day atau Hari Buruh Sedunia di sejumlah titik di Jakarta.
Baca SelengkapnyaSejauh ini Kepolisian Resor Kota (Polresta) Tangerang telah berkoordinasi dengan sejumlah serikat pekerja untuk pengawalan tersebut
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka meminta pemerintah mencabut Omnibus Law Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja beserta PP Turunannya.
Baca SelengkapnyaRatusan buruh ramai-ramai konvoi menuju Istana Merdeka untuk berunjuk rasa selama peringatan May Day atau Hari Buruh Sedunia, pada 1 Mei 2024.
Baca Selengkapnya